Seperti yang kita ketahui sekarang pembina rohis di smkn 1 karasuno saat ini adalah pak Ukai Keishin seorang guru dalam bidang seni dan budaya.
Eittss.. Jangan salah.
Pak Ukai dulunya merupakan IAR (ikatan alumni rohis) sejak jaman sekolah menengah.
Agamanya bagus, pengetahuanya bagus, yang minus cuma ahlaknya.Jadi sore itu selepas ashar dan semua anak sudah pulang mereka dikumpulkan dalam satu tempat.
Aula masjid, seperti biasa mereka duduk membuat lingkaran."Assalamualaikum ya ahli neraka." sapa pak Ukai sebagai perkenalan.
Merasa tertantang Kuroo dan Daichi tersenyum kecil.
"Waalaikumsalam ya ahli kubur." jawab Kuroo dengan cengiran 45 nya.
"Hahah iya gak apa apa, nanti saya meningal masuk tanah di kubur." balas pak Ukai.
"Kalau gak dikubur bapak meningal nanti diapaain? Dibakar?" tanya Bokuto berturut turut.
Jujur kasihan Kuroo tuh sama si burhan, gimana ya otaknya kan gak besar besar banget nih ram nya jadi polosnya suka nyerempet goblok.
Tapi emang tuh pertanyaan Bokuto ada benernya!
"Aduhh nak burhan masih aja polos ya." siapa sih yang gak kenal semua anak tkj yang terkenal ganteng plus pinter tiada tanding?
"Yaudah kita kenalan dulu yok, tak kenal maka tak sayang jadi kenalkan nama bapak U..""DAH TAU!!!" tanpa terkecuali, ehh enggak kecuali si Ushijima.
Mereka berteriak kencang apalagi suaranya Tendou sama Semi dah kek toa masjid siap menghancurkan dunia."Wahh saya terkenal ternyata, ehh ada si cebol juga rupanya?" pak Ukai menatap Yaku yang duduk di sebelah Suga sambil komat kamit.
"Gua diem, jangan di sengol, plis pak jangan nyengol gua." ya begitulah isi komat kamit milik mak gemoy, Yaku.
"Ini ketua umum, ketua ikhwan sama Akhwat nya mana?" Daichi, Ushijima dan Kita angkat tangan.
"Wahhh si tembok raksasa yang berguru di kutub selatan terus nyasar ke palembang jadi ketua ikhwan, ada kemajuan." pak Ukai nampak kagum banget karna si lempeng Ushijima mengambil alih kepemimpinan."Saya manusia pak." balas Ushijima.
"Yang bilang kamu setan siapa?" tanya pak Ukai balik. Oke ini guru seni ya gaes bukan guru agama, ahlaknya nyerempet ilang mah gak masalah.
"Terus ini sekertaris sama bendaharanya siapa?" tentu saja Suga dan Semi angkat tangan.
Gak tinggi kok cuma sebatas kepala doang.
"Ehh ini eneng kembar.""Cuma sepupuan pak." tolak Semi.
Sejujur jujurnya baik Semi maupun Suga ogah di katain kembar. Lah kembar dari manenye?
"Oalah, iya iya. Nah gak kalah penting nih Humas nya siapa?" Daichi sedikit jengah.
Padahal Kuroo dah ngasihin kertas hasil corat coret Suga kemarin loh, emang pada dasarnya caper nih pembina satu."Saya pak." Oikawa dan Iwa angkat tangan.
"Loh loh lohhh cocok kalian berdua ya." lanjut pak Ukai. Ya seolah cenayang nih orang kek tau aja masalah pribadi anggota rohis yang lain.
Enggak kok.
Sebenarnya satu sekolah juga udah tau kalau si Oik suka tereak nama Iwa tiap ketemu.
"Pak udah ya capernya, padahal dah saya kasih loh kertas kemaren." Kuroo bersuara.
Pak Ukai adalah musuh bebuyutanya di sekolah. Suka rese sih orangnya kalau gabut dan sasaran kereseanya si bapak Ukai ini adalah kelas Kuroo dan si garong ini yang suka jadi tumbal kelas kalau pak Ukai lagi gabut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Masjid (Haikyuu Religi) √
Novela JuvenilSawamura Daichi Seorang pemuda yang dimintai tolong oleh kepala sekolah untuk membawa kembali kejayaan sebuah organisasi. Rohis Sebuah organisasi yang bergerak di bidang agama islam. Lalu bisakah Daichi membawa kejayaan dari organisasi di sekolah i...