Seseorang pernah bilang.. Semua orang hidup itu pasti punya masalah. Karena ketika kita hidup, maka harus siap menghadapi masalah.
Di meja makan, semuanya terlihat serius. Tidak ada pembicaraan sama sekali. Termasuk Bima. Tidak seperti biasanya, yang selalu berbicara kepada kakeknya. Kini, pria itu berubah menjadi dingin seketika, tanpa memperdulikan yang ada disekitarnya. Hanya menjawab seperlunya saja.
Melihat situasi seperti itu, membuat Deana gelisah. Ia tidak boleh membuat Aldrich dan Raymond mengetahui sikap perubahan Bima yang secara tiba-tiba itu. Untuk itu ia memberanikan dirinya untuk berbicara.
"Pa.. Hari ini aku mau pergi ke NY mau menemui para investor dari galeri lukisan aku." Ucapnya pada Raymond.
Dikarekanan di rumah sudah banyak art yang mengerjakannya, Deana pun memilih menyibukkan dirinya dengan membuka galeri lukisan. Sebagai hiburannya juga, agar tidak terlalu stres memikirkan masalah yang terjadi dikeluarganya. Dan juga merupakan salah satu hobinya.
"Kamu pergi sama siapa ? Aku gak bisa nemenin kamu. Kamu tau kan, kalo di kantor, aku sibuk banget."
"Papa tenang aja. Aku bisa pergi sendiri ke sana kok. Oh ya, sekalian aku juga mau mampir ke rumah mama Valen."
"Bukannya mereka sudah mengusir kamu dari sana ?" Sahut Aldrich.
"Meskipun mereka sudah mengusir Deana. Mau bagaimana pun mereka tetap keluarga Deana, pa. Deana cuma mau tahu kabar mereka aja."
"Ya sudah, sekalian kamu sampaikan ke mereka kalau papa selalu menunggu kabar baik dari mereka."
Valen adalah orangtuanya Deana. Sejak pernikahan Deana dan Raymond, sejak saat itu juga Deana tidak pernah memberi kabar lagi kepada orangtuanya. Apalagi pulang ke sana. Hal itu yang membuat orangtua Deana tidak menyukai keluarga Ganendra. Seolah keluarga itu sengaja menyembunyikan keberadaannya.
Apalagi setiap Aldrich ingin bertemu Valen, ia selalu mengatasnamakan Deana. Agar Valen mau menemuinya. Nyatanya, Deana tidak tahu apa-apa dan tidak pernah diberi tahu.
Maklum, Valen itu pebisnis terkaya di negaranya. Bahkan, perusahannya sudah tersebar diberbagai negara. Makanya Aldrich sengaja menjodohkan putranya itu agar ia bisa mendekati Valen melalui Deana.
"Mama mau ke NY sendirian ? Aku temenin ya ma ?" Ucap Bima.
"Gak perlu sayang. Kamu di sini aja, bantu kakek sama papa kamu di perusahaan."
"Tapi ma.."
"Kalo kamu juga pergi, yang jagain Naiara siapa ? Masa mau kamu tinggalin sendirian sih."
Mamanya benar. Ia tidak mungkin meninggalkan Naiara begitu saja. Setelah susah payah ia menemukan gadis itu kembali.
"Kamu tenang aja. Pokoknya setelah mama menyelesaikan urusan disana, mama akan segera pulang kok."
Meski khawatir membiarkan mamanya pergi sendirian, tapi Bima juga tidak bisa apa-apa. Ia tidak boleh melupakan rencana yang sudah dipikirkannya matang-matang tadi malam.
***
Sebuah kamar seorang gadis terbuka. Di dalamnya terdapat seorang gadis yang terkurung tanpa bisa melakukan apa-apa. Karena kamarnya dikunci dari luar. Dan yang mengurungnya adalah saudaranya sendiri.
"Nih, lo makan dulu." Ucap Alice yang meletakkan makanan itu di atas meja.
"Al, please lepasin gue. Gue mau keluar dari sini Al. Gue mau jaga mama di rumah sakit."
"Gak bisa ! Mama udah ada yang jaga."
"Al.. Bisa gak sih, lo jangan kayak gini ? Sejak lo ketemu orang-orang gak jelas itu, lo jadi berubah tau nggak ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Ficțiune adolescenți"Oyy.. ! Lo manusia apa bukan ?" Teriak seseorang yang tidak jauh dari belakangnya. Dengan cepat, Naiara menghapus air matanya. Seseorang itu pun mendekati Naiara. Ia tidak terlihat seperti dalam kondisi sadar sepenuhnya. "Ooh, ternyata lo manusia."...