31. Saling Menantang

3.8K 408 19
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HolllaaaaarSiapa yang nungguin Gala sama Serena?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holllaaaaar
Siapa yang nungguin Gala sama Serena?

"Papamu kelihatan banget nggak sukanya sama aku."
Kalimat pertama yang aku ucapkan disaat Gala mengantarku pulang seperti yang dia janjikan adalah hal yang sangat tidak mengenakan tentang Ayahnya. Sosok Heru Mangkualam yang postur tubuh tegapnya menurun ke anak-anaknya bahkan sama sekali tidak menerima uluran tanganku, sangat kontras dengan sikap istrinya yang sangat hangat.

Sikap Heru Mangkualam persis anaknya yang tengah memboncengku ini, wajahnya seperti orang benar, kelakuan dan sikapnya yang minus.

"Suka atau nggak, penilaian Papaku nggak ngaruh buat kamu. Kek beneran mau kawin saja kita ini hal kayak gitu kamu ambil hati! Ingat, diantara kita nggak ada hubungan apapun, cuma sandiwara bego yang saling menjebak satu sama lain."

Jawaban menohok yang dikatakan oleh Gala membuatku reflek mendorong helmnya, memang benar yang diucapkan Gala adalah kenyataan namun sudut hatiku tidak menyukainya. Sudah aku bilang bukan, kehangatan yang ditawarkan oleh Nyonya Saraswati benar-benar membuatku merasa aku menemukan sosok Ibu yang tidak pernah aku miliki dalam hidup. "Dan kamu yang bikin aku terjebak, kebucinanmu itu yang bikin Mamamu ngarep punya mantu aku! Ingat, kamu yang narik aku, Mamamu yang menawarkan, bukan aku yang datang mendekat!" Teriakku heboh ke telinganya yang tertutup helm, meskipun tertutup rapat, aku pastikan dia mendengar apa yang aku katakan.

"Nggak usah teriak-teriak, gue nggak budeg, Bocah!"

Membalas apa yang aku lakukan, tiba-tiba saja Gala menarik gas motor ini menuju kecepatan tinggi, nyaris saja aku terbang saking kencangnya yang membuatku mau tidak mau berpegangan erat-erat memeluknya agar nyawaku tidak melayang karena ulah sintingnya. Gala ini benar-benar anak monyet yang kurangajar, disaat aku ketakutan setengah mati karena caranya berkendaranya yang ugal-ugalan, dia justru tertawa keras-keras.

"LO MAU BUNUH GUE! HIDUP GUE BELUM BAHAGIA, SETAN!" Tidak peduli lagi dengan pandangan orang yang mungkin menatapku aneh karena memaki-maki Gala, kuumpat saja sekalian pria tengil menyebalkan yang kini justru semakin gila-gilaan. Umpatanku seolah amunisi untuknya semakin menggila.

Cinta Diantara DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang