empat belas_ Jalan jalan

272 38 0
                                    

Tepat jam satu malam mata itu terbangun karna pangilan alam. Yak, Suga bangun pengen pipis.
Ngelirik ke kanan dan kiri semuanya udah pada tidur, di bangunkanya temen kebo satu.

"Yaku, temenin aku yok." bisik Suga. Dia agak sungkan kalau harus minta bantuan ning Yui di sana.

Yaps ada Noya dan ning Yui yang masih terjaga.

Tapi ternyata Yaku gak sama sekali bergeming dari tidurnya. Alhasil dengan berat hati Suga berjalan menghampiri Noya yang sudah setengah tertidur.

"Mbaknya kenapa bangun?" tanya ning Yui.

"Uhmm mau pipis mbak." balas Suga, sejujurnya dia gak tau harus interaksi yang kayak gimana sama cewek depanya ini.

"Yaudah saya temenin ya." ya iyalah ditemenin yakali Suga jalan sendiri. "Noy bangun dulu, aku temenin mbak Suga ke wc bentar."

"Iya Ning." kayaknya si Noya nindur.
Setelah itu Suga diantar oleh ning Yui menuju wc terdekat.

Disisi lain para akang akang nya ini masih melek, begadang gitu jagain anak anak yang pada tidur.

"Jadi besok itu pake dua bis?" tanya Aran dan Asahi menganguk sebagai panitia yang bertugas menyediakan transportasi.

"Ohh iya aku baru dapet kabar, katanya pak Gojo sama anaknya nih bakalan ikut." Daichi menghela napas kasar.
Ya gimana ya, abah Neko itu sahabatan sama pak Gojo jadi gak heran kalau si ubanan ikut.

"Ya karna si bapak Gojo ini temen temen sampean bisa dapet gratis." Asahi memukul pundak Daichi.

"The power of sahabatan." ucap Aran selanjutnya.

Sedang asik mengobrol dan menyiapkan materi game untuk besok ehh dari arah lain terlihat seorang gadis berlari ke arah mereka.

"Kang!! Kang!" pekiknya.

"Ning kenapa?" tanya Aran lebih dulu ketika melihat anak abah mereka itu berlarian.

"Anu kang tadi itu..kang Daichi mbak Suga ilang." ucapnya bingung mau ngomong apa.

"Loh kok bisa?" ya tentu saja bapak Daichi kaget.

"Itu tadi kami balik dari belakang, terus karna emang keadaan gelap mbak Suga salah artiin jemuran anak anak dikira pocong jadi dia lari." jelas ning Yui.

"Bisa bisanya udah tengah malem gini jemuran gak diangkat." ucap Daichi, tapi dia lebih bingung sama Suga. Maksudnya kok tumben otak cerdas Suga tidak merespon dengan benar.

"Yaudah kita mencar aja nyarinya, ntar kalau udah ketemu kabarin. Ning tunggu di penginapan aja gak usah ikutan nyari." ucap Aran dan semua setuju.

"Saya ngerasa bersalah." lirih ning Yui.

"Gak apa apa ning, ini salahnya mbak Suga sendiri main lari aja karna kaget." ucap Daichi.

Disisi lain Suga berhenti dengan napas ngosngosan, serius pertama dalam hidupnya dia parnoan sama setan. Padahal dia pawang nonton horor.

"Ini gara gara si Semi ngajak nonton Qorin semalem nih." keluh Suga.
Ya gak gimana gimana ya, pas aja gitu settingnya. Kemarin malem mereka nonton Qorin yang latar utamanya di pesantren dan malem ini mereka di pesantren.
"Aduhh gua nyasar kemana lagi." keluh Suga.

Sialnya otaknya tadi gak beneran berkerja, ya gimana ya tiba tiba lari karna kaget mana ningalin ning sendirian lagi.

Merasa bersalah si Suga.

"Mampus, ayah Koushi belum mau mati disini yahh." rengek Suga. Sumpah dia takut beneran sekarang.
"Kayaknya ini asrama cowok deh." lirih Suga saat melihat salah satu jemuran yang isinya pakaian laki laki.

Back To Masjid (Haikyuu Religi) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang