Part 21. Peringatan

3.3K 370 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HolllaaaaaKetemu lagi sama Serena 🫰🏻🫰🏻Musim hujan tetap jaga kesehatan ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holllaaaaa
Ketemu lagi sama Serena 🫰🏻🫰🏻
Musim hujan tetap jaga kesehatan ya

"Hati-hati Gal, salah ambil lawan yang ada dirimu yang dibuat bertekuk lutut sama itu bocah."

Ibunya sudah hilang dari pandangan membawa malapetaka bernama Serena saat Gusti, rekan Gala satu divisi menepuk bahunya kuat. Antara Gala dan Gusti keduanya sudah berteman sejak mereka di Akpol, lebih dari teman, mungkin mereka lebih mirip saudara satu sama lain. Itu sebabnya Gusti kepalang heran dengan langkah tidak biasa Gala dalam menyelamatkan nama baik Rinjani, perempuan yang kini berstatus mantan tunangan Gala. Bukan sekedar hutang budi semata hubungan yang mengikat Gala dan Rinjani, tapi karena memang sejak awal Gala menyukai Rinjani, sayangnya Rinjani hanya menganggap Gala sekedar teman. Sebuah batas tegas yang membuat Gala tidak berani ambil serius perjodohan ini. Gala menjalaninya dengan senang hati, tapi disatu sisi Gala pun menyiapkan hati saat akhirnya Rinjani menemukan seorang yang dicintainya, dan orang itu bukan Gala.

Pria yang berhasil mendapatkan hati Rinjani adalah Wira Yudayana, dan Gala sudah tahu sejak awal, sedari awal Gala mengetahui, Gala sudah berbesar hati menerima kenyataan jika dirinya hanyalah teman, tidak lebih. Itu sebabnya saat Serena mengusik Rinjani, Gala tanpa berpikir panjang langsung mengambil tindakan, bukan hanya untuk membebaskan Rinjani, tapi untuk mendapatkan alasan agar dirinya lepas dari harapan semu yang dibangunnya sendiri.

"She's not my type!!!" Ujar Gala lugas, namun tak ayal jawabannya tersebut membuatnya dihadiahi toyoran ke kepalanya.

"Bukan typemu, Gundulmu soak! Bukan tipe aja di sosor, munafik lo! Dahlah, ngomong sama lo cuma bikin darting, gue tungguin lo ketulah! Sujud, sujud dah lo dikaki itu bocah!"

Gusti beranjak, misuh-misuh geram sendiri dengan tingkah Gala. Pria yang sehari-harinya serius dengan tugasnya tersebut memang membuat geger dengan skandalnya. Tapi sebesar apapun skandal yang dibuatnya, nyatanya atasan hanya memberikan teguran tanpa ada tindak lanjut, prestasi, dan gerak cepat Gala dalam bertugas menutupi minus pria tampan yang kini mengikuti Gusti masuk ke dalam ruangan.

Gala sendiri pun masih tidak menyangka jika Ibunya yang selama ini begitu sulit dekat dengan perempuan yang ada didekat Gala, bahkan rekan Gala dalam penyidikan sekalipun, mendadak begitu baik kepada Serena, bocah kecil dengan tubuh bongsor dengan bibirnya cupidnya yang sensual tersebut nyatanya sanggup meluluhkan seorang Saraswati Mangkualam tanpa harus berbuat apapun.

Kepala Gala terasa pening saat teringat kedekatan Ibunya tersebut, dan paksaan untuk segera menikah. Bahkan saat status Gala masih bertunangan dengan Rinjani, Ibunya tidak pernah memburunya soal menikah, paling sekedar bertanya kapan mereka akan menikah karena usia yang sudah mulai menginjak angka 30, tapi tidak seheboh tadi.

"Lo ngelamunin apaan dah! Hape lo tuh bunyi!" Suara dari Gusti membuat Gala tersentak kembali, sikap siaganya menurun berganti dengan dirinya yang terasa dongok. "Lama-lama jadi bego lo, Gal."

Tergagap Gala meraih ponselnya dan saat itu juga Gala kembali termangu. Pesan dari Rinjani membuat perasaannya merasa semakin buruk.

"Gal, lo apa-apaan sih? Gue minta lo beresin wartawan rese itu bukan berarti gue minta lo buat nyemplung ke dalam sumur! Kenapa lo bikin skenario gila macam itu? Kenapa lo mesti labeli diri lo sebagai pengkhianat, hah?"

Untuk sejenak Gala hanya menatap pesan tersebut dengan pandangan kosong. Rasanya sangat tidak menyenangkan saat seornag yang begitu istimewa untuknya memperhatikan dirinya namun hanya sekedar sebagai sahabat. Bagaimana Gala tidak jatuh hati pada Rinjani jika perempuan cantik itu yang selalu memperhatikannya.

Lama Gala memikirkan jawaban apa yang pas untuk Rinjani, sembari menyingkirkan godaan untuk terus melanjutkan perjodohan dimana hanya dialah yang mencintai secara sepihak, sampai akhirnya Gala membalasnya lengkap dengan penjelasan yang sudah semestinya dia berikan.

"Gue memang pengkhianat, Rin. Gue ngelakuin ini bukan buat nyelamatin lo dari gosip, tapi gue udah capek sama hubungan formalitas kita selama ini. Udah waktunya kita akhiri perjodohan omong kosong ini, dan kita mulai jalan masih-masing. Lo sama Wira, dan biarkan gue sama Serena. Tenang saja, gue bakal jelasin semuanya ke Om Dio. See you."

Dengan cepat Gala mematikan ponselnya, dan berjalan cepat menuju motor yang lebih sering dia gunakan dalam perjalanan dinasnya. Lebih cepat dan efisien untuk menembus kemacetan kota Jakarta, pada akhirnya ini adalah hal terakhir yang Gala lakukan untuk mengakhiri perjodohan yang selama ini menjadi beban untuk Rinjani. Rinjani, perempuan cantik, putri tiri dari Dio Raharja tersebut begitu menyayangi dan menghormati Dio. Apapun yang Ayah sambungnya itu katakan Rinjani tidak akan membantah, itu sebabnya saat Dio mencetuskan perjodohan dengan Gala, Rinjani pun hanya bisa mengangguk patuh. Meskipun demikian Rinjani dengan terang-terangan mengatakan kepada Gala jika Rinjani menyetujui perjodohan ini tanpa cinta sama sekali.

Sebuah kejujuran yang akhirnya mematahkan cinta Gala yang sebelumnya bermekaran begitu indahnya. Kalimat Rinjani tersebut yang membuat Gala tidak berani melangkah menjadikan perjodohan itu sebuah cinta yang sesungguhnya.

Tepat disaat Gala sampai dirumah besar milik Dio Raharja, sebuah mobil dengan plat istimewa dari Kepolisian pun memasuki rumah tersebut, sebuah mobil dinas yang sangat familiar dimata Gala meski Gala jarang bertemu. Bersisian mereka berhenti di depan rumah megah tersebut, tidak heran selain Jendral TNI, istri dari Dio Raharja, Senja Raharja adalah sosok bussines woman yang usahanya melesat, tidak heran jika keluarha Raharja semakin berlimpah.

"Gala Mangkualam!" Seruan dari Heru Mangkualam saat keluar dari mobilnya membuat Gala berdiri diam dalam posisi siap, dan seperti bisa Gala duga, sebuah tendangan kuat diterima Gala di perutnya, cukup menyakitkan namun tidak membuat Gala tumbang, berada di Kepolisian yang sehari-harinya berurusan dengan tindak kriminalitas berat membuat fisik Gala benar-benar terlatih. "Anak kurang ajar kamu, hah? Berani-beraninya kamu melemparkan kotoran ke muka Papa di hadapan orang yang sudah menyelamatkan nyawa Papamu ini, hah?"

Ya, ada hutang nyawa dan hutang budi besar yang mengikat keluarga Mangkualam kepada keluarga Raharja, 20 tahun yang lalu saat Heru dan Dio bertugas mengamankan sebuah pertandingan sepakbola dua klub terbesar di Indonesia terjadi bentrok besar antar suporter, pasukan pengamanan dsri regu gabungan TNI Polri kewalahan, bahkan beberapa aparat menjadi bulan-bulanan dan sasaran kemarahan, termasuk salah satunya adalah Heru, mungkin Heru akan benar-benar pulang hanya nama seperti beberapa rekannya yang lain jika bukan karena Dio Raharja, sejak saat itulah hubungan pertemanan mereka terjalin tidak peduli seberapa jauh tempat bertugas mereka, dan saat kedua anak mereka dewasa, Dio merasa Gala-lah satu-satunya pria yang bisa dia percaya untuk menjaga Rinjani. Sayangnya Heru harus mendapatkan kekecewaan saat tahu gosip skandal putranya yang berselingkuh dengan salah satu wartawan gosip yang mengangkat isu Rinjani melejit. Tentu saja Heru murka, ingin rasanya Heru mengirim putranya tersebut benar-benar ke neraka jika saja Dio dan istrinya tidak memisahkan.

"Kamu mau bunuh anakmu sendiri, Her...."

Cinta Diantara DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang