•Nasib Yang Terhubung (14)

161 32 5
                                    

"Joy, dimana kau memesan hotel? Biar supir lain yang akan mengantarmu." tanya Kyunghu setelah mereka semua menyelesaikan makan malam.

"Aku datang buru-buru dan lupa memesan, bibi." jawab Joy sambil merangkul lengan kanannya. "Boleh aku bermalam di sini?"

"Kamar sudah penuh." jawab Jin tiba-tiba. "Belum terlambat memesan kamar hotel, apa kau mau bermalam di hotel tim kami? Aku bisa menelpon manajer Song untuk memesannya."

"Aku bertanya pada bibi Kyunghu, bukan padamu, Seokjin sunbaenim." sahut Joy dengan sinis. "Lagipula, Suga oppa bisa tidur di kamar Inho oppa dan aku bisa tidur bersama IU sunbaenim kan?"

"Eh?" IU tampak tersentak, tidak tahu jika namanya akan ikut terbawa.

"Yoongi perlu Jieun untuk tidur, lagipula mereka sudah berpacaran." jawab Doyun meletakkan tangannya di pundak IU. "Jika kau ingin bermalam di sini, maka tidurlah di kamar Inho."

"Ah... Benar!" ucap Kyunghu setuju. "Inho akan ke Mexico untuk urusan bisnis, jadi kamar itu kosong."

Joy tampak kecewa, reaksi orangtua Suga yang sangat hangat pada IU membuatnya merasa iri juga. Dulu dia memang disambut baik di sana, tapi tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Arasso." ucap Joy tidak membantah.

Kyunghu pun segera meminta salah satu pembantu untuk mengantarnya ke kamar, sementara member BTS yang tampak puas akhirnya memilih kembali ke kamar untuk bersih-bersih dan beristirahat. Hanya IU yang pamit untuk ke teras depan rumah karena khawatir pada Suga dan memilih menunggu kepulangannya.

"Nona Jieun, apa anda mau camilan selain teh hangat?" tanya pembantu yang sudah menuangkan teh sambil memberinya selimut, sementara ada satu bodyguard yang diperintahkan Doyun untuk menemaninya di sana.

"Aniyo." jawab IU sambil tersenyum. "Ini sudah cukup, terimakasih."

Setelah kepergian pembantu dan bodyguard yang berdiri di sampingnya, dia agak terkejut dengan kedatangan Joy yang tiba-tiba duduk di kursi lain.

"Joy-sii, apa kau mau teh?"

Namun, alih-alih menjawab, Joy malah menatapnya sinis, "Apa kau... Penangkal nasib sial Suga oppa?"

"Nee?"

-

KLINING

Suara lonceng di dekat pintu mini market berbunyi ketika seseorang keluar dari sana.

"Silahkan datang lagi~"

"Tuan muda Yoongi, untuk apa anda membeli banyak coklat?" tanya paman Dong ketika Suga sudah masuk ke dalam mobil.

"Jieun tadi ingin makan coklat, tapi karena sudah hampir malam kami lupa mampir ke sini, jadi aku membelinya untuknya."

Paman Dong mengangguk sambil menjalankan mobilnya kembali, "Anda sangat baik padanya, tidakkah itu akan membuatnya salah paham?"

"Maksud, paman?"

"Kau adalah orang yang peka, jadi aku yakin kau menyadari apa yang dirimu sendiri inginkan. Melihat kalian makan malam tadi, orang lain bahkan sudah menyadari perasaan kalian satu sama lain."

"Paman, kami terhubung karena kontrak dan di sana tertulis untuk saling peduli selayaknya pasangan. Bagaimana jika perkiraan kalian salah dan dia tidak memiliki perasaan apapun padaku seperti yang Joy lakukan?"

Paman Dong diam beberapa saat, "Nak, aku tidak mengenal baik nona Jieun tapi berbeda denganmu. Sejak kau kecil, aku tau kau adalah anak yang pintar... Jika kau ragu, maka nikmatilah waktu bersama kalian sambil memikirkannya dan setelah itu putuskan."

Suga tidak menyahuti dan hanya melihat pemandangan luar jendela. Selama 24 tahun dia hidup, ini pertama kalinya dia ragu akan menjalani hidupnya. Bukan hanya karena ramalan nasibnya, tapi juga tentang IU. Dia tidak menyangka jika wanita cantik dan periang yang dia temui saat masih kecil ternyata adalah penangkal nasib sialnya.

Namun, ada banyak keraguan dari dirinya untuk melangkah lebih jauh dari hubungan mereka yang sekarang. IU mengalami pelecehan serta teror dari pria asing dan nasib sialnya bisa beralih padanya, ditambah permasalahan antara dirinya dengan Joy dulu yang membuatnya takut tidak bisa mengontrol dirinya hingga nanti IU malah akan mendorongnya menjauh.

"Aku benci takdir sialan ini." batinnya.

"Kita sudah sampai, tuan muda." ucap paman Dong.

Suga tersadar dari lamunannya, lalu keluar diikuti dua bodyguard lainnya. Langkahnya terhenti ketika dia melihat IU hanya duduk diam di kursi teras sambil memeluk dirinya dengan selimut.

"Baby, apa kau menungguku?"

Tidak ada jawaban.

"Baby?"

Barulah IU sadar ketika Suga berjongkok di depannya, "Yoon-yoon! Kapan kau kembali?"

"Baru saja." jawab Suga sambil melirik bodyguard yang menemani IU tadi, seolah memberi pesan kalau dia akan bertanya padanya nanti. "Di sini dingin, ayo masuk?"

"H-hm!"

Namun, ketika Suga hendak mengambil tangannya untuk digandeng, dia terkejut karena IU jalan duluan tanpa mengatakan apapun lagi.

"Baby." batin Suga.

"A-anu... Tuan muda..."

"Aku akan bertanya padamu besok."

"Nee!"

"Selamat malam, tuan muda Yoongi dan nona Jieun!"

Suga mengikutinya, meski tatapannya datar dan mulutnya terkunci rapat, dalam dirinya tersimpan banyak pertanyaan mengenai sikapnya. Sebelumya IU seperti biasanya, selalu menyapanya dengan lembut, tersenyum atau tersipu, tapi kini kenapa ekspresi wajahnya begitu murung?

"Baby, bantu aku mandi." ucap Suga begitu mengunci pintu kamarnya.

Tidak ada jawaban lagi.

"Baby..." panggil Suga dengan lembut, menarik pundaknya untuk menghadap dirinya, lalu sedikit menunduk untuk menatapnya. "Waeyo?"

Untuk ketiga kalinya tidak ada jawaban dan akhirnya Suga menggendongnya dan duduk di sofa yang ada di sana, tak lupa dia juga memangkunya sambil mengelus pipinya dengan lembut.

"Setelah kontrak kita, sebaiknya jangan pernah temui aku lagi."

Suga terdiam, menatapnya tajam meski yang ditatap menundukkan kepalanya, "Baby, waeyo? Sebelumya kita baik-baik saja, kenapa kau seperti ini? Apa yang aku lakukan sampai kau mau menjauh dariku?"

"Karena suatu saat kau akan menjauh dariku juga! A-aku pernah dilecehkan, semua orang menatapku dengan jijik! Mereka yang melihatku dilecehkan di toilet hari itu pasti menganggap aku sudah tidak berharga lagi! Kau pasti dihina karena berpacaran denganku! Kau..."

"LEE JIEUN!"

IU kali ini menatapnya, matanya sudah merah menahan tangis karena Suga membentaknya.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu? Siapa yang menatap rendah CINTA PERTAMAKU?"

Cinta pertama. Itu tidak salah. Saat masih kecil, Suga sudah menaruh rasa padanya. Melihat gadis kecil yang manis itu menangis setelah menolongnya, Suga memikirkannya hingga tidak lagi bertemu dan perasaan itu terkubur. Ketika dia melihat kalau orang yang menjadi penangkalnya adalah dirinya rasanya ada kesenangan yang tidak bisa diucapkan, tapi kini dia ingin menjauh setelah kontrak berakhir?

"Yoon-yoon, ka-kau bilang apa? Cinta pertama? Aku?"

"Aku pernah bilang sebelumnya, kita pernah bertemu dan kau menolongku kan? Aku sudah jatuh hati padamu saat itu..." Suga menggenggam tangannya dan membawanya ke dadanya yang ternyata sedang berdetak dengan sangat kencang. "Meski perasaan ini pernah terkubur karena kita tidak pernah bertemu lagi dan aku sempat menyukai wanita lain walau hanya sebentar, tapi aku benar-benar mencintaimu."

"Dia... Mencintaiku?" batin IU.

My ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang