Part 29. Rasa Nyaman

3.7K 432 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HollllaaaaaaaJumat malam Solo hujan nggak berhenti-henti, gimana tempat kalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hollllaaaaaaa
Jumat malam Solo hujan nggak berhenti-henti, gimana tempat kalian?

"Saran Papa, bersenang-senanglah sepuas hatimu dengan wanita itu dan tinggalkan setelahnya Gal. Papa akan mencarikan istri yang pantas dan sederajat untukmu. Bukan wanita asal mau sepertinya."

Seharusnya ini hal mudah untuk Gala lakukan karena sebenarnya sejak awal tidak ada apapun diantara dirinya dan Serena, tapi nyatanya saat Ayahnya dengan mudahnya melontarkan kalimat yang terkesan merendahkan Serena, Gala merasa tidak terima. Ada sesuatu yang tidak nyaman dia rasakan diulu hatinya, sesuatu yang sulit untuk dijelaskan oleh Gala sendiri.

"Turuti kata-kata Papamu kalau kamu mau jadi laki-laki brengsek, Gal!"

Tidak cukup hanya Ayahnya yang membuat Gala pusing, kini Ibunya pun turut urun pendapat yang sangat bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh Heru. Biasanya Heru dan Saraswati adalah tipe orangtua yang selalu kompak atas apapun yang mereka putuskan untuk anak-anak mereka, tapi lihatlah sekarang, Saraswati menatap nyalang kepada Heru memprotes ide yang baru saja dicetuskan.

"Apaan sih, Ma! Apa bagusnya anak itu sampai Mama membelanya? Ma, anak itu bukan siapa-siapa dibandingkan Rinjani anaknya Dio, Ma. Kalaupun Gala harus menikah, ya harus dengan perempuan yang sederajat, bukan perempuan gampangan sepertinya!"

"Serena bukan perempuan gampangan, Pa. Hidupnya sudah sulit tanpa harus Papa menghasut anak Papa ini menjadi laki-laki brengsek! Dan lagi, apa Papa nggak dengar apa yang anak Papa katakan, jika ada yang perlu disalahkan, orang itu Gala, Pa! Anak Papa ini yang membawa Serena masuk ke dalam kehidupannya, sudah sewajarnya Gala bertanggungjawab."

Kemesraan yang sebelumnya begitu lekat diantara mereka berdua seketika menghilang, antara Heru dan Saraswati keduanya saling melotot melemparkan argumen satu sama lain diantara dua kubu yang berseberangan. Mereka berdua sibuk berdebat sampai tidak memperhatikan ada Gala yang masih ada di ruang makan sampai akhirnya saat Gala sudah merasa jengah sendiri dengan perdebatan orangtuanya, Gala memilih untuk bangkit.

"Soal hidup Gala, biar Gala yang memutuskan sendiri mau dengan siapa akhirnya. Cukup restui dan doakan yang terbaik saja itu sudah lebih dari cukup."

Tanpa menunggu jawaban dari kedua orangtuanya Gala beranjak untuk pergi, kakinya yang panjang membawanya ke lantai atas, seperti yang bisa Gala duga, pintu kamarnya masih terkunci, enggan terlibat perdebatan yang lainnya Gala memilih untuk melewati kamar Raga dan masuk melalui balkon yang ada di setiap kamar untuk menerobos kamarnya.

Sangat diluar dugaan Gala, tepat saat kakinya menginjak lantai kamarnya, Gala menemukan sosok bocah kematian yang sudah membuat dirinya seharian jungkir balik tersebut tengah bergelung dengan nyaman diatas ranjangnya. Rambut panjangnya masih basah, tergerai begitu saja tanpa dikeringkan, berantakan, namun juga indah disaat bersamaan. Kembali, tubuh Gala bergerak lebih cepat dari otaknya hingga tanpa Gala sadari, kini dia sudah duduk disamping sosok berpiyama merah muda yang tertidur begitu pulasnya.

Untuk sejenak Gala berpikir jika Serena hanya berpura-pura tertidur, tapi dari bibir kecilnya yang terbuka sedikit mengeluarkan dengkuran halus yang mengisyaratkan betapa nyenyaknya dia sekarang, menepis anggapan Gala. Dalam tidurnya, sosok menggoda ini terlihat begitu polosnya, tubuhnya memang tinggi tapi dari jarak sedekat ini Gala bisa melihat jika Serena memang tampak begitu muda dibandingkan dirinya.

Gala bukan manusia tanpa hati, namun saat berurusan dengan segala hal yang bersangkutan dengan Rinjani otak warasnya seolah menggila, sedari dulu pemikiran tentang Gala yang harus melindungi Rinjani karena perempuan cantik tersebut sudah banyak menderita terkadang membuat Gala melebihi batas. Dengan kuasa dan kekuatan yang dimikikinya banyak masalah Rinjani yang bisa Gala bereskan meskipun caranya mungkin disebut jahat. Nyaris Gala tidak pernah merasa bersalah atas apa yang dia lakukan karena Gala sendiri merasa apa yang telah dia lakukan adalah hal yang benar. Namun lihatlah, hatinya yang sekeras baja nyatanya dibuat jungkir balik oleh gadis kecil yang bahkan tidak punya kekuatan apapun untuk melawannya.

Ada rasa bersalah yang begitu kuat setiap kali orang-orang merendahkan gadis kecil yang kini tidur tanpa ada beban sedikit pun diatas ranjangnya, sementara disisi lainnya pun Gala tersadar dengan apa yang terjadi pada Serena, dia seharusnya senang karena memang tujuan Gala diawal adalah membuat Serena menjadi sosok antagonis, perebut kebahagiaan Rinjani. Dan semua hal itu dilakukan oleh dirinya sendiri dengan tujuan menghancurkan Serena.

Gala tidak tahu apa yang terjadi kepada dirinya. Satu-satunya alasan paling masuk akal yang bisa dipikirkan Gala adalah hatinya sedang rapuh karena baru saja melepaskan Rinjani untuk selamanya hingga dia menjadi iba atas perempuan bernama Serena yang baru saja masuk ke dalam hidupnya dan membuatnya kacau balau dengan segala tingkah yang tidak terduga. Siapa yang akan menyangka jika hal sederhana bernama melepaskan nyatanya sulit untuk dilakukan bahkan sampai mengorbankan orang lainnya.

Kepala Gala terasa begitu penuh, lelah rasanya hingga rasanya Gala ingin melepas kepalanya barang sejenak sampai semua pergulatan batin di dalam tengkoraknya tersebut selesai.

Tidak tahan dengan semua hal yang dia rasakan membuat Gala turut merebahkan tubuhnya diatas ranjang, kembali tubuhnya yang bergerak lebih cepat dari otaknya justru membawa sosok langsing tersebut ke dalam rengkuhannya. Katakan Gala sudah gila karena tanpa alasan apapun dia memeluk Serena dalam tidurnya, bahkan saat Serena menggeliat pelan karena tidurnya terganggu, Gala pun mengusap rambut panjang tersebut untuk menenangkan agar Serena kembali melanjutkan tidurnya. Gala sempat mengira jika Serena akan terbangun, terganggu dan akhirnya tersadar atas kelancangannya, tapi mungkin karena sama lelahnya seperti Gala, Serena justru semakin mundur, mendekat kepada Gala seolah mencari kehangatan.

Sontak Gala membeku, tidak menyangka dengan apa yang terjadi kepadanya sekarang ini, memeluk seorang wanita dikamarnya ternyata membawa kenyamanan yang sangat luar biasa, beban yang sebelumnya menggulung Gala hingga membuat kepalanya terasa pening perlahan memudar, berganti dengan rasa kantuk yang amat sangat. Namun sayangnya saat mata Gala hendak terpejam, tengkuk putih bersih yang begitu jenjang milik Serena menggoda perhatiannya, terlebih saat wangi lembut bodywashnya tercium samar memasuki hidungnya, Gala tidak bisa menahan dirinya yang tergoda untuk mengecup tengkuk terbuka tersebut.

Sebuah hal yang rupanya menjadi kesalahan besar untuk Gala, karena wangi lembut tubuh Serena benar-benar bagai sebuah candu yang menyenangkan sekaligus menenangkan untuknya, tidak hanya satu kecupan, namun berlanjut ke kecupan kedua dan ketiga yang meninggalkan bekas kemerahan yang akan lekas membiru nantinya di tengkuk seputih mutiara tersebut, mungkin akan ada keempat atau lainnya jika saja Gala tidak menghentikan gairah liarnya yang selalu muncul setiap kali berurusan dengan Serena.

Tanpa harus berbuat apapun, nyatanya Serena adalah godaan besar untuk Gala. Perlu usaha yang luar bisa besar dari Gala untuk menghentikan dirinya sendiri. Tolong ingatkan Gala untuk nantinya menegur Serena agar tidak tidur seperti orang mati. Kebiasaan Serena ini benar-benar berbahaya apalagi jika ada predator macam Gala didekatnya.

Disaat seperti ini seharusnya Gala menjauh sejauh-jauhnya dari Serena, tapi nyatanya rasa nyaman dan hangat yang Gala temukan disaat dirinya dekat dengan Serena membuatnya justru memeluk Serena kembali seperti sebuah guling yang terasa pas dan memang diciptakan khusus untuknya, yang akhirnya membawa Gala kedalam mimpi dari tidurnya yang luar biasa nyenyak.
Gala bahkan tidak ingat kapan terakhir kalinya dia bisa tidur senyenyak ini.

Tanpa Gala sadari dirinya sudah jatuh terlalu jauh pada masalah yang dia ciptakan dengan penuh kesadaran. Masalah bernama Serena Yunika, bocah kecil yang nyatanya membuat sosoknya yang tidak terkalahkan oleh apapun bisa menjadi begitu lemah.

Cinta Diantara DosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang