tentu saja malam pertama

3.5K 64 0
                                    

"uengghh"

Hyora melenguh kecil ketika merasakan pusat tubuhnya berkedut, ia menggeliat dengan tidak nyaman dan perlahan membuka kedua matanya.

"Ahhh" belum sepenuhnya ia menyadarkan diri. Sebuah desahan manis sudah lebih dulu keluar di antara celah bibirnya.

"Aahhhh"

Lagi dan lagi, tidak bisa berhenti karena Jimin semakin agresif. Hyora tentu terkejut, saat bangun posisinya sudah mengangkang lebar, bersama kepala Jimin yang terbenam di tengahnya, tepat di pusat tubuhnya yang paling sensitif.

Jimin menyadari desahan istri kecilnya, tidak segera mengangkat kepala. Ia justru dengan lebih semangat melesakan lidahnya kedalam pusat lubang senggama Hyora, menjilat, mengisap dan melumat area tersebut.

Sangat indah, wangi dan nikmat. Jimin sungguh di buat tergila-gila oleh Hyora.

Merasakna lidah basah nan panas milik Jimin, Hyora tanpa sadar semakin terangsang. Tubuhnya merinding, ingin lebih di puaskan, tapi otaknya menolak.

Walau begitu, Hyora hanya bisa diam, tidak bisa membantah Jimin sedikitpun karena rasa nikmatnya terlalu berlebihan.

"Ahh ahh...hjusss...sshiihhh" Hyora semakin menggeliat tidak karuan saat lidah itu memnacing sesuatu dalam tubuhnya untuk segera di keluarkan.

Hyora tidak mengerti apa, ia hanya tahu dirinya ingin segera buang air kecil.

"AAHHH" gadis yang akan segera Jimin gagaghi itu, menjerit keras setelah mencapai pelepasanya.

Jimin sangat senang, ia dengan semangat menyedot semua cairan itu agar masuk kedalam mulutnya, ia tanpa ragu menelan semuanya dan tersenyum aneh.

Dia benar-benar pria mesum yang gila.

"Sudah bangun, hm?" ujar Jimin seraya mengangkat tubuhnya untuk kembali mengurung tubuh kecil Hyora.

Mereka saling menatap dengan nafas memburu, Hyora benar-benar hampir hilang akal karena permainan panas dari lidah Jimin.

"Jangan memberontak, atau aku akan menyakitimu" itu adalah kalimat ancaman, tapi Jimin mengatakanya dengan sangat manis, bersama dengan tangan kekarnya yang membelai rambut Hyora.

"Sekarang bukan hanya viberator... Aku bisa menikmati setiap inci tubuhmu menggunakan tanganku sendiri, lidah dan juga penisku"

Nyali Hyora semakin menciut, ia takut dengan Jimin yang agresif. Meski selalu tersenyum, tapi senyuman Jimin itu adalah tanda bahaya untuk Hyora.

"Ahhh" Hyora dengan cantik kembali mendesah ketika jari tengah Jimin memasuki pusat tubuhnya.

"Sakithh, Ahh...Ahhhh Ahhj...usshiihhh" Hyora berontak, ia memukul-mukul salah satu lengan Jimin yang masih mengungkung tubuhnya. "SAKITHHH"

Tidak ada yang perduli, Jimin tetap pada egonya sendiri untuk menikmati sajianya malami ini. Ia hanya tersenyum melihat wajah tersiksa Hyora, seakan sedang menikmatinya.

Tangan Jimin sama sekali tidak memiliki belas kasih, meski sadar tanganya besar dan cukup untuk memenuhi pusat tubuh Hyora, tapi Jimin tetap menggerakanya dengan cepat dan Brutal.

Pantas Hyora kesakitan.

"Ahhju...ssihh Ahh..juss..sihhh" Hyora tidak tahan, ia ingin Jimin berhenti. Hyora dengan mata indahnya menatap nanar wajah Jimin yang tersenyum, seakan memohon untuk di lepaskan.

"Kau miliku... Bahkan dirimu sendiri tidak akan bisa menyelamatkanmu dariku" Bisik Jimin tepat di sampng telinga Hyora.

Pria itu merunduk, kembali mengecup telinga, lalu merambat ke rahang dan dagu, kemudian menghirup aroma harum tubuh Hyora melalui leher Hyora.

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang