•Nasib Yang Terhubung (4)

254 43 3
                                    

BLAM

"Jin hyung, kau bisa mandi sekarang." ucap Suga berjalan ke arah meja rias dan mengambil hair dryer di sana untuk mengeringkan rambutnya.

"Hm!" sahut Jin, tapi sama sekali tidak bergerak menuju ke kamar mandi dan hanya memperhatikan Suga beberapa saat. "Nee, boleh aku bertanya?"

"Kau sudah bertanya, hyung."

"Kenapa kau memeluk dan menciumnya tadi?"

Suga tidak langsung menjawabnya, dia masih mengeringkan rambutnya dan kemudian meletakkan hair dryernya. Lalu membalikkan tubuhnya menghadap Jin, "Molla. Aku hanya tidak suka, apa yang akan menjadi milikku disentuh orang lain... Meskipun itu hanyalah palsu."

Jin mengerutkan keningnya, "Kau menyukainya?"

"Kami baru-baru ini akrab dan bagaimana bisa langsung jatuh cinta?" Suga balik bertanya sambil tersenyum kecil. "Dia akan menjadi pacarku selama setahun dan aku tipe orang cemburu, aku tidak suka jika dia disentuh orang lain. Hanya itu."

Cukup lama akhirnya mereka saling diam, lalu akhirnya Jin berbalik badan dan berjalan ke arah kamar mandi sementara Suga pergi mengambil bajunya di lemari. Dongsaengnya itu bukan anak kecil, dia sudah berusia 20 tahun lebih, jadi dia lebih baik tidak terlalu ikut campur dan hanya memperhatikan saja.

-

Sudah lebih dari setengah tahun IU selalu dibuntuti rasa takut oleh keberadaan sasaengnya itu, kini akhirnya dia terbebas darinya berkat bantuan seseorang yang sebelumnya menawarkan kontrak pernikahan padanya. Sebab dari kejadian itu dia merasa berhutang budi dengan segala bantuan darinya, itulah alasan dia akhirnya menerima kontrak itu dengan syarat mereka hanya berpacaran saja.

Min Yoongi, atau yang selalu dipanggil Suga, pria pucat itu sama sekali tidak keberatan dengan syarat darinya. Dia dengan wajah datar tapi juga tenang memberinya kelegaan karena tidak ada yang perlu ditakutkan. Sejak kejadian di toilet saat itu, entah kenapa jantungnya selalu berdetak sangat kencang dan wajahnya terasa panas setiap menerima perlakuan manis darinya.

Hingga kini, akhirnya setelah acara Music Bank berakhir, mereka menandatangani kontrak itu. Agensi mereka akan mengeluarkan pernyataan esoknya, jadi mereka tidak perlu khawatir untuk pergi berdua. Meski masih ada beberapa orang dari mereka yang belum percaya dengan nasib sial Suga, tetapi banyaknya saksi dari kesialan yang dialaminya berhasil membuat kedua belah pihak setuju untuk membantu.

"Mari kita saling membantu, IU-sii... Ah!" ucap Suga tiba-tiba menarik tangannya dan berbisik. "Apa harus kupanggil, chagia atau yang lain?"

Kembali merasakan panas di wajahnya serta jantungnya yang berdetak lebih kencang, IU dengan gugup menjawabnya, "Ka-karena sudah terikat kontrak, mari saling membantu!"

Suga terkekeh, lalu melepaskan genggaman mereka dan mundur dua langkah darinya.

"Lee Minsu-sii, Lee Jangmi-sii, terimakasih atas persetujuan kalian untuk membantu anak kami!" ucap Doyun sambil membungkuk diikuti Kyunghu pada orangtua IU.

"Tidak masalah! Terimakasih pada kalian juga yang membantu putri kami mengatasi sasaeng itu." ucap Minsu, ayah IU dan Lee Jongdae, adik serta anak bungsu keluarga Lee.

"Annyeonghaseo, Lee Jongdae-ah!" sapa Inho pada pria yang seusia dengan Jungkook itu. "Sekarang kita keluarga meski Jieun-sii dan dongsaengku hanya berpacaran kontrak, jangan sungkan meminta bantuan ya!"

"Annyeonghaseo, Inho hyung! Terimakasih atas bantuan kalian pada Jieun noona!" sahut Jongdae sambil membungkukkan badannya.

"Keluarga kita langsung dekat." ucap Suga yang sejak tadi memperhatikan.

IU mendekatinya, lalu berdiri di sampingnya dan ikut menatap ke arah yang sama. Kemudian matanya melirik ke arah Suga dan agak terkejut, pria yang kini berstatus sebagai pacarnya itu tersenyum lebih lebar dari biasanya sambil menatap keluarganya.

"Waeyo?" tanya Suga beralih menatapnya. "Ada yang salah dengan wajahku?"

IU masih dalam keterkejutannya itu menggelengkan kepala dengan tatapan polos, "Kau ternyata bisa tersenyum selebar itu ya? Terlihat tampan, tapi juga cantik."

Kali ini Suga yang terkejut, tapi dia langsung menetralkan ekspresinya dan kembali menatap ke arah orangtuanya, "Eomma dan appa sangat khawatir pada kondisiku, tapi kini kekhawatiran mereka hilang berkat persetujuan darimu. Aku hanya senang melihat mereka tersenyum lagi."

"Selama 24 tahun, sejak lahir dia sudah diramalkan akan memiliki banyak kesialan di usianya yang sekarang dan pasti membuat orangtuanya khawatir. Dia juga pasti merasa khawatir karena orangtuanya yang percaya pada ramalan itu, apa bersamanya selama setahun ini akan cukup untuk membantunya?" batin IU.

Tidak ada yang tahu rencana takdir, manusia hanya bisa memprediksi dan berusaha setiap saat untuk menjalani hidup. Sejak kecil, Suga selalu melihat dan mendengar kekhawatiran orangtuanya, Inho bahkan selalu meluangkan waktu lebih banyak bersamanya agar dapat mengawasi dirinya. Hal itulah yang tanpa sadar membentuk sisi cuek dan datar, dia memilih tidak peduli agar keluarganya tidak terlalu memikirkannya.

Dia hanya tidak mau karena ramalan itu keluarganya selalu sedih dan khawatir, tetapi karena itu juga dia jadi sulit memahami emosi di dalam dirinya. Entah itu rasa senangnya karena keluarganya akhirnya lega penangkal kesialannya sudah bersamanya atau rasa nyaman yang dia dapatkan setiap bersama dengan IU, Suga tidak dapat memahaminya dan akhirnya bersikap tidak peduli lagi.

-

BEEP BEEP

CEKLEK

KRIEET

"Masuklah, aku bawakan kopermu."

Setelah pertemuan mereka tadi untuk menandatangani kontrak, mereka mulai tinggal bersama hari itu juga. Suga yang memiliki apartemen sendiri akhirnya menyarankan IU untuk tinggal di sana karena jarang pulang ke sana, beruntung wanita yang berstatus pacarnya itu setuju dan meminta diantarkan ke rumah untuk berkemas pakaiannya.

"Ada 3 kamar, yang ini kamarku." ucap Suga menunjuk kamarnya. "Kau mau kamar yang di depan kamarku atau di sampingnya?"

"Depan saja, aku suka posisinya di sini."

"Oke."

Suga segera membukakannya, lalu mempersilahkannya masuk sambil membawa kopernya lagi, "Sudah larut malam, istirahatlah dan rapikan barang-barangmu besok."

"Apa kau akan tidur?"

"Aku akan mandi dulu."

"Maka aku akan siapkan pakaianmu, bibi Kyunghu bilang kau pernah terluka saat membuka lemari jadi biar aku siapkan."

Suga tersenyum kecil, lalu menganggukkan kepalanya dan pergi keluar kamar. Ada satu kamar mandi di sana dan itu berada di dekat dapur yang terhubung ke meja makan dan ruang TV.

"Ini." ucap IU memberikan satu set piyama padanya sebelum memasuki kamar mandi.

"Tunggulah sambil tonton TV, kau juga harus mandi sebelum tidur."

"Hm!"

Tidak ada masalah, semua berjalan lancar meski baru beberapa jam mereka bersama. Keberadaan IU benar-benar membawa keberuntungan bagi Suga, dia sama sekali tidak mengalami kesialan apapun sejak tadi.

CEKLEK

BLAM

"IU-sii, mandilah."

IU yang sedang menonton TV itu terdiam beberapa saat sambil memperhatikannya, ini pertama kalinya dia melihat Suga yang baru selesai mandi. Rambutnya yang basah dan wajahnya yang masih fresh sehabis mandi benar-benar membuatnya tampak berbeda, dia lebih tampan dari biasanya.

"IU-sii?" panggil Suga melambaikan tangannya di depan wajahnya.

"Ah! Iya! Aku akan mandi!" ucap IU mengangguk, lalu mengambil handuk dan pakaiannya.

Sementara Suga hanya terkekeh melihatnya salah tingkah, "Manisnya..."

My ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang