kembali

59 3 0
                                    

Nuansa malam semakin menyergap tubuh mereka saat tatapan tajam menusuk dari Nabiga menembus Eye Glasses seri 001 yang dipakai oleh Laura.

"Saya baru bertemu dengan manusia biadab seperti kamu."

Laura membiarkan gadis di depannya berbicara sesuai keinginan hatinya. Ia akan menerimanya tanpa keberatan.

"Nyatanya manusia bisa jadi bodoh karena cinta."

"Mungkin di masa lalu, Kak Laura punya rasa sakit hati sama saya. Tapi ... Itu nggak setimpal dengan sebuah nyawa."

"Berbulan-bulan saya sendirian di jalanan tanpa inget siapa saya, keluarga saya. Dan setelah mencari-cari informasi, ternyata ini titik temunya."

"Saya marah banget, Kak. Tapi sayangnya saya ngga bisa apa-apa sekarang." Nabiga mengepalkan tangannya kuat merasa prihatin dengan kondisinya sendiri.

Tubuhnya semu. Ingin memukul meja pun sia-sia karena hanya berakhir menembus benda tersebut.

Sekarang hidupnya sedang di ambang kematian. Di rumah sakit terbaring lemah, di sini pun ia menjadi makhluk tak kasat mata. Begitu menyedihkannya Nabiga padahal kesalahan tidak murni darinya.

Nabiga menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangannya. Rasanya ia tidak bisa menangis. Sudah terlalu banyak kejutan dalam hidupnya. Hatinya sudah mati rasa.

Laura sedikit menunduk. "Aku tau minta maaf ngga akan cukup buat nyembuhin semuanya."

"Kamu ngga perlu khawatir karena aku akan bertanggung jawab atas semua kejahatan aku sama kamu."

Nabiga mendongak. Apakah yang dimaksud Laura sama hal nya dengan apa yang ia pikirkan?

Sang empu mengangguk pelan. "Aku tahu tindakan saya adalah kriminalitas. Dan pihak kepolisian wajib menahan aku di penjara."

"Aku ngga akan lagi peduli sama karir yang udah dibangun mati-matian."

"Dan aku harap ... Pertanggung jawaban ini bisa mendapat maaf dari kamu."

Dulu Nabiga sekarang Laura.

Laura menggeleng. "Ngga harus sekarang, kok. Kamu bisa ngelakuinnya kapan aja. Aku bakal tunggu sampai hati kamu benar-benar sembuh."

"Kamu cukup salahin aku aja, jangan Zayn. Dari awal dia selalu ngajak putus tapi aku sendiri yang selalu nolak."

Di sisi lain Azka pun turut mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sebagai sesama pria, ia malu jika menjadi seorang Zayn. Benar. Zayn memang seorang pengecut.

"Silahkan pukul saya, saya akan terima."

Sebenarnya Azka ingin sekali melakukannya. Bahkan kubu-kubu tangannya sudah memutih sekarang. Pria itu tidak terima jika Nabiga yang selama ini ia perjuangkan kembali ke kehidupan aslinya ternyata mengalami penghianatan dari orang-orang terdekatnya sendiri.

Namun Azka tahu, dia tidak punya hak untuk memukul wajah pemilik perusahaan ini.

Bukan. Bukan takut

Azka sama sekali tidak takut.

Azka merasa hanya Nabiga lah yang berhak membalas semuanya.

Azka bukanlah siapa-siapa di antara mereka bertiga.

Dia hanya pendatang yang bersedia membantu.

Tidak lebih.

"Kamu tenang saja, saya ngga akan mempermainkan hati Nabiga lagi."

Zayn melepas cincin tersebut dan meletakkannya di atas telapak tangan. "Saya akan melepas Nabiga."

Nabiga memandang sendu kakak sepupunya. Bahkan ketika hilang ingatan seperti ini. Ia bisa merasakan kedekatan di antara mereka sebelum terjadinya konflik.

NICE TO MEET YOU (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang