Jari kecil

1.7K 55 0
                                    

"Aaaaa"

Pekikan keras itu berasal dari Hyora yang baru saja bangun tidur. Ia terkejut melihat jimin yang bertelanjang dada berada di dalam kamarnya.

Pria itu hanya menggunakan handuk putih yang menutup pusar hingga lututnya, dia tampak santai mengeringkan rambut walau mendebgar teriakan histeris calon istrinya.

"Ahjussi kenapa bisa masuk?" Serkas Hyora dengan wajah mengantuk ya.

Jimin tampak mengangkat salah satu alisnya, ia melirik Hyora melalui pantulan cermin. "Lewat pintu" jawabnya acuh tak acuh, padahal dia baru menunjukan senyuman manisnya pada Hyora semalam.

Hyora mendengus mendengar jawaban Jimin. Kalau Hyora tidak salah ingat, dia sudah mengunci pintu sebelum tidur, itulah yang membuatnya terheran-heran melihat keberadaan Jimin di dalam kamarnya, bahkan juga menggunakan kamar mandinya.

"Sabunmu harum, aku suka" seru Jimin sembari berjalan mendekati Hyora yang masih terduduk di atas ranjang.

Pria itu dengan cepat menyibak selimut Hyora, lalu menarik kedua kaki Hyora agar Hyora mendekatinya.

Tapi hal itu malah justru membuat Hyora kembali terbaring terlentang dengan kaki yang menjuntai ke lantai. Jimin hanya tersenyum dan segera mengungkung tubuh kecil Hyora.

"Ahju...ssi"

Chup

Satu kecupan manis mendarat di bibir Hyora, kemudian naik hingga hidung dan dahi. Seakan di penuhi oleh cinta, Jimin melakukanya dengan sangat lembut tapi membuai.

"Mandilah, kita akan cari cincin pernikahan setelah ini" ujar Jimin ketika mereka saling menatap satu sama lain.

Hyora menelan ludahnya sulit, ia berada dalam posisi bahaya di tambah lagi matanya melihat bagian tubuh atas Jimin dengan sangat jelas. Hal itu membuat pipi Hyora memerah karena malu, tubuh atletis itu sungguh menggodanya pagi ini.

"Kenapa diam? Kau tidak ada jadwal bermain dengan temanmu kan?" Tanya Jimin sekan mengintimidasi Hyora yang berada di bawahnya.

"T-tidak" jawab Hyora dengan gugup sambil memalingkan wajahnya dari Jimin. Ia dengan tangan gemetar menggunakan kedua tanganya untuk menyentuh dada Jimin, dan menorongnya dengan pelan. "Ahjussi... Menyingkirlah" ujarnya dengan suara lirih.

Jimin tanpa sepatah katapun segera bangkit dari atas tubuh Hyora, ia menyibak rambutnya kebelakang dengan sangat tampan.

"Pergilah"

Mendengar itu Hyorapun segera bangkit dan berlari masuk kedalam kamar mandi, ia menutup pintu dengan sangat kasar dan menguncinya rapat-rapat.

Jimin hanya terkekeh kecil melihat reaksi malu-malu calon istrinya.

.
.
.
.

Hyora pikir ia di ajak ketoko perhiasan untuk memilih cincin, tapi ternyata salah. Jimin, entah kenapa tapi pria itu terlihat sudah menyiapkan pernikahan ini sejak lama.

Ia datang ketoko perhiasan untuk mengambil cincin yang yang ia desain sendiri, dan menunjukanya kepada Hyora.

"Kapan Ahjussi membutnya?" Tanya Hyora ketika kini Jimin sedang memkaikan vincin di jari manisnya.

"Sudah sejak lama" jawab Jimin dengan senyuman kecil. Tangan Hyora sungguh jauh lebih kecil dari miliknya, dia gemas sekali melihat hal itu.

Chup

Jimin mengecup tangan Hyora yang sangat menggemaskan menurutnya.

"Sudah lama? Atau sebenarnya cincin ini bukan untuku?" Tanya Hyora sembari menarik tanganya dari genggaman tangan jimin.

Jimin mengeryit bingung. "Apa maksudmu? Tentu saja untukmu, memangnya aku punya gadis lain?" Dia bersungut dengan tatapan tajamnya, tidak suka dengan kecurigaan Hyora.

"Lalu bagaiamana bisa ahjussi memesanya sudah lama? sedangkan perjodohan kita baru di beritahukan belum lama ini" Hyora menunduk memoerhatikan cincin indah di jari manisnya.

Dia tersenyum melihat kecantikan cincin tersebut, selain cantik disana juga terdapat nama Jimin. Tapi yang membuatnya murung adalah karena ukuranya tidak pas, itu sedikit kebesaran.

Jimin dengan penuh kasih sayang mengusap surai hitam milik Hyora. "Aku menyukaimu sejak lama"

Deg

Deg

Deg

Jantung Hyora berdebar gila, wajahnya terasa panas mengalir ke seluruh tubuhnya. Ia kembali menoleh kepada Jimin dengan mata membulat terkejut.

Chup

Jimin tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan. Hyora adalah miliknya sekarang, Jimin berhak melakukan apapun kepadanya. Termasuk mencuri kecupan dari bibir manis Hyora, tidak perduli walau ini di tempat umum.

"Jangan menggodaku" bisik Jimin dengan senyuman yang sungguh sangat sexy dan mematikan.

Jantung Hyora semakin berdebar, dia membeku di tempat bersama wajahnya yang merah.

Merasa Hyora akan lama dengan keterkejutanya, Jimin beralih kembali menatap sang pegawai toko yang melayani mereka sejak tadi.

"Ini kebesaran, jari siapa yang kau gunakan untuk mengukurnya?" Jimin tidak penah menunjukan keramahanyankepada orang lain, ia hanya akan tersenyum manis kepada Hyora.

Pegawai wanita itu bahkan sampai kesulitan meneguk ludah ketika melihat tatapan tajam yang jimin layangkan kepadanya.

"Perbaiki secepatnya" titah jimin sambil memberikan cincin Hyora kepada oegawai itu.

Tanpa menunggu sahutan apaoun, Jimin langsung beranjak dari sana sambil merangkul pinggang kecil Hyora.

Sesekali dia masih terkekeh melihat jari Hyora yang kecil, siapa yang menduga pemilik jari kecil, tubuh kecil bahkan di umur yang masih muda ini Hyora akan menjadi istrinya.

"Ahjussi, aku ingin es krim" pinta Hyora ketika di depan sana ia melihat sebuah toko es krim yang tampak ramai.

Jimin mengangguk dan segera membawa Hyora kesana. Ia meminta Hyora untuk mencari tempat duduk, sedangkan dirinya pergi memesan es krim.

Kedatangan Jimin sungguh membuat semua orang terpelongo, siapa yang tidak tahu pria tampan calon pewaris perusahaan Park?

Semua wanita mengetahuinya dan tergila-gila kepadanya. Bukan hanya karena uang, tapi karena ketampananya.

Hyora menyadati hal itu, ia bisa melihat betapa para wanita disana terlihat teramat norak seakan tidak pernah melihat pria tampan.

Tapi Hyora tidak banyak merespon, meski melihat Jimin di kerumuni oleh banyak wanita. Ia belum memiliki perasaan apapun untuk Jimin.

Tapi...

"Ck" Hyora berdecak kesal, para wanita itu menghambat Jimin sehingga es krimnya jadi lama datang, dia kesal tapi hanya bisa diam.

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang