BACA SEASON 1 DULU YANG BERJUDUL THE LEFTOVERS
⭐ TERSEDIA LENGKAP DI WATTPAD ⭐
-oOo-
Semenjak rombongan monster Kureiji menyingkir dari wilayah perkotaan, mereka menemukan satu masalah baru yang harus ditangani. Tak mau masalah ini larut dalam kekac...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-oOo-
CLAUDE menatap Nathaniel dari atas ke bawah, meyakinkan diri bahwa yang dia lihat bukanlah hantu atau halusinasi belaka. Kawannya yang dianggapnya tewas saat ini berdiri di hadapannya, mengenakan pakaian lengkap dan juga menodongkan pistol di kening River―yang artinya adalah keberpihakan pada musuh. Apa maksud semua ini?
Keterkejutan di antara mereka membekukan waktu sejenak, membuat semua lengah, bahkan Nathaniel sekalipun. Sejurus kemudian, tampak bayangan berkelebat di belakang Nathaniel. Seorang petugas lain mendadak saja menghambur masuk dan langsung membidikkan pistol pada River yang berdiri di muka pintu. Bentakannya pada Nathaniel memecahkan lapisan es di antara mereka; "Jangan diam saja, bocah. Bunuh dia!"
Lalu bunyi pistol meletus.
River kira dia akan tewas di tempat, akan tetapi Juan lebih gesit menarik lengannya, seketika menyelamatkannya dari desingan tembak. Peluru menghantam dinding di belakang mereka; kilatan api memercik, membuat keseimbangan Juan goyah. Punggung pemuda itu menubruk Claude yang sedang menahan River, lalu kejadian berikutnya berakhir kacau; mereka bertiga jatuh bergulingan ke dasar tangga.
"Tahan senjatamu, mereka bukan petugas!" Nathaniel menghalau pistol rekannya dan langsung berlari menyusul ke bawah. Dia menemukan ketiga kawannya baru saja bangkit, terengah-engah menatapnya dengan sorot ngeri bercampur kebingungan.
Claude mendesak Nathaniel lagi, "Kenapa kau ada di sini? Aku kira kau ... kau mati!"
Seorang rekan yang sejak tadi mengikuti Nathanie masih menodongkan pistol dengan waspada. Nathaniel menarik bahu pria itu agar merapat padanya, "Claude, kau pasti ingat dia. Jasper."
Claude menyipitkan mata memandang pria itu. Jasper. Nama itu tidak asing. Dia memperhatikan sang petugas markas menurunkan pistol seraya menatap Claude dengan cermat. Ingatan mereka seketika mekar bersamaan, membuat keduanya membelalak terkejut.
Jasper adalah yang pertama berkata, "Kau orang sok jago yang bermulut busuk itu."
"Kau yang mencabuti gigi monster dan menjadikannya kalung paling jelek sedunia," balas Claude, yang tampak tersinggung dengan julukan dari Jasper. Ketegangan di antara keduanya mengempis. Claude berpaling pada River dan Juan, lalu memberitahukan bahwa sebelum ini mereka pernah bertemu di Domehall dan saling mengetahui nama. Selepas itu, perbincangan kembali ke topik awal. Claude, yang masih dibasuh rasa tidak percaya, menatap Nathaniel dengan mencalang, "Nath, kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau ada di sini dan menyamar sebagai petugas? Aku kira kau mati saat itu!"
"Sepertinya keberuntungan masih berpihak padaku. Tidak lama setelah kau dan Heaven pergi menaiki kapal, Winter dan kawan-kawannya menemukanku. Mereka rupanya menyusul dari Domehall dengan membajak mobil milik pengunjung baru yang datang mencari tempat perlindungan. Katanya, Winter tidak bisa membiarkan Heaven menolong anaknya seorang diri, karena penculikan Sean juga merupakan keteledoran Winter. Lalu Jasper, dia ...."