Suga membuka matanya, mengerutkan keningnya ketika menyadari kalau pandangannya buram dan dia tidak bisa bernapas. Jika dilihat dengan seksama lagi, dia bahkan sangat heran karena tiba-tiba berada di dalam air. Seingatnya tadi dia sedang tidur di bersama IU di kamar, tapi kenapa dia bisa di sana?
"Yoon..."
Suga berusaha berenang kembali ke permukaan ketika suara sang pujaan hati terdengar menggema di telinganya.
"Yoongi... Yoon-yoon!"
"Hah?!"
Itu hanya mimpi?!
Suga melihat sekeliling dan mendapati tubuhnya kini berada di atas kasur bersama IU, lalu bernapas lega dan menatap pacarnya yang kembali memanggilnya.
"Kau kenapa? Tiba-tiba bergerak tidak karuan dan seperti sulit bernapas."
Suga menghela napas panjang sebelum menjawab, lalu menggeleng sambil mengelus rambut indah IU, "Hanya mimpi buruk, baby."
Namun, IU mengerutkan keningnya dan menatap tak percaya, "Kau yakin? Kau sampai berkeringat."
"Gwenchana... Kembalilah tidur, masih pukul 3 pagi."
"Kau tidak tidur?"
Suga yang bertelanjang dada kembali memakai kaos hitam polosnya, berbalik dan duduk di tepi kasur sambil mengelus lagi rambut IU dan memberi kecupan lembut di keningnya, "Tidurlah duluan, aku ingat tadi ada panggilan dari appa saat kita masih bermain jadi akan menelpon dulu."
"Jangan lama ya!"
"Hm."
-
TAP TAP TAP
CEKLEK
Pintu dengan ruangan yang pencahayaannya agak gelap itu terbuka, dimasuki seseorang pria yang meletakkan kameranya di atas meja berantakan dimana banyak foto yang digunting. Sementara di dinding ada mading yang sudah terpasang banyak foto satu wanita dengan berbagai ekspresi.
TIIT
Mesin pencetak kembali menyala, menampilkan foto baru yang tentu berasal dari kamera sebelumnya, sementara pria tadi memajangnya di sana.
"Tunggulah sebentar lagi, Jieun sayang..." gumamnya sambil mengelus foto itu.
Wanita di foto itu tak lain adalah IU.
"Akan kubuat Min Yoongi sialan itu melepasmu dan kita bisa bersama." lanjutnya sambil menyeringai.
"Jihun..."
Panggilan samar-samar itu berhasil mengalihkan perhatian pria yang tak lain adalah... HWANG JIHUN.
"Ck!" Jihun berdecak kesal, kemudian berjalan keluar meninggalkan foto-foto yang masih dicetak.
-
"Suaramu kedengaran lemah sekali, apa kau sakit?"
Suga meneguk air mineralnya, lalu berbalik menyandarkan punggungnya di pagar balkon, "Hanya lelah dan kurang tidur, hyung."
"Oh! Kalau begitu harusnya aku menunggumu ke Daegu dan baru cerita soal ini, kau pasti nanti kepikiran dan tidak fokus."
"Gwenchana, hyung..." Suga terdiam sebentar sambil menatap IU yang tertidur. "Ada Jieun di sini, aku akan baik-baik saja."
"Kau yakin? Appa sangat kesulitan menenangkan eomma yang menangis, bahkan shaman Gong pun ikut khawatir padamu."
"Jangan terlalu percaya pada masa depan yang belum terjadi! Jika nanti ramalan kematian itu datang padaku, maka aku akan berusaha keras melawan."
"Tapi..."
"Aku akan kembali istirahat. Jieun akan terbangun lagi jika aku tidak disampingnya, hyung."
Suga mematikan teleponnya, lalu kembali masuk dan bersiap untuk tidur lagi. Hari-hari di Brazil sudah sangat melelahkan ditambah kabar dari Inho tadi membuat kepalanya ingin pecah, jadi Suga memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya dan memilih tidur memeluk sang pacar.
Tidak ada yang tahu kejadian di masa depan dan manusia sama sekali tidak memiliki kemampuan mengendalikannya, sementara shaman Gong hanya bisa melihat sekilas ramalan untuk orang yang diramal jadi tidak ada yang bisa dilakukan. Suga hanya akan bisa menenangkan semua orang yang khawatir padanya, dia juga tidak bisa menceritakan mimpi yang terus terulang agar tidak menambah rasa khawatir siapa pun.
"Jika penyebab kematianku ini datang, aku akan pastikan untuk tidak bisa mengambilku sebelum menua bersamamu, Jieun." batin Suga.
Suga sudah memantapkan tekadnya. Setelah menjalin asmara bersama IU, dia selalu memikirkan masa depan bersamanya. Berkarir bersama, menikah, memiliki anak, menikmati momen bersama keluarga kecilnya, lalu menua dan mati dengan senyuman karena harapan terpenuhi. Namun, sayangnya nasib sialnya yang dibawa sejak lahir membuatnya sedikit pesimis, akankah dia bisa mewujudkan semua harapannya itu? Dia tidak takut mati, tapi meninggalkan semua orang dan bahkan belum mewujudkan banyak harapannya cukup membuat dirinya tidak puas.
"Kita akan memulai hari pertama konser." ucap Jin duduk di samping Suga. "Dan kau sejak tadi hanya diam, bahkan tidak bereaksi cemburu pada Jungkook yang sejak tadi mengobrol dengan Jieun, ada apa?"
Suga melihat sebentar IU yang asik diajak mengobrol bersama membernya terutama Jungkook, lalu beralih ke Jin yang masih setia menatapnya, "Hanya kurang tidur, hyung."
"Jinjja?"
"Hm! Untuk apa aku berbohong."
"Aku tidak bilang kau berbohong! Hanya saja, kau seperti memikirkan sesuatu yang cukup berat."
Suga terdiam, tidak menjawab dan hanya mengambil air mineralnya untuk diminum lagi. Sementara Jin masih tetap pada posisi yang sama tapi dengan menajamkan tatapannya, "Yoongi-ah, apa ini ada hubungannya dengan nasib sialmu?"
"Hyung, kau terlalu khawatir."
"Bukan itu! Kau selalu berkata, kau akan baik-baik saja, tapi jauh di dalam hatimu... Kau juga khawatir kan? Kau bisa cerita padaku, aku akan mendengarkan dengan baik."
Ini bukan satu atau dua hari mereka saling mengenal, tapi sudah 4 tahun lebih. Jin yang sekamar dengan Suga tentu sudah kenal betul dirinya. Setiap memiliki masalah, adik pucatnya ini selalu lebih diam dari biasanya dan yang paling membuatnya kesal adalah dia selalu memendam semuanya sendiri. Sebagai yang tertua di grup, tentu saja Jin merasa bertanggung jawab mengurus adik-adiknya.
"Hyung, aku..."
"Yoon-yoon~"
Suga yang awalnya ingin bicara akhirnya menutup rapat mulutnya, menggenggam erat tangan IU yang ada di pundaknya dan mengecupnya singkat, "Sudah selesai mengobrolnya?"
"Hm!" jawab IU kemudian menatap Jin dan Suga bergantian. "Kalian sedang bicara apa? Serius sekali."
"Tidak ada." jawab Suga sebelum Jin yang menjawab. "Kau akan menonton di sini kan? Jangan di bawah panggung! Banyak staff yang bekerja."
"Tapi aku khawatir padamu."
"Kau ada di sini, jimat kita pun selalu dipakai, semua akan baik-baik saja."
Meski cemberut, tapi IU tetap mengangguk. Hingga salah satu staff memanggil untuk BTS bersiap-siap, Suga yang juga akan pergi tak lupa mengecup singkat bibir IU agar pacarnya tidak khawatir.
"Hyung, kami akan diabetes jika kalian seperti itu." ledek V berkacak pinggang.
"Diamlah!" omel Suga. "Kau setelah berbaikan dengan Jennie sudah bisa meledek, hm?"
Dua hari lalu Jennie memang sempat datang ke sini sendirian, sempat terjadi kericuhan tapi V akhirnya membawanya pergi untuk bicara pribadi. Dilihat dari mereka yang kembali dengan bergandengan tangan, para member yang menunggu di hotel tentu tahu kalau mereka sudah berbaikan. Namun, sayangnya V cemberut karena Jennie harus kembali ke Korea akibat jadwal Blackpink.
"Maklum, Jennie hanya ke sini selama 1 hari jadi dia pasti ingin mengganggumu karena cemburu." sahut JHope cekikikan.
"Sudah-sudah!" ucap RM menegur, lalu mengajak membernya untuk tos dan pergi ke panggung.
"Hati-hati ya!" ucap IU sedikit berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Shield
RomanceBagaimana jadinya, jika suatu saat kau ditawarkan sebuah kontrak pernikahan? Apalagi alasan kontrak itu ada terdengar tidak masuk akal. Itulah yang dialami IU, aktris serta idol cantik yang suatu hari tiba-tiba ditawari kontrak pernikahan oleh Suga...