Suamiku

1K 53 1
                                    

Jimin dan Hyora berjalan menuju lobi apartemen sambil bergandengan mesra, seperti pasangan pada umumnya.

"Mengapa ikut? Bagaimana jika mereka curiga?" Tanya Jimin sambil terus berjalan.

Mendengar pertanyaan suaminya, Hyora justru mengernyitkan dahi karena bingung. "Curiga apa?"

"Itu... Bagaimana kalau mereka curiga dengan hubungan kita? Misalnya tahu kalau kita sudah menikah" sahut Jimin.

Hyora tidak langsung menjawab karena Jimin sedang sibuk dengan asistenya yang sudah tiba, baru setelah beberapa saat Jimin mengajaknya duduk di taman, Hyorapun kembali membahasnya.

"Kau tidak mau hubungan kita di ketahui oleh teman-temanku?" Tanya Hyora sambil menatap suaminya.

"Tidak" jawab Jimin cepat. "Aku pikir justru itu kau yang berpikir begitu" lanjutnya sambil mengecupi tangan Hyora yang berada di genggamnya.

Pria ini sungguh penuh dengan cinta dan kasih sayang untuk Hyora, dia selalu memperlakukan Hyora dengan manis sampai Hyora selalu malu jika melihatnya.

"Mengapa berpikir begitu? Aku malah tidak berniat menyembunyikannya" kata Hyora sambil menyandarkan kepalanya di bahu Jimin.

"Aku malah suka jika mereka tahu, jadinya tidak akan ada temanku yang berani menggodamu" Hyora berbicara sambil memperhatikan perbedaan ukuran tangan mereka.

Tangan Hyora sungguh kecil ketika di genggam Jimin, tapi itu terlihat manis untuknya.

Jimin terkekeh mendengar kegelisahan Hyora. Pasalnya, siapa yang ingin menggoda Jimin? Para asisten dan ajudan selalu mengelilinginya, bahkan Jimin tidak pernah dekat dengan perempuan kecuali dirinya yang memang benar mau.

"Aku hanya takut kau malu karena harus men..."

"Aku tidak pernah malu, tapi kalau marah pernah, karena aku tidak cinta Ahjussi" cicit Hyora, memotong ucapan Jimin secepat mungkin.

"Tapi sekarang aku sudah cinta, mengapa malu" wajahnya yang manis berubah merah setelah mengatakan itu, dia malu sampai mengigit bibir bawahnya. Jimin yang menyaksikan tingkah istrinya itu tentu saja merasa gemas sekali.

"Sekarang sudah cinta ya?" Tanya Jimin sambil mencubit kecil hidung Hyora. Wanita kecilnya dengan malu-malu segera mengangguk.

"Bagaimana mengatakannya? Aku tidak pernah dengar"

Sontak Hyora menarik tubuhnya yang sejak tadi terus menempel pada Jimin, ia memberikan jarak sambil menatap pria itu dalam-dalam.

"Aku sudah sering mengatakannya, kau saja yang pelupa" sungutnya dengan wajah yang lucu, membuat Jimin ingin mencium seluruh wajahnya.

"Katakan sekali lagi" ujar Jimin sambil menyisir anak rambut Hyora untuk menepi kebelakang telinga.

Cup

"Hyora mencintai Park Jimin" seru Hyora sambil berhamburan memeluk tubuh Jimin dan mengecupi wajah pria itu.

"Sangat cinta?" Tanya Jimin sambil membenarkan posisi mereka, ia membawa Hyora ke atas pangkuannya, tidak perduli meski ada banyak orang di taman itu.

Hyora mengangguk dengan senyuman yang manis, yang lagi-lagi mengundang getaran di hati Jimin.

.
.
.
.

"Makanan sudah datang" Pekik Hyora ketika baru saja memasuki rumahnya.

Teman-temanya yang sedang santai sambil memakan camilan, sontak menoleh dan menelan makanan mereka dengan sulit setelah melihat kedatangan Hyora dn juga Jimin.

Bagaimana tidak terkejut, Hyora bergelayut dalam gendongan Jimin, sedangkan tangan Jimin yang lainy membawa satu kresek besar berisi makanan yang mereka pesan.

"Ah Tuan, terimakasih" salah satu dari mereka bergegas bangkit dan meraih kresek itu. Menurutnya Hyora tidak seringan itu sampai hanya perlu satu tangan untuk menggendongnya.

Jimin hanya meresponya dengan anggukan kecil. Sedangkan Hyora segera turun setelah memberikan satu kecupan di pipi suaminya.

"Kalian makanlah, setelah itu pulang" cicit Hyora yang membuat semua mata semakin melotot, Jimin bahkan tidak terkecuali.

"Sayang" bisik Jimin yang membuat Hyora segera menunjukan senyuman manisnya.

"Maksudnya... Sebentar lagi kan malam, kalian memang harus pulang kan?" Ralat Hyora cepat dengan senyuman kaku, beruntung teman-temanya segera mengangguk paham.

Padahal Hyora ingin mereka segera pulang agar Jimin bisa mengajaknya jalan-jalan. Tapi kalau mengusir sama saja tidak sopan, jadi ya sudah, Hyora kembali terjebak bersama mereka.

"datang padaku setelah mereka pulang" bisik Jimin tepat di samping telinga Hyora. Wanita muda itupun segera mengangguk dan tersenyum menatap suaminya.

Cup

Mata semua orang semakin membulat dengan mulut ternganga, mereka semua shock parah setelah melihat kecupan manis yang Jimin layangkan tepat di bibir Hyora.

Ini... Sungguh....

"Mengapa terkejut? Dia suamiku" ujar Hyora yang semakin membuat teman-temanya lemas tak berdaya.

Jimin yang sudah menaiki tangga hanya tersenyum dan segera mempercepat langkahnya, sedangkan Hyora duduk kembali di sofa dengan santai.

"Su-Suami?" Pekik semuanya ketika melihat Jimin sudah menghilang dari pandangan mereka.

Hyora mengangguk. "Hmm, jaga mata kalian" Hyora menunjuk dua teman gadisnya. Jangan pikir Hyora tidak menyadari ekspresi kagum mereka ketika melihat Jimin pertama kalinya tadi.

"Bagaimana bisa? Bukankah kau masih delapan belas tahun?"

Hyora enggam menanggapinya, hanya mengangkat kedua bahunya acuh dan membuka kresek yang berisi makanan mereka.

"Ayo makan" ajak Hyora yang segera di angguki oleh yang lainya.

....

Bentar lagi cerita ini bakal berakhir, terimakasih sudah setia membaca karya author❤

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang