bayi

1.5K 44 0
                                    

Kini setelah di obati oleh dokter, Jimin bersama Hyora hanya duduk dengan saling diam di sofa ruang keluarga.

Meski diam, keduanya masih menunjukan cinta dengan enggan melepaskan pelukan satu sama lain.

Sejujurnya Jimin juga jadi kesal dengan ayah mertuanya, Hyora jadi ikut terluka karena ide konyolnya itu, tapi mau bagaimana lagi... Eun Kyung tetap ayah mertuanya.

"Apa masih sakit?" Pertanyaan Jimin yang begitu lembut hanya di jawab dengan gelengan kepala oleh Hyora.

Wanita kecil milik Jimin itu rupanya sudah mengantuk dan hampir terlelap. Ia cukup kelelahan setelah berlari di sepanjang jalan dari universitas sampai ke rumahnya.

Melihat istrinya yang sudah tidak kuat menahan kantuk, Jimin akhirnya memutuskan untuk membawanya kedalam kamar agar Hyora bisa mendapatkan posisi yang lebih nyaman.

Setelah di olesi salep luka, Jimin sampai sekarang belum mengenakan bajunya, ia membiarkan Hyora memeluk tubuhnya yang berkeringat.

Jadi setelah Hyora benar-benar sudah terlelap nanti, Jimin berencana mandi.

"Ahjussi, bagaimana jika kita punya bayi?" Hyora tiba-tiba membuka pembicaraan di tengah rasa kantuk yang sudah sulit di tahan.

Jimin tidak banyak menanggapi soal itu, hanya terus berjalan dan segera meletakan Hyora di atas ranjang ketika telah sampai di kamar, tidak lupa ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan juga Hyora.

"Istirahatlah" kata Jimin. Ia melabuhkan satu kecupan lembut pada kening Hyora, sebelum akhirnya ikut berbaring untuk menemani Hyora agar segera terlelap.

Merasakan tangan kekar Jimin yang memeluknya, Hyora dengan cepat mendongak dan membalas pelukan pria itu. "Aku bertanya" kata Hyora dengan senyuman kecil, matanya yang hampir terpejam ia berusaha tahan hanya untuk membicarakan soal ini.

Jimin diam, dia tidak tahu harus menjawab apa tentang anak. Pasalnya, selai agresif, dirinya juga sangat posesif dan manja. Jimin takut, jika mereka sudah memiliki anak nanti Hyora mungkin akan mengabaikanya, dan Jimin tidak suka itu.

Jimin itu tergolong manja, ia pria dewasa yang tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan istrinya yang tidak kalah manja.

"Ahjussi tidak mau ya?" Tanya Hyora dengan telunjuknya yang terus membuat lingkaran kecil di dada telanjang suaminya.

Jimin menunduk untuk memperhatikan wajah sang istri, jari jemarinya ikut bergerak membelai sisi lain wajah Hyora.

Tapi jika di pikirkan lagi... Jimin juga ingin melihat seorang anak kecil dengan wajah cantik seperti istrinya, pasti akan sangat menggemaskan.

"Kita tunggu sampai kau lulus" kata Jimin pada akhirnya. Dengan senyuman manis dan wajah yang meneduhkan, sungguh menyentuh sampai ke hati Hyora.

"Tidak sekarang?" Tanya Hyora untuk memastikan.

Jimin dengan tegas menggelengkan kepalanya. "Aku masih ingin menikmati waktu bersama sayang" kata Jimin sambil mengeratkan pelukanya.

"Kita bersama-sama sampai puas, baru pikirkan bayi" kata Jimin lagi.

Tentu bukan hanya itu alasanya. Jimin ingin Hyora menyelesaikan pendidikannya seperti yang Hyora inginkan, selain itu... Saat ini Hyora juga masih terlalu muda untuk mengandung, Jimin tidak ingin mengambil resiko.

.
.
.
.

Waktu berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin Jimin berjuang mati-matian untuk mendapatkan pujaan hatinya, dan sekarang mereka telah bersama melalui segalanya.

Jimin Ahjussi [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang