hukuman

1.6K 53 0
                                    

Tak

Tak

Tak

Suara sepatu yang Hyora kenakan menggema di seluruh tempat, menarik perhatian semua orang yang melihat aksinya berlari dengan cepat tanpa menoleh kanan kiri.

Hyora seharusnya masih berada di kelas terakhirnya saat ini, tapi sesuatu yang tidak sengaja telinganya dengan membuat Hyora cemas dan gelisah.

Para ajudan yang menjaganya tidak ada yang mau bicara, Hyora akhirnya memutuskan untuk berlari sampai ke tempat tujuannya.

Biarlah para ajudan ikut berlari di belakangnya, atau mengikutinya dengan mobil. Hyora sudah terlanjur marah, tidak mau melihat mereka lagi.

"Nona"

Semua orang memekik melihat nona yang seharusnya mereka jaga mati-matian kini tersungkur pilu di atas aspal.

"Akhh" tak terkecuali Hyora sendiri, ia terkejut setelah merasakan lututnya telah menghantam aspal dengan cukup keras, sampai celananya berlubang dan lututnya terluka. Darah merembet dari balik celana putih yang Hyora kenakan, tapi ia tidak perduli dan bangkit tanpa bantuan siapapun.

Yang ia pikirkan hanya Jimin dan Jimin, pria itu sangat sulit di hubungi setelah mengantarnya ke kampus tadi siang. Dan baru saja, Hyora mendengar kalau suaminya sedang menghadap sang ayah.

Sejujurnya, Hyora tahu ada yang tidak beres dengan ayah, suami dan juga kakaknya. Tidak mungkin mereka terlibat dengan Yoon Oh begitu saja.

Dan yah, ia telah menemukan jawabanya, tentang organisasi Mafia yang didirikan oleh kakeknya dan sekarang sedang di pimpin oleh ayahnya.

Jika tahu Jimin berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, Hyora sudah pasti akan berpikir dua kali sebelum membencinya dulu.

.
.
.
.

Jika Jung Eun Kyung bukan ayah mertuanya, Jimin sudah pasti akan terus mengabaikan panggilan dari pria itu bahkan memblokir seluruh aksesnya agar tidak bisa menemui Hyora lagi.

Sudah jelas, dari perjuangannya mendapatkan Hyora, sesungguhnya kuasa Jimin jauh lebih di atas Tuan Eun Kyung itu sendiri, tapi Jimin harus tetap merendah lantaran beliau adalah ayah mertuanya.

"Maaf" dengan menunjukan segala rasa hormat dengan wajah bersalahnya, Jimin membungkuk di hadapan Tuan Eun Kyung dan di saksikan oleh semua orang, termasuk ibu Hyora.

Tapi Tuan Eun Kyung tampak tidak bergeming, terus melayangkan tatapan tajam dan wajah marahnya, ia sedang menunjukan kuasanya sebagai seorang pemimpin mafia.

"Apa putriku terluka?" Tanyanya dengan suara berat, membuat semuanya hanya bisa menelan ludah.

Jimin perlahan kembali menegakan tubuhnya, sorot matanya yang tidak kalah tajam menyorot tepat kedalam mata Tuan Eun Kyung tanpa ragu.

"Tidak, dia baik-baik saja" jawab Jimin lantang, ia tergolong cukup berani kepada Tuan Eun Kyung.

Hening untuk sesaat, tapi suasana mengerikan yang menyelimuti mereka justru terasa semakin pekat.

"Tapi kau telah gagal mengawasinya" Suara dingin Tuan Eun Kyung membuat Jimin mengeraskan rahangnya. "Tetap akan ada hukuman untukmu"

Setelah kalimat Tuan Eun Kyung itu, dua ajudan maju dan langsung memaksa Jimin untuk berlutut. Tidak ada perlawanan sama sekali dari Jimin, ia tahu hal ini akan terjadi.

Bukan karena Tuan Eun Kyung membencinya, melainkan karena dia memperingatkannya agar tidak lalai dalam menjaga Hyora kedepannya.

Tapi tetap saja Jimin marah, jika hukumanya fisik, itu artinya ia tidak bisa menyentuh Hyora sampai lukanya sembuh nanti.

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang