Semenjak terpilih menjadi ketua tim Hercules alias project perusahaan membuat Azka sering kali pulang larut untuk membahas kelanjutan pekerjaan yang ia handle juga jadwal-jadwal meeting yang padat.
Dan selama itu juga, Nabiga tidak pernah melewatkan hari menemani Azka bekerja. Meski berakhir bosan sendiri.
Pak Zayn yang ikut turun tangan langsung ke lapangan sering kali memantau pekerjaan para pegawainya.
Seperti saat ini, Azka tengah meminta pendapat pada Pak Bos atas hasil putusan yang dibuatnya bersama para anggota tim Hercules.
Pak Zayn mengangguk-angguk saat Azka menjelaskan dan menggeser-geser layar tablet. "Rancangan kalian sangat menarik menurut saya. Apalagi hal ini belum ada di pasaran dunia."
"Tapi saran saya, coba lakukan pengembangan lebih daripada ini. Kamu di sini terlalu mengedepankan fungsional tanpa memperhatikan estetika-nya. Coba kamu seimbangkan itu."
Azka tentu menerima saran tersebut dengan rendah hati. "Terimakasih, Pak atas sarannya. Akan kami kembangkan lagi rencana yang telah dibuat."
Pria itu berbalik badan seraya menghembuskan napasnya lelah. Bagaimanapun energi cukup terkuras akhir-akhir ini. Tapi ia selalu menyemangati diri dengan kepercayaan yang diberi oleh Pak Zayn.
"Semangat Pak Azka!" seru Nabiga dari kursi area meeting.
Azka mengangguk semangat setelah Nabiga memberi dorongan mental padanya. Nyatanya dorongan dari orang lain memiliki pengaruh terhadap kegiatannya.
Saat Azka keluar dari ruang meeting, Nabiga tidak berniat mengekori pria itu. Ia ingin menghabiskan waktu di tempat yang cukup private ini.
Dari sini pula ia bisa memandang Pak Zayn yang fokus pada laptopnya. Sangat keren di mata Nabiga.
Pak Zayn merasa lelah dengan indera penglihatannya. Ia kemudian melepas kacamata baca miliknya dan meletakkannya di atas meja.
Pria itu memandang ke depan dengan wajah datarnya seraya menyilangkan kedua tangannya. Namun tiba-tiba sesuatu hal terjadi mengejutkan Nabiga.
Pak Zayn melirik ke arahnya, tepat ke manik matanya.
Nabiga mematung di tempat.
"Pak Bos bisa ngeliat keberadaan gue?" batinnya ketar-ketir.
"Iya, saya bisa melihat kamu," kata pria itu seolah menjawab ekspresi terkejut Nabiga.
Gadis itu tidak harus bereaksi dengan apa. Seperti maling yang kepergok mencuri oleh polisi. Ingin kabur rasanya dari sini, namun pandangan Pak Zayn lumayan mencekam membuatnya terkungkung di ruangan ini.
"Berarti selama saya ngikutin Pak Azka, Pak Zayn tau?"
Melihat pria itu mengangguk membuat Nabiga merapatkan bibirnya. Berarti selama ini dia mengagumi Pak Zayn terbongkar dong? Kembalikan urat malu Nabiga sekarang!
Oh tidak, rasanya Nabiga ingin mencelupkan diri ke rawa-rawa.
"Tapi kenapa Pak Zayn pura-pura ngga tau?" tanyanya.
"Saya rasa perlu melakukannya agar tidak terlihat berbeda," kediknya.
Ah iya gadis itu baru memahami. Tidak semua orang mampu dan mau menunjukkan kemampuan istimewa mereka. Pasti orang lain akan menganggapnya remeh.
"Pasti Pak Zayn punya alasan kan kenapa mau menunjukkan indera keenam Bapak. Iya kan?" tebaknya.
"Kamu hantu yang cukup pintar rupanya," puji Zayn membuat Nabiga salah tingkah.
"Lalu apa alasannya?" Nabiga memandang antusias sampai tidak menyadari dia tengah menopang dagu.
"Hanya ingin berbicara dengan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
NICE TO MEET YOU (Selesai)
FantasyKalian pikir menjadi indigo itu enak? Setiap jam, setiap menit dan setiap detik Azka harus menyiapkan mental untuk bertemu mereka yang tak kasat mata. Ia harus setia berpura-pura tidak tahu meski bulu kuduknya sering meremang. Namun pada suatu ka...