Vote vote(๑•̀ㅁ•́ฅ✧
___________________
Hari senin, hari yang menguras tenaga.
Upacara baru saja selesai. Para siswa berbondong-bondong kembali ke kelas. Ada jeda waktu 15 menit sebelum pelajaran pertama dimulai. Hal itu mereka manfaatkan untuk ke kantin, atau bahkan nongkrong santai di sepanjang koridor.
Seperti empat sekawan ini.
Melangkah menelusuri koridor, lalu berbelok menuruni tangga lantai dua menuju kantin. Sesuatu yang jarang sekali mengingat mereka lebih sering jajan plus nongkrong di Warbet.
Fandi, Tama, Gio dan Ipul.
Jangan tanyakan Dilan. Pemuda satu itu tengah sibuk di ruang OSIS. Mengganti seragam khas petugas upacara dengan seragam SMA biasanya. Btw Dilan menjadi pemimpin upacara pagi tadi. Cowok berandal itu seketika cosplay jadi murid teladan.
"Lu liat Dilan tadi gak? Pas jadi Danton. " ucap Ipul membuka topik pembicaraan, merangkul Fandi sambil tertawa. "Sumpah, mukanya nggak cocok jadi kalem gitu. Jatuhnya malah kayak orang tipes awokawokawok!"
"Sejak kapan tuh berandal mau disuruh jadi perangkat upacara dah?" tanya Gio yang berjalan di belakang mereka sambil sesekali melambai pada kenalan yang menyapa.
"Lu nggak tau kalo dia disuruh Pak Jono ya?" sahut Tama di sampingnya. "Kalo nggak dipaksa sama tuh guru mana mungkin si Dilan mau. Btw emang mukanya memeable sih buahahaha!"
"Ntar Dilan denger diajak sparing mampus lu," Fandi melirik ke belakang sambil tersenyum miring.
"Pan, gak usah cepu lu setan!"
Ipul tertawa, "Mental tempe tuh si Tama."
"Anak anjing!" Tama melotot sambil mengacungkan tangannya.
"Ini kita beneran ke kantin?" tanya Gio. "Tumben amat?"
"Sekali-kali napa sih?" Ipul semakin menarik Fandi bergegas. "Gue mau borong risol btw."
"Ck, risol doang mah," gerutu Gio sok cemberut malah membuat Tama menabok pipinya telak.
"Gausah pasang wajah gituan anjir! Bikin muntah tau!"
"Apasi massss," Gio mencolek dagu Tama genit. Sambil mengedipkan mata seperti banci murahan. "Malah cucok nggak siehhh, unchh!"
"OASU SI GIO! JAUH-JAUH LU DARI GUE!!" Tama menjerit-jerit di tengah koridor bergegas menuju Fandi, memegang tangannya erat. Setelah menendang bokong Gio lebih tepatnya.
"GAUSAH PEGANG-PEGANG GUE YA MONYED!" Fandi tentu saja langsung mendorong Tama menjauh seolah kawannya itu virus menjijikkan. Membuat Tama oleng jika tidak sigap menyeimbangkan tubuhnya.
"IHHH, KAMU JAHAT SAMA AKU A'! JAHATTT!"
Fandi melotot horor melihat tingkah Tama yang mulai sableng. Mana mereka jadi tontonan banyak murid. Tolonglah, Fandi malu.
Ipul bahkan ngakak sampe ngik-ngik.
"Gausah berlagak lu Tama, mau gue hajar hah?!"
Menyadari Fandi tak main-main dengan ucapannya, Tama segera ambil sikap. Dia tidak mau menjadi kanvas tinju cowok itu. Fandi kalo udah mukul sakitnya sampe kerasa berhari-hari. Nyut-nyutan.
"Btw, emang kantin serame ini yah?" tanya Gio yang sudah kembali waras saat ke-empatnya memasuki kantin. Padahal belum istirahat, tapi bangku-bangku nyaris setengahnya terisi.
"Lu gak tau Gi?" Ipul menoleh. "Mereka pada beli risol mayo Bu Intan yang katanya enak beut."
"Bu Intan?" Fandi mengernyit. Bukannya Bu Intan guru Matematika Wajib yang mengajar mereka ya? Kok jualan risol? Ganti profesi kah?
![](https://img.wattpad.com/cover/356565474-288-k697333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA.
Roman pour Adolescents"Yang ku abadikan dalam cerita ini. Untukmu, sebuah rindu yang tak pernah mampu meminta temu. Dalam uluran sang waktu." • • • • • Rafanendra Arsa Dirgantara. Cukup panggil dia Fandi. Cowok hits yang menjadi idola SMA Pilar Bangsa. Ganteng, kaya, r...