Oppa atau suami?

1K 50 0
                                    

Malam yang mengerikan untuk Jimin, kini berubah menjadi malam hangat penuh cinta bersama istrinya.

Hyora terus menempel padanya, membuat senyuman Jimin tidak pernah luntur sejak tadi.

"Tadi dia menyentuhku disini" adu Hyora sambil mengangkat pergelangan tanganya yang merah, membuat Jimin langsung melihatnya dan menggenggamnya dengan lembut.

"Sakit" Hyora mengeluh dengan nada manja saat Jimin sedang memperhatikan pergelangan tanganya yang merah, bekas cengkraman tangan Yoon Oh yang sangat kuat.

Cup

Jimin mengecupnya dengan lembut. "Tidurlah, aku akan obati nanti" kata Jimin sambil menarik selimut untuk menutup tubuh telanjang mereka.

Malam akan terasa hambar jika Jimin tidak meminta haknya. Yah, begitulah kegilaan Jimin terhadap Hyora, dan Hyora hanya akan terus menuruti permintaan suaminya, meski sejujurnya ia cukup lelah.

"Em... Ngomong-ngomong" Hyora kembali membuka pembicaraan, m mbuat Jimin yang hendak beranjak jadi kembali menatapnya. "Besok seharusnya aku pergi kerja kelompok bersama teman-temanku, tapi..."

Yah begitulah, mustahil Jimin mengijinkannya pergi sebelum memastikan Mingyu tidak akan mengganggunya lagi.

Hyora menunduk karena takut suaminya marah. Semua orang tentu saja tahu kalau Jimin itu sangat posesif, benar-benar sangat sulit membujuknya saat cemburu.

"Tapi?" Jimin mengangkat satu alisnya, menanyakan kalimat selanjutnya yang ingin Hyora katakan.

Hyora menggeleng, ia kembali memeluk tubuh suaminya membuat kulit mereka saling menempel di bawah selimut, keadaan ambigu itu tentu saja membuat Jimin hanya bisa menelan ludah, ia tidak berani meminta lagi karena takut Hyora akan kesulitan berjalan besok pagi. Biar Jimin pakaian kaosnya saat Hyora sudah tidur nanti.

"Ajak saja mereka kerumah, aku akan di rumah dan mengawasinya sendiri" ujar Jimin dengan penuh kelembutan, jari jemarinya membelai pipi Hyora yang sedang bersembunyi di dada bidangnya.

Ucapan Jimin membuat Hyora mendongak menatapnya, ia pikir suaminya akan marah.

"Tidak marah?" Tanya Hyora memastikan.

Jimin segera menunjukan senyuman tipisnya dan menggeleng. "Asal istriku senang" katanya lagi.

Rona merah seketika menghiasi wajah Hyora setelah mendengar kalimat yang Jimin lontarkan, hal itu mengundang rasa gemas Jimin sampai ia tidak tahan dan segera mengecup pipi istrinya.

"Tidurlah"

Hyora mengangguk patuh dan segera mencari posisi ternyaman agar bisa segera tilelap.

Cup

Sebuah kecupan hangat di dadanya, membuat tubuh Jimin seperti tersengat listrik. Ia sungguh ingin berhenti, tapi Hyora selalu saja menggodanya.

Ah tapi... Dirinya memang selalu tergoda, bahkan ketika Hyora sedang makan dan mengunyah, Jimin selalu saja berpikir mesum.

"Eummhhh"

Hyora yang jahil akhirnya kalah, Jimin benar-benar kembali menyerangnya, dan membuat wanita kecilnya semakin kuwalhan.

"Ahh, Jiminnhh" tidak masalah, asal Jiminya senang dan tidak marah, Hyora soap melayaninya sampai pagi.

"Sayang, ayo menungging" ujar Jimin sambil membantu Hyora duduk dengan susah payah. "Kau suka posisi itukan?"

Hyora hanya bisa pasrah sambil menggigit bibir bawahnya. "Hm, lakukan apapun yang suamiku inginkan" ujar Hyora yang membuat Jimin dengan cepat melayangkan kecupan mesra di bibirnya.

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang