dua belas_ Sesi nobar bareng

282 38 1
                                    

Sekarang mereka sedang berkumpul di rumah Semi sesuai rencana para ukhty yang besok akan berangkat ke pesantren abah Neko.

Gimana ya, mereka mau berangkat bareng bareng besok itu jadinya ibu Kita Shinsuke yang menyarankan menginap di rumah Semi karna rumahnya yang paling bisa terjangkau.

"Mau ngapain kita ini?" gabut banget di Iwa.
Kakinya nangkring di kepala ranjang Semi dengan kepala yang miring ke kasur, bayangin sendiri.

Semi sibuk main hape, scrol tiktok. Suga sibuk baca novel dengan judul Khadijah yang beberapa hari lalu Oikawa belikan.
Yaku sibuk makan jajanan Semi, si Tendou sibuk tiduran gak jelas dan ibunda Kita Shinsuke yang masya allah saat ini tengah sibuk dengan al quran di meja belajar Semi.

Kelima wanita itu menoleh pada Iwa.

"Nonton aja yuk!" ajak Tendou dan Semi setuju.

"Yok, gua baru nemu film bagus banget judulnya Qotin." ucap Semi dengan semangat 45 ke arah meja belajarnya mengambil benda lipat itu.

"Hah Qotin?" tanya Yaku agak gak slow denger nama yang tadi Semi sebutin.

"Iya Qotin jin yang dampingin tubuh kita itu loh, yang katanya bisa di pangil." jawab Semi dengan santai sembari membuka leptopnya.

"Pfttt.." Yaku, Suga dan Kita nahan tawa. Sumpah ngakaz bener denger typo si mak Semi.

"Qorin Sem." ucap Suga mati matian biar gak ketawa.

"Lah ganti nama ya?" tanya Semi dengan polosnya.

"Kagak ganti, otak lu aja yang kekecilan sampe Qorin di kata Qotin." ucap Yaku menghentikan acara mengunyahnya. Takut nymbur tuh makanan dalem mulut gara gara nahan ketawa.

"Udahlah apapun itu ayo gas nonton, bosen ini." Iwa menurunkan kakinya yang tadi nangkrng hampir kena kepala Tendou yang dari tadi diem aja.

"Kaki lu astagfirullah." Tendou dengan segenap jiwa raga menepuk kaki Iwa yang hampir nendang kepala dia.

"Gua ambil proyektor nya dulu ya. Ehh Sug bantuin gua, Tendou ama Yaku bisa bantuin nyingkirin gitar gua gak taroh situ aja. Iwa sama Kita siapin makananya ya." ucap Semi dan semuanya menganguk siap.

Tendou dan Yaku menurunkan gitar Semi yang tergantung di dinding tak lupa memasang kain putih untuk proyektor nantinya.

Semua sudah siap, makanan ceklis, minuman ceklis, bantal dan selimut cklis.
Siap untuk tempur malam ini.

10 menit pertama.

"Gua curiga deh sama ustadz nya." ucap Tendou mengawali pendapatnya kala melihat si karakter utama terlihat kurang nyaman berada dekat si ustadz.

Sebenarnya Suga udah pernah nonton sekali bareng Iwa tapi si Iwa kalau di ajak nonton suka molor tengah jalan cerita.

"Ehh Sug ini yang kita nonton kemarin kan ya?" tanya Iwa dan Suga melirik.

"Baru sadar?"

Lanjut
Di perempatan jalan menonton.

"Ihh sialan, apaan tuh ustadz orang gak mau kok dipaksa." umpat Semi, gak tahan dia kalau gak ngumpat.

"Ihhh apaan sih pake di bentuk pocong segala mana di namain lagi." Yaku menutup wajahnya dengan boneka boba milik Semi.

"Astagfirullah ini ustadz nya modus doang kayaknya." Kita tak habis pikir kala melihat ustadz itu meminta para santriwati buat mangil jin Qorin mereka.

Setengah dari perjalanan.

"Ayo yolanda lu pasti bisa!" tereak Semi gak nyelow saat ngeliat salah satu karakter bersembunyi di balik meja.

Back To Masjid (Haikyuu Religi) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang