Chapter 19 - Question

370 47 6
                                    

"Kamu tidak perlu menjawab bila tak ingin, mengerti ?" Tanya Minho setelah semua selesai sarapan. Saat ini mereka masih ada di meja makan, dengan Minho duduk menempelkan kursinya ke kursi Jisung. Tangan kiri Minho melingkari pinggang Jisung, sedangkan yang lebih muda menikmati affogato sebagai dessert yang matenya buatkan.

"Hm" Jawab Jisung singkat sambil mengangguk pelan karena mulutnya masih berisi ice cream

"Kau seperti seorang ibu mengantarkan anaknya ke interview hyung" Celetuk Changbin yang duduk di seberang Jisung, seketika langsung dipelototi oleh Minho.

"Ok, ada yang ingin memulai bertanya ?" Chan memulai dengan nada ramahnya

"Aku" Seketika Hyunjin berkata sambil mengangkat tangannya tinggi tinggi membuat semuanya terkejut dan menoleh kepadanya.

"Hm, apa yang ingin kau tanyakan?" Kata Jisung setelah menelan ice cream di mulutnya

"Aku dengar kau menyerang Minho hyung saat pertama bertemu, Kenapa  ?, tidak mungkin kau tidak mengenali Minho hyung sebagai matemu." Tanya Hyunjin berterus terang membuat semua orang mematung dan suasana menjadi canggung, bahkan Jisung yang tadinya hendak menyuap ice cream dia letakkan kembali sesendok ice cream tersebut ke gelas penuh kopi.

"Hyunjin, pertanyaan itu terlalu to the point"Bisik Chan yang dibalas dengan muka bingung Hyunjin.

"Dia tidak bisa membaca suasana, seperti Changbin Hyung"Saut Seungmin menggelengkan kepalanya dan mendapatkan pelototan mata dari Changbin yang dia abaikan.

"Kau tidak perlu menjawab pertanyaannya Sungie" Bisik Minho di telinga Jisung, Changbin hanya memperhatikan keadaan sambil menyipitkan mata

"Apa salahku bertanya seperti itu, apa kalian tidak penasaran ?" Tanya Hyunjin lagi dengan mengangkat kedua tangannya, dan tentu membuatnya mendapatkan death glare dari Minho yang membuat nyalinya menciut meskipun dia tidak paham apa yang salah dari pertanyaannya.

"Pertanyaanmu tak salah, hanya timing nya yang tidak tepat. Seharusnya itu kamu tanyakan agak nantian, bukan di awal yang biasanya pertanyaan basa basi." Jelas Changbin kemudian

"Oh, pertanyaanku bukan pertanyaan basa basi ?" Tanya Hyunjin lagi menghadap ke Changbin

"Sungie jangan hiraukan dia" Bisik Minho lagi ke Jisung yang sejak tadi tidak bergerak. Akhirnya Jisung menghela nafas cukup panjang.

"Tidak hyung, aku akan menjawabnya. Ini lebih mudah bagiku, aku akan menjelaskan semuanya dari awal sehingga semua jelas." Jawab Jisung sambil menatap Minho dengan raut sendu dan mengusap tangan kanan Minho yang ada di meja.

"Okay baby" Bisik Minho lagi sambil mengecup ujung kepala Jisung. "Tidak apa bila kau berhenti di tengah jalan saat bercerita, hyung ada disini" Lanjutnya kemudian dibalas anggukan oleh Jisung. 

Jisung menunduk memainkan kedua tangannya yang berada dipangkuannya, tidak tau harus menatap kemana. Jisung membuka mulutnya, namun tidak ada suara yang keluar. Ternyata cukup sulit bagi Jisung menemukan keberanian untuk menceritakan tentang dirinya, tentang masa lalunya yang banyak berisi dengan hal yang tidak indah. Masa lalu Jisung yang dia kubur dalam dalam karena dia menganggapnya sebagai sebuah luka, sebuah kelemahan yang membuat dia kembali menjadi anak kecil yang rapuh. Belum ada sepatah katapun keluar dari mulutnya namun, bayangan akan masa lalunya sudah lebih dulu bermain di otaknya. 

'Kau tidak perlu bercerita bila terlalu berat, mate bilang tidak masalah. Toh kau telah menceritakan ke mate kita.' Bisik Serene

Namun Jisung bersikukuh untuk mencoba membuka diri, ibunya berkata untuk mempercayai coven ini. Namun membuka diri tidak semudah yang dia kira, Jisung mulai berkeringat padahal dia tidak melakukan apapun. Tanpa dia sadari pandangannya mulai mengabur oleh air mata. Jisung pun menggigit bibirnya, membuat suara rengekannya tertahan di kerongkongan.

Fated || Minsung [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang