"Iya, aku bicara dengan salah satu dari 'mereka'."
"Sejak kapan, Ka?"
Clara menatap netra sang kekasih. Sepertinya niat jalan-jalan mereka tertunda dengan topik pembicaraan ini.
"Sejak kita pergi dari pasar malam," jujur Azka.
"Udah lama banget," gumam gadis itu pelan.
Azka menghela napas. "Aku mau jujur sama kamu sekarang. Aku nggak akan memaksa kamu buat ngerti. Dan kalaupun kamu mau marah, it's okey. Aku bakal terima."
"Kamu ngomong apa sih, Ka? Jangan bikin aku deg-deg an deh!" ujar Clara disempatkan dengan kekehan meski tidak ada yang lucu. Gadis itu merasa takut dengan percakapan mereka.
Nabiga menggigit bibir bawahnya. Ia takut Clara akan menjauhi Azka setelah ini.
"Setelah kita berdua pulang dari pasar malam, aku ngga pernah tau kalau aku diikutin sama salah satu hantu, Ra. Aku baru sadar sewaktu mau naik ke lantai apartemen."
"Awalnya aku berusaha pura-pura ngga tau, tapi 'dia' terus mendesak untuk tinggal di apartemenku karena sebuah alasan."
Hati Clara mencelos. Tinggal bersama?
Clara tersenyum getir, "Pasti dia perempuan ya?"
Terpaksa Azka mengangguk. "Namanya Nabiga."
Kekasihnya itu tiba-tiba teringat akan adanya boneka dinosaurus di apartemen Azka, kemudian 'permainan sewa rumah' katanya?
Clara tidak tahu harus merespon bagaimana. Ia jelas tahu yang mengikuti Azka hanyalah sesosok hantu. Tetapi bila sampai merubah sikap Azka yang sampai membeli boneka dan tersenyum begitu manis? Clara tidak bisa menerimanya begitu saja.
"Alasan kenapa aku terima dia untuk tinggal di apartemen adalah dia butuh bantuanku. Aku juga butuh bantuannya."
"Kamu butuh bantuan apa, Ka? Kenapa ngga minta tolong aja sama aku? Pacar kamu masih hidup, loh."
Azka tahu betul akan begini jadinya. "Sebelum kedatangan hantu itu, aku sering banget diganggu sama mereka. Kami berdua saling melakukan perjanjian. Kamu juga udah pernah liat perjanjian itu."
"Kamu yang cegah aku buat baca kalau lupa," katanya dengan nada kecewa.
"Sekarang aku bakal jelasin sejelas-jelasnya."
"Isi perjanjiannya adalah dia ngga boleh masuk ke dalam kamarku ataupun area-area pribadi. Aku selalu ngelarang dia, Ra. Bahkan selama ini, hantu itu selalu tidur di depan ruang TV."
"Tapi dia bisa aja ngelanggar itu tanpa sepengetahuan kamu, Azka." Clara menatap tidak percaya.
Azka menggeleng. "Engga, Ra. Aku bisa jamin itu ngga pernah terjadi."
Kemudian pria itu kembali melanjutkan perkataannya. "Lalu perjanjian yang utama adalah dimana kehadiran dia buat aku terhindar dari gangguan mereka. Sampai saat ini, aku udah ngga pernah lagi liat 'mereka' ada di dalam apartemen."
"Dia selalu ngikutin kemanapun aku pergi untuk menuhin janjinya."
"Lalu alasan tentang dia butuh aku, itu memang benar. Nabiga hilang ingatan selama jiwanya pergi berkelana. Dia ngga tau siapa dan dari mana dia berasal. Bahkan kejadian kematiannya aja dia lupa."
"Aku harus bantu dia kembali."
Clara menggelengkan kepalanya kecewa. "Aku ngga butuh penjelasan kamu sama dia, intinya adalah kenapa kamu ngga jujur dari awal?"
"Jadi selama ini dia selalu tau pembicaraan kita? Bahkan sekarang ini?" Azka mengangguk pelan. Dia merasa begitu bersalah karena telah membohongi Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NICE TO MEET YOU (Selesai)
FantasyKalian pikir menjadi indigo itu enak? Setiap jam, setiap menit dan setiap detik Azka harus menyiapkan mental untuk bertemu mereka yang tak kasat mata. Ia harus setia berpura-pura tidak tahu meski bulu kuduknya sering meremang. Namun pada suatu ka...