•Perubahan Nasib (3)

87 16 0
                                    

Sesuai rencana yang disepakati, IU dan Suga akhirnya akan berpisah untuk beberapa hari. Kini sepasang kekasih itu sedang ada di bandara, mereka berpelukan karena pergi dengan tujuan yang berbeda dan tidak mempedulikan wartawan serta member BTS sedang memperhatikan sambil berbisik iri.

"Setelah selesai aku akan langsung menemuimu." ucap IU mengendurkan pelukannya, lalu menyentuh dadanya dimana ada jimat yang diberikan shaman Gong. "Ingat, jangan dilepas! Jangan disentuh orang lain!"

Suga menghela napas, lalu mengangguk sambil melihat ke arah yang sama, "Punyamu juga."

"Bisakah kita pergi?" tanya manajer Song sambil menepuk pundak mereka.

"Kalian bisa bermesraan nanti." ucap Jin menambahkan. "Apakah kalian tidak kasihan pada kami?"

Meski pertanyaan Jin tidak dijawab, tetapi cukup mengundang tawa semua orang di bandara. Malah mereka berterimakasih.

"Kajja, Jieun!" ajak manajer Hanteo yang langsung dianggukinya.

"Kuharap kau baik-baik saja, Yoongi." batin IU.

Suga pun ikut menyusul yang lain setelah puas menatap pacarnya, tak lupa dia mengatur ketenangan di hatinya dan meyakinkan diri kalau tidak akan ada masalah. Mengingat cerita yang dikatakan shaman Gong saat itu, rasanya dia ingin melampiaskan amarahnya pada neneknya tetapi mengingat obsesinya akan cinta tak terbalas, siapa pun mungkin akan berbuat hal yang sama kan? Ibarat menasehati seekor anjing yang kabur dari rumah, dia mungkin tidak akan mengerti bahasa manusia.

Namun, jauh di lubuk hatinya dia sebenarnya merasa bersalah karena sudah membuat banyak orang khawatir akibat nasib sialnya. Inilah takdirnya yang dia tidak tahu bagaimana akhirnya, jadi dia memilih menerima dan berusaha melewatinya. Bagaimana hasil nanti... Dia akan menerimanya dengan lapang dada.

"Jimat ini sepertinya bekerja dengan baik." ucap RM yang mendapatkan tempat duduk bersama Suga. "Ini sudah satu jam hyung dan noona menjauh, tapi tidak ada kesialan apapun. Bahkan saat kau makan steak dengan pisau tidak ada kecelakaan apapun."

"Jika tau seperti ini bukankah lebih baik menemuinya lebih cepat?" sahut Jimin yang duduk di depan mereka.

"Jadwal kita padat dan aku tidak selalu pulang ke Daegu, bagaimana aku bisa menemuinya lebih cepat?" ucap Suga menanggapinya dengan ketus.

"Selain itu Yoongi bilang di dalam jimatnya ada rambut mereka berdua, sepertinya itu syarat membuat jimat kan? Jadi dia perlu menemui Jieun dulu." tambah Jin yang sejak awal dikira tidur tapi sebenarnya hanya menutup mata.

Perkataan Jin benar, jadi itu menutup obrolan mereka beberapa saat hingga Suga menyadari sesuatu ketika melihat V yang lebih pendiam dari biasanya.

TUK TUK

Suga menyikut lengan RM sambil menunjuk ke arah V dengan dagunya. Pemimpin grup itu melirik sebentar dan mengangguk paham, lalu berbisik padanya, "Dia ada masalah dengan Jennie."

"Apa mereka akan putus?"

"Apa kau sudah memprediksinya?"

Pertanyaan balik dari RM itu membuat hyung pucatnya diam. Dia sempat mendengar dari JHope kalau V dan Jennie sedang tidak baik-baik saja, bukan Suga tidak peduli tetapi dia menunggu adik anehnya itu bercerita baru bisa memprediksi sesuatu.

"Jangan dilirik!" bisik Jungkook yang duduk bersama orang yang dibicarakan, dia sedikit mencondongkan tubuhnya agar bisa berbisik pada mereka. "Dia sedang dalam suasana hati yang buruk."

Keduanya mengangguk, lalu akhirnya mengambil posisi untuk tidur karena tidak ada yang dikerjakan.

-

"Suga oppa dan IU eonni sangat romantis!" ucap Rose meremas remot TV di dorm Blackpink, grup para wanita cantik itu sedang asik menonton pacar mereka yang diliput.

"Aku sudah merindukan Seokjin oppa." keluh Jisoo memeluk bantal bergambar pacarnya.

"Morning, Jennie eonni!" sapa Lisa yang pertama kali menyadari kedatangan Jennie. "Kau bangun terlambat, tidak mau melihat V oppa?"

"Tidak." jawab Jennie dengan ketus, kemudian pergi ke dapur untuk minum.

Sikapnya tentu mengundang kebingungan bagi member yang lain, kecuali Jisoo yang langsung pamit pergi menyusulnya.

"Kau masih bertengkar dengan Taehyung?" tanya Jisoo bersender di pintu dapur. "Hanya kesalahpahaman kenapa tidak dijelaskan? Bukankah kemarin malam kau berniat menemuinya untuk itu? Apa kalian malah bertengkar lagi?"

Jennie tidak menjawab, dia hanya meneguk airnya hingga habis dan berjalan mendekat ke arah Jisoo. Wajahnya makin murung hingga tiba-tiba memeluk eonni terdekatnya itu sambil menangis, "DIA BAJINGAN, EONNI!"

"Mwo?!"

-

DREEK

Manajer Hanteo mendorong koper IU memasuki kamar, sementara sang pemilik tampak sibuk dengan ponselnya. Ekspresinya tampak gelisah meski pesan yang ditulisnya sudah dikirim dan itu adalah hal baru bagi sang manajer. Sepulangnya IU dari Daegu hari itu, wanita yang sudah seperti adiknya itu tampak tidak seceria biasanya dan sangat posesif pada Suga jadi dia bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi?

"Jieun, boleh aku bertanya?"

"Hm?"

"Apa yang terjadi di Daegu? Kalian mendapatkan jimatnya jadi itu hal bagus kan? Kenapa kau lebih posesif padanya dan bahkan sangat khawatir?"

Kabar soal keduanya diberi jimat oleh shaman Gong sudah diketahui kedua agensi, jadi mereka cukup lega mendengar hal itu. Namun, anehnya IU malah lebih khawatir bahkan posesif jika Suga di luar jangkauan pandangannya. Apakah ini akibat kecelakaan sebelumnya jadi IU seperti ini? Tidak.

Faktanya, mereka tidak menceritakan soal ramalan dimana kematian Suga masih mengintainya meski IU sudah bersamanya.

"Aku hanya takut terjadi sesuatu padanya." IU melihat ke arah ponselnya lagi, lalu duduk di sofa yang ada di sana sambil menghela napas panjang. "Ini bukan pertama kalinya aku berpacaran, tapi Yoongi adalah cinta terakhirku, oppa."

"Kau seyakin itu?"

IU mengangguk tanpa ragu, "Aku tidak berpikir akan menemukan penggantinya jika kami berpisah. Dia berbeda dari mantan-mantanku dan kami pernah bertemu saat masih kecil."

"Mwo?!" pekik manajer Hanteo langsung duduk di sampingnya. "Kalian pernah bertemu? Kapan? Lalu, kenapa kalian seolah tidak kenal sebelumnya?"

IU menceritakan pertemuan mereka saat masih kecil dulu, terdengar seperti sebuah drama film tetapi itulah nyatanya. Dia terlahir sebagai penangkal nasib sial Suga, mereka bertemu saat masih kecil hingga terjadi sedikit perubahan nasib, lalu berpisah dan akhirnya bersama kembali dalam hubungan yang diinginkan jiwa mereka dulu.

Manusia memiliki tubuh yang lemah, mereka tidak bisa mengingat kehidupannya dulu dan itulah alasan ada sedikit orang yang mempercayai reinkarnasi. Namun, Suga dan IU tidak. Dalam diam keduanya merasakan adanya keterikatan saat pertama bertemu, tapi diselingi dengan kesibukan akhirnya pemikiran itu hilang hingga shaman Gong menceritakannya.

"Tidakkah kalian ingin menjadikan ini sebagai film? Kurasa akan menghasilkan uang banyak."

"Apa selama ini uang yang kuhasilkan kurang untuk agensi?"

Astaga, dia bukan mesin pencetak uang dan saran manajer Hanteo itu membuatnya kesal. Dia sudah cukup khawatir pada Suga, tetapi malah diberi lelucon seperti itu dan hasilnya tentu saja tanggapan ketus.

"Mianhae... Aku hanya ingin meringankan beban hatimu."

"Hanya balasan pesan kalau Yoongi baik-baik saja baru aku tenang!"

"Arasso! Aku akan menghubungi manajer Song agar memberitahu Suga-sii untuk mengecek ponselnya, jangan marah!"

IU hanya mendengus kesal, lalu beranjak dari tempatnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri, "Aku akan mandi, pesankan aku makanan."

"Siap, laksanakan!" sahut manajer Hanteo sambil memberi hormat, lalu menggelengkan kepalanya ketika IU sudah memasuki kamar mandi dan bergumam pelan. "Kenapa wanita sangat sulit ditangani?"

My ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang