perjanjian hitam putih

87 7 0
                                    

Azka terus berjalan tanpa mempedulikan perempuan yang terus mengoceh di belakangnya.

Dia segera masuk ke dalam pintu apartemen melalui scan sidik jari. Sesaat sebelum benar-benar pintu tertutup rapat. Azka terhenti saat perempuan itu setia berdiri di depan apartemennya dengan senyum merekah.

"Saya tau Bapak bisa melihat saya, jadi jangan berpura-pura lagi," katanya.

Azka mendengus kasar lantas kembali membuka pintu. "Mau kamu apa?"

Perempuan itu menyahut, "Tinggal di sini."

Raut pria itu berubah datar. "Gila kamu."

"Hantu mana sih Pak yang masih bisa waras?"

"Ah iya saya melupakan hal itu."

Segera Azka mengembalikan kefokusanya agar tidak terlarut pada percakapan sia-sia ini. "Saya tidak tau apa alasan kamu menguntit saya. Intinya saya tidak menerima kamu tinggal di sini. Silahkan pergi dan kembali ke tempat asal kamu."

Pasalnya saat Azka bertemu dengan perempuan ini, pria itu mengira bahwa dia hanyalah manusia biasa. Sebab tidak ada yang berubah dari tubuh gadis tersebut.

"Masa bapak memperbolehkan hantu lain tinggal di sini tapi saya ngga? Jangan rasis begitu lah, Pak."

"Mereka tidak mengganggu seperti kamu."

Perempuan itu kekeuh. "Saya janji kok selama saya tinggal di sini, saya ngga akan ganggu Bapak."

"Maaf tapi tetap tidak bisa."

"Selama saya ada di sisi Bapak, saya yakin seratus persen bahwa Bapak ngga akan diganggu 'mereka' lagi."

Azka sudah malas berdebat dengan hantu gila itu. Dia segera menutup pintu apartemen meninggalkan sosok tersebut sendirian.

Saat Azka berbalik badan, pria itu kembali dikejutkan dengan makhluk berambut panjang. Jarak mereka hanya beberapa senti meter dari wajahnya membuat ritme jantung Azka lebih cepat dari biasanya.

Kemudian pria itu kembali membuka pintu. Perempuan itu masih berdiri di sana. Kini dengan menyilangkan kedua tangannya seolah tahu apa yang baru saja terjadi.

"Masih sanggup tinggal sendirian, Pak? Kalau jadi saya sih bakal terima tawaran ini."

Hantu-hantu di apartemennya mulai aktif menampakkan diri secara brutal. Azka tahu faktornya. Ini pasti karena hantu-hantu itu melihat Azka berbicara dengan perempuan di depannya yang juga sama-sama bagian dari mereka.

"Oke saya terima," putusnya cepat.

Perempuan ini bersorak-sorai karena berhasil membujuk tuan rumah. Namun selebrasinya terpotong oleh ucapan Azka.

"Tapi ingat, jangan pernah menginjak area teritorial di apartemen saya. Kamu mengerti?"

"Saya akan mengerti kalau bapak menjelaskan daerah teritorial yang Bapak maksud itu."

Azka membuka lebar-lebar pintu apartemennya. Membiarkan gadis itu masuk dengan percuma. Namun saat hantu tak dikenal itu justru mengulurkan tangan membuat Azka menaikkan satu alisnya.

"Apa?"

"Ini sebagai bukti sah pertama bahwa Bapak mengizinkan saya tinggal di sini."

Perempuan bergaun summer floral itu mengembangkan senyum saat Azka dengan ragu menjabat tangannya yang semu.

Akhirnya dengan perasaan bahagia, gadis itu masuk ke dalam apartemen milik Azka. Setelah sekian lama dia punya tempat tinggal juga. Tidak luntang-lantung sebagai hantu jalanan.

NICE TO MEET YOU (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang