Aku sempat beberapa kali menolak perjodohan dengan anak dari temannya mama. Sebenarnya, bisa dibilang aku terlanjur jatuh hati sama pak Reno - dosen sementara yang jadi pembimbingku waktu itu.
Pak Reno masih muda, cakep dan masih kinyis-kinyis pastinya, alias fresh. Soal usia, mungkin tidak terpaut jauh dari Hito - pacarnya Zifara. Jadi terbayang, betapa lembutnya pak Reno saat menerangkan materi pembelajaran kuliah tambahan padaku. Jangan-jangan, dia juga punya perasaan yang sama.
Ah, mikirin apa aku ini? Kuliah juga baru masuk semester tiga, sudah berlagak ditaksir oleh dosen kece. Pede sekali kau Tarisa!
"Tarisa.. Om Bams sudah datang, tuh. Kamu cepat keluar, ya! Mau Mamah pertemukan sama anaknya,"
"Iya, Mah.. Lima menit lagi, bisa?"
"Kenapa nggak dandan dari tadi, Nak. Ya sudah, kita tunggu, ya." Ucap mama sebelum meninggalkan pintu kamarku.
Duh, suara cempreng mama membuyarkan lamunanku saja. Terpaksa jawabnya ngasal, ngejiplak lagu jadul kesukaan Mbah 'lima menit lagi'. Sambil nyari-nyari alasan, supaya nanti langsung kabur tanpa harus menemani om Bams apalagi anaknya itu.
"Mas Hito?" kali ini aku benar-benar tercengang dengan mata terbelalak dan mulut terbuka lebar, begitu melihat seseorang itu ada di rumah.
Seingatku, nama anak om Bams adalah Andrea. Yang biasa kupanggil ka Andre. Dulu, rumah kami bersebelahan. Jadi setiap sore hari, ka Andre yang menungguiku bermain. Dia sudah seperti kakak sendiri bagiku. Dan setelah ka Andre tamat SMP, kami pindah berjauhan. Sampai sekarang baru sekarang ini berjumpa lagi. Masa iya, dia orangnya? Anaknya om Bams? Oh, sempitnya dunia.
"Tarisa? Ternyata kamu?" Hito bangkit menyambutku dengan senyum sok manisnya.
"Lho, masih sering jumpa, ya, kalian?" Om Bams tak kalah heran.
"Bukan, Pa... Tarisa ini temannya Zifara. Pantes saja, aku langsung ingat sesuatu... tiap Zifa nyebut nama Tari, ternyata dia teman kecilku yang dulu. Yang pipinya cabi itu," beraninya Hito mengataiku cabi. Ya, walaupun saat itu memang masih cabi.
"Tunggu! apa jangan-jangan, ka Andre ini playboy cap ikan kaleng. Ke Zifa ngenali namanya Hito, taunya nama as~"
"Iya... Namaku 'kan Andrea Suhito," dia dengab seenaknya memotong bicaraku.
Bersyukur juga dia bukan playboy. Kalau tidak, bagaimana nasib Zifara. Meski sebenarnya, nasib sahabatku itu akan tetap apes begitu tahu orang yang dijodohkan papa padaku adalah pacarnya sendiri. Jadilah aku dilema berat di belakang hari, itu yang aku takuti.
"Kamu nerima perjodohan orangtua kita, ya, Tar?"
"Ya ngga, Kak. Kalau bisa nih... kakak aja yang menolak perjodohan ini pelan-pelan,"
Kami sama-sama gusar, duduk di tepi kolam renang rumahku. Sesekali menyipratkan air tak beraturan."Kenapa bukan kamu, sih yang menolak. Mungkin Mamahku bisa maklum,"
"Iya, nyokap Kakak yang maklum. Abis itu, aku disate ama bokap sendiri."
"Idih... kurus ramping kek artis korea gini, emang ada dagingnya buat disate?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh
RomanceTarisa tidak pernah menduga bahwa ia dijodohkan dengan pacar sahabatnya sendiri. Awal Tarisa dan Hito mengarungi biduk rumah tangga yang cukup pelik hingga berujung jatuh cinta akan persahabatan masa kecil mereka. Namun, ketika Hito menikahi Syakira...