6. Penawaran

3.7K 373 18
                                    

"Benar aku terlahir dari Jalang, tapi aku memilih untuk tidak mengikuti jejaknya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar aku terlahir dari Jalang, tapi aku memilih untuk tidak mengikuti jejaknya"

-Serena Yunika-

"Saranku, terima apa yang aku tawarkan ini dan jangan membuat masalah dengan Rinjani, Cantik. Aku hanya temannya, dan yang aku lakukan ini untuk membantumu,  lupakan masalah barusan karena dia punya dua guardian yang akan melakukan segala cara untuk melindunginya."

Joshua, teman dari Miss Sempurna yang miliki banyak fans tersebut tersenyum penuh kemenangan saat aku meraih ponselnya. Satu hal yang tidak aku sukai dari cara berpikir pria setengah cabul ini adalah uang bisa menyelesaikan segalanya.

"Great, pilihan yang bagus." Ucapnya sembari mengusap puncak kepalaku, hal yang menurutnya manis sementara yang sebenarnya ingin sekali aku mematahkan tangannya, sayang sekali saat Joshua merasa dia diatas awan sudah bisa mengendalikanku untuk tidak mengusik perempuan yang disebut teman, yang aku lakukan justru menghapus aplikasi m-banking itu ponselnya dan langsung mengembalikan ponsel itu kepadanya yang tercengang-cengang dengan tindakanku barusan tanpa rasa sedikit bersalah sedikitpun.

"Kalau semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, Polisi dan Jaksa nggak guna dong di negeri ini?" Jawabku enteng, "Lagipula, kalau cuma duit, kalian pikir aku nggak punya? No, yang aku inginkan jika kalian tidak mau aku mengungkap apa yang aku ketahui hari ini sederhana, minta Miss Sempurna itu meminta maaf kepadaku, maka aku akan menyimpan rapat-rapat apa yang aku dengar dan lihat hari ini."

Jika sebelumnya Joshua yang mengintimidasiku, maka kini giliranku yang melakukannya. Perlahan aku melangkah mendekat kepadanya, dan berbisik tepat di telinganya agar dia mendengar setiap kata yang aku ucapkan.

"Menurutmu apa judul artikel yang lebih tepat? Influencer ternama melakukan intimidasi, kekerasan verbal dan doxing kepada pengunjung bar? Atau influencer terkenal kegap jalan dengan pria lain padahal sudah bertunangan? Aku rasa netizen akan lebih menyukai artikel kedua, pengkhianatan dan perselingkuhan bukan hal yang bisa dimaafkan oleh netizen."

Selesai mengatakannya aku memilih mundur selangkah, memperhatikan dengan baik teman dari Miss Sempurna ini dengan seksama, jujur saja, aku sedikit iri dengan pertemanan mereka yang saling melindungi ini terlepas dari kenyataan jika citra seseorang adalah hal yang penting untuk bisnis.

"Kamu akan mendapatkan banyak masalah, Cantik. Apa yang kamu lihat bukanlah kenyataan."

Mendengar kalimat peringatan yang sama untuk kedua kalinya membuatku tertawa.

"Masalah? Aku terlahir dari masalah, dan rasanya menambah satu masalah lagi bukan masalah. Entah benar atau tidak temanmu berselingkuh, itu urusan belakangan. Yang jelas, dia harus belajar untuk melihat jika dunia tidak berputar hanya di sekitar dirinya hingga semua orang harus memaklumi sikapnya." Tanganku terulur, menyentuh pipinya yang terasa halus sembari terkekeh kecil, "BTW makasih loh untuk greeting card dan minumannya. Sampaikan kepadanya ucapanku tadi, dan jika dia tidak mau meminta maaf besok pagi, maka siap-siap untuk semakin terkenal ya!"

Tanpa menunggu jawaban darinya aku melangkah pergi menuju mobilku yang sudah disiapkan, dan tepat saat pintu mobil tertutup, senyuman dan tawaku seketika menghilang, semakin lenyap seiring dengan pedal gas yang aku injak semakin dalam mempercepat laju mobil milik Samuel yang kini membelah ramainya jalanan Ibukota.

Sungguh, kemarahan yang aku rasakan benar-benar membuatku sesak. Rinjani, dia bukan hanya menginjak harga diriku dengan sikap angkuhnya yang mengusirku namun kata-katanyalah yang sukses merobek-robek hatiku. Dia berkata aku mirip dengan Ayah dan pelakor yang ada di dalam hidupnya hingga melihat wajahku pun mual dan muak.

Seumur hidupku aku membenci perselingkuhan lebih dari siapapun, karena perbuatan nista dan hina inilah hidupku seperti berada di neraka, setiap kali orang-orang terdekatku tahu jika aku adalah anak adopsi hasil perbuatan hina Ayah biologisku dengan juniornya dulu, semua orang menjauh seakan aku adalah sampah yang harus dijauhi. Dosa yang orangtuaku perbuat harus aku sangga, hinaan dan makian yang seharusnya orangtuaku dapatkan mereka lontarkan kepadaku.

Kenapa? Kenapa semua orang, bahkan yang tidak aku kenal sekalipun menghakimiku seperti sampah sementara aku sendiri pun tidak ingin dilahirkan dari dosa. Tidak peduli seberapa keras aku melepas kenyataan pahit jika aku adalah anak yang terlahir dari dosa, kutukan ini terus mengikutiku dan kalimat Rinjani barusan adalah puncaknya.

Aku sangat tahu jika perempuan angkuh yang hidup dalam kesempurnaan dengan segala hal yang dia miliki tidak akan pernah meminta maaf seperti yang aku inginkan, jika seperti ini jangan pernah menyalahkanku saat aku membalasnya dengan caraku sendiri. Sampai di akhir pun aku merasa bersalah tanpa alasan untuk menguak skandalnya, namun dia sendiri yang memantik api kemarahanku.

"Sam, gue mau naikin skandal Rinjani Prabumi. Thanks buat infonya, lo bener, semakin sempurna seseorang, semakin banyak hal yang harus dia tutupi."

Cinta Diantara DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang