Chapter 58

2 0 0
                                    

Aku cuma seorang bidak untuk kalian atur-atur !

Setelah pulang dari rumah pak Andra membuat Bima tidak bisa berkata-kata lagi. Wajahnya tampak sedih dan kecewa. Seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya tentang keluarganya.

Selama ini Bima hidup dengan penuh kebohongan. Bahkan, sudah banyak korban yang tidak bersalah demi menutupinya darinya.

Naiara yang memperhatikan wajah Bima seperti itu juga ikut sedih. Ia tidak pernah melihat Bima sekecewa itu. Apalagi keluarganya sendiri yang melakukannya. Hal ini yang tidak diinginkan Naiara jika Bima mengetahui kebenarannya. Sudah pasti berat bagi Bima untuk menerimanya.

"Aku tau hal ini berat buat kamu tuk menerimanya. Tapi, seperti itulah yang terjadi. Maafin aku udah nutupin hal ini dari kamu."

"Ternyata selama ini kamu juga tau kebenarannya dan kamu gak ngasih tau ke aku ? Nai.. ??"

"Aku juga baru tau setelah aku berhasil menemukan Atifa waktu itu."

"Makanya kamu kabur dan ninggalin aku gitu aja ? Iya ?__Nai, kamu tau kan.. Seberapa khawatirnya aku disaat kamu gak pulang waktu itu ? Semua tempat udah aku datangi cuma tuk nemuin kamu. Apa kamu gak merasa bersalah sedikitpun sama aku ?"

"Aku tau kamu khawatir sama aku. Dan aku minta maaf, aku salah gak bilang dulu ke kamu. Tapi kamu tau kan, meskipun aku bilang juga, kakek gak bakalan izinin aku tuk pergi kemana-mana. Selalu aja diikutin sama bodyguard-bodyguard itu."

"Tapi kalo masalahnya udah seperti ini, apa kamu masih mau tetap nyembunyiin hal ini semua dari aku ? Sampai aku merasa bodoh dihadapan kalian semua. Yang gak tau apa-apa."

"Bukan gitu maksud aku."

"Aku mau tanya satu hal sama kamu.. Sebenarnya kamu nganggap aku ini siapa sih ? Orang asing ? Orang asing yang gak berhak tuk ikut campur ke dalam masalah kamu ?"

"Aku gak ngasih tahu kamu bukan karena kamu berasumsi seperti yang kamu pikirkan barusan. Tapi karna aku takut, kalau suatu waktu kamu tau kebenarannya seperti apa, kamu pasti bakalan kayak gini. Sulit buat percaya dan nerimanya. Selama ini yang kamu tau, mereka memperlakukan kamu layaknya pewaris tunggal mereka. Tapi kenyataannya, malah kebalikannya. Hal itu yang buat aku gak bisa ngasih tahu kamu. Kamu pasti nganggap aku mengada-ngada."

"Jadi menurut kamu, sebaiknya aku gak berhak tuk tau semuanya, gitu ?"

Bima pun langsung berjalan terlebih dahulu meninggalkan gadis itu. Sepertinya dia masih belum bisa menerima semuanya.

"Bim.. Bimaa.." Panggil Naiara, tapi tak diperdulikan oleh Bima. "Bima tunggu.."

Saat ini perasaan Bima benar-benar hancur. Dihancurkan oleh orang-orang yang dipercayainya. Keluarganya.

Namun, ketika Naiara menyusul pria itu. Ia melihat keberadaan para bodyguard papanya Bima sudah menghadang mereka.

Untung saja pak Andra dan keluarganya sudah Bima pindahkan ke tempat yang lebih aman, sehingga mereka tidak bisa menemukan keluarga itu.

"Tuan muda, papa tuan muda menyuruh tuan muda agar segera pulang." Ucap salah satu bodyguard itu.

"Aku bisa pulang sendiri." Sambil melindungi Naiara dibelakangnya. Lalu segera membawa Naiara masuk ke dalam mobilnya. Diikuti para bodyguard itu dari belakang mereka.

"Aku tau kamu masih gak terima karena aku gak ngasih tau kamu. Tapi marahnya jangan lama-lama. Aku benar-benar minta maaf. Aku janji.. Setelah ini, setiap ada masalah apapun mau sekecil apapun, kamu orang pertama yang aku kasih tau dulu." Sambil mengangkat sebelah tangannya tanda sudah berjanji terhadap pria itu.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang