tiga puluh tujuh_ Mabit 2

205 29 3
                                    

Hirugami dan Akaashi menoleh kebelakang kala mendengar teriakan Atsumu.

"Itu mereka kenapa?" monolog Akaashi bingung.

"Udah dek gak usah di dengerin." balas Iwa. Aslinya dia mau ngakaz karna denger suara Atsumu itu dari ujung ke ujung tebakan nya si Atsumu lari keliling sekolahan.

"Huhhh astagfirullah setan." Atsumu akhirnya berhenti di pos 2 tepat didepan Daichi dan Kuroo yang saling memandang.

"Loh Atsumu harusnya dari kiri, jalan panjang kok jadi dari kanan?" tanya Kuroo bingung lalu tak lama Ennoshita dan rombongan lainya datang.

"Kalian gak apa apa?" tanya Daichi.

"Harusnya sih." balas Tanaka. Dia ikutan lari lari gak jelas malem ini gara gara Atsumu.

"Oke dua tim ya. Ehh Tak lu kok di tim 2 harusnya jaga tim 5." ucap Daichi.

"Dan menyerahkan keselamatan dek Enno pada tembok berjalan?" Tanaka berteriak tak percaya. "Jangan harap!"

"Wahh aduin kang Aone ahhh." balas Suna membuat Tanaka mendelik.

"Aslinya si Tanaka males ketemu Terushima bang, kemarin waktu masak masak mereka bukan bantuin malah adu bacot." balas Ennoshita dan Tanaka cukup nyengir ajalah.

Tinggalkan perdebatan mereka mari lihat tim pak Ukai yang mendapat jalan pendek. Ya iyalah jalan pendek, Hirugami sama Akaashi sama sama pinter apalagi Akaashi.

"Loh dek Akaashi." sapa Bokuto ramah membuat pak Ukai kaget.

"Woy lu setan burhan, takutin kek nih dua orang!" pekik pak Ukai gemas.

"Gak tega pak, dek Akaashi ayo lewat dek, di pos 2 ke 3 ada Oikawa sama Tendou dek jangan takut ya." ucap burhan tersenyum lebar.

Hirugami celingukan jadi ini tugas spesial yang Oikawa katakan waktu itu.

"Setan nya ramah, bintang 5." ucap Hiru random lalu memberikan pita yang menjadi petunjuk jalan pada Bokuto. "Bintang 5 kak."

Lalu dengan hati merdeka Hirugami dan Akaashi jalan tanpa hambatan. Pak Ukai memicingkan matanya lalu tersenyum jahat ke arah si burhan.

"Ehh Bok, gimana cocok gak si Hiru sama adeknya Shiro?" tanya pak Ukai sok akrab merangkul pundak Bokuto.

"Iwa? Bapak, nanti Hiru dihajar Oikawa." balas Bokuto membuat senyuman pak Ukai luntur seketika.

"Akaashi boodoh!" kepala Bokuto di pukul pake peci hitam kebanggaan pak Ukai lalu pergi gitu aja meninggalkan si Burhan.

"Huhh Akaashi sama Hiru? Cocok?" lirih Bokuto merasa sedih karna ucapan pak Ukai barusan.

Disisi lain Motoya dan Osamu harus pake jalan jauh karna Motoya salah melanjutkan surah yang Kita bawakan.

"Maaf ya Samu."

"Gak apa apa santai aja Motoya."balas Osamu, sangat berbeda dengan Sakusa dan Atsumu yang ribut terus sepanjang jalan.

"Arhhh Samu hantu!" pekik Motoya mundur beberapa langkah.
Osamu tersenyum jahil disana.

"Gak apa apa Motoya, udah yok hantunya gak ganggu kok." ucap Osamu disana. Asahi hanya bisa senyum melihat Osamu malah membucin.

"Kesempatan dalam kesempitan lu ya, EH SAMU MALAH NGEBUCIN!" teriak Semi ngelempar sendal jepit nya ke arah Osamu.

"Noh lihat hantu nya mbak Semi." ucap Osamu pada Motoya dan gadis itu tersenyum cangung. Osamu mengambil sandal milik Semi.

Dengan pede nya Osamu berjalan duluan mengikuti pita, baru saja beberapa langkah.

Back To Masjid (Haikyuu Religi) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang