Hadiah lulus ujian

1.5K 51 2
                                    

"Apa hasil ujianya keluar hari ini?" Jimin bertanya pada Hyora melalui sambungan telfone.

"Iya, nanti aku akan naik bus saja" Jawab Hyora sembari merapikan barang-barangnya untuk di bawa ke kampus.

Hari ini adalah hari dimana Hyora harus akan mendapatkan hasil ujian masuk perkuliahan. Hyora sudah yakin dengan keputusannya, ia ingin tetap di tanah air dan tinggal bersama sang suami.

"Tunggu sebentar, aku akan menjemputmu" Kata Jimin dengan buru-buru.

"Ahjussi bilang sedang meeting, lebih baik lanjutkan saja, nanti kalau sudah selesai baru jemput aku"

Mendengar kata meeting Jimin sontak melirik ke arah belakang tubuhnya, memang ia sedang meeting dan saat ini semua rekanya sedang duduk dan menunggu dirinya yang sedang berbicara dengan Hyora.

"Aku tidak tenang kalau kau keluar sendirian" ujar Jimin dengan wajah yang cemas.

Kali ini kekhawatiran Jimin bukan lagi tentang Hyora yang akan kabur, tapi seseorang misterius yang akhir-akhir ini sering muncul dan mengawasi mereka.

Jimin takut akan terjadi sesuatu.

"Em... Sebenarnya... Soobin juga mendaftar di tempat yang sama denganku" lirih Hyora, ia menggigit bibirnya karena takut Jimin akan tiba-tiba marah. "Bolehkah aku..."

"Kau tahu aku sangat pencemburu Hyora, jangan memancing kemarahan suamimu" Jimin bersuara dingin, dia memang sangat sulit mengendalikan rasa cemburunya.

Jimin mungkin telah begitu terobsesi dengan Hyora, menganggap Hyora dalah miliknya sendiri dan tidak boleh di sentuh oleh siapapun. Apalagi semenjak Hyora mengungkapkan perasaanya, Jimin semakin gil mengengkang Hyora.

"Baiklah, aku tunggu Ahjussi saja" Hyora sudah cukup mengerti karakter suaminya, jadi dirinya juga harus tahu batasanya dan seberusaha mungkin untuk menghindari kontak dengan para pria.

.
.
.
.

Jimin dengan acuh meninggalkan meeting yang sedang berlangsung untuk mengantar istri kecilnya mengambil hasil Ujian masuk universitas hari ini.

Meski meninggalkan meeting, pria itu seperti sama sekali tidak merasa bersalah dan malah menikmati waktu luangnya di dalam mobil.

"Kau" Jimin menunjuk sopir yang juga ikut menunggu Hyora di dalam mobil. "Beli bunga untuk istriku, bunga yang paling bagus dan paling cantik. Pastikan Hyora menyukainya"

"Baik Tuan" Sopir mengangguk dengan patuh, ia kemudian keluar untuk mencarikan bunga seperti yang Jimin katakan.

"Beraninya kau mengabaikan panggilanku" Setelah sopirnya, Jimin beralih pada asistenya yang sedang menggantikan dirinya meeting.

"Maaf Tuan, tapi saya sedang meeting" Asisten Jimin mencoba untuk memelas.

"Baiklah terserah kau." Jimin tidak perduli dengan permintaan maaf asistenya. "Siapkan makan malam yang romantis untuku dan istriku" Kata Jimin dengan nada memerintah yang harus segera di turuti.

"Kapan Tuan?"

"Malam ini, istriku pasti akan mendapatkan nilai yang baik, aku ingin memberikan kejutan" Seru Jimin sambil tersenyum bangga, ia melirik ke arah Hyora yang sedang menghampiri mobilnya dengan sebuah kertas dan senyuman yang merekah indah.

"Tapi Tuan, malam ini ada acara pesta..."

"Tidak ada yang lebih penting dari istriku" sela Jimin cepat dengan nada yang dingin.

Senyumannya luntur saat melihat Hyora di hampiri oleh seorang pria asing.

"Akan ku pecat jika kau tidak melakukanya dengan benar" setelah mengatakan itu Jimin segera mengakhiri panggilanya.

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang