Bab 1

7.5K 143 0
                                    

Disebuah kamar dengan lampu temaram terdengar suara isak tangis seorang wanita, dia tidak sanggup untuk menjalani rumah tangganya, dia menahan sejauh mana ia akan bertahan, dibalik keteguhannya ia berdiri tanpa menunjukkan kerapuhannya pada suami yang ia cintai, padahal hampir setiap malam ia meneteskan air matanya hanya untuk menyalurkan rasa yang begitu menganggunya, air mata itu sudah menjadi teman setiap malam baginya, air mata yang membuatnya sedikit lebih lega dan juga memberikan kekuatan menghadapi segala rasa sesak didalam rongga dadanya, wanita tersebut bernama Vitra Mufia biasa dipanggil Rara.

*Sore itu didalam rumah kediaman El Rian Aditama, Rara berbicara mengeluhkan rumah tangganya tanpa adanya seorang anak pelengkap kelurga kecilnya.

"Berikanlah aku seorang anak." Mohonnya

"Sudah ku katakan berulang kali, aku belum siap menjadi seorah ayah." Jawaban sang suami lembut tapi begitu menyakitkan untuk didengar.

"Sampai kapan kau beralasan." Tanyanya

"Itu bukan alasan, aku memang belum ingin menjadi seorang ayah, itu saja." Dalihnya.

"Jawabanmu membuat kedua orang tuamu berfikir aku tidak bisa memberikanmu seorang anak." Keluhnya

"Jangan kau dengarkan, aku sudah mengatakan pada mereka jika aku belum siap menjadi seorang ayah."

"Apa karena tidak ada cinta dalam dirimu, membuatmu tidak ingin memberikanku seorang anak."

"Apa maksudmu, aku mencintaimu jika tidak untuk apa aku menikahimu dan juga menjamahmu kalau tidak dengan cinta."

"Yakinkah perjodohan ini membuatmu dengan cepat mencintaiku."

"Jangan ragukan cintaku, berilah aku waktu sampai aku siap menjadi seorang ayah."

Setelah mengucapkan kata itu sang suamipun pergi meninggalkannya, dia tidak sadar jika ucapannya telah menyakiti hati istrinya walaupun ia memang begitu baik dan lembut tapi tetap saja sang istri bertanya tanya kenapa sudah tiga tahun lamanya berrumah tangga suaminya tersebut masih belum siap menjadi seorang ayah sebagaimana orang yang sudah berkeluarga menginginkan seorang anak, mereka juga sudah memeriksakan tes kesuburan masing masing, hasil dari keduanya bahkan sangat baik dan sehat, kesempatan mempunyai anak bisa saja terjadi.

Kenalilah ia El Rian Aditama suami Rara, pria tampan lembut tapi juga dingin, dia begitu baik dan juga perhatian, ia sangat memanjakan istrinya tersebut bahkan selalu terlihat romantis, dirasanya ia seperti begitu mencintai Rara tapi dibalik semua itu ada rahasia yang selama ini ia simpan bahkan tertutup begitu rapih.

Kepergian El membawanya menuju rumah minimalis yang terlihat mewah, dia biasa mengunjungi rumah tersebut hanya untuk melihat kekasihnya yang sangat ia cintai sejak dulu, sayang sekali ia tidak pernah memperkenalkannya pada kedua orang tuanya karena perjodohannya dengan Rara membuatnya hanya bisa menjalin hubungan dibelakangnya, kekasihnya tersebut begitu cantik anggun dan juga lembut dia juga wanita yang sangat baik, kelembutannya itulah yang membuat El juga bisa bersikap lembut pada Rara istrinya, sebutlah ia dengan nama Cahya Almahira biasa dipanggil Aya.

"Untuk apa kau datang." Tanya Aya melihat El masuk ke rumahnya.

"Aku merindukanmu." Jawabnya mendekati lalu memeluknya dan mencium puncak rambut dikepalanya.

"Jangan seperti ini El." Keluh Aya mencoba melepas paksa pelukan dari pria yang dicintainya.

"Aku mencintaimu Ay, entah sampai kapan?" Jawabnya malah mendekap erat Aya seraya memejamkan matanya meresapi pelukan ditubuh mungil kekasihnya tersebut yang terasa begitu nyaman.

"El, kau sudah beristri jangan seperti ini, kasihanilah dia yang mencintaimu." Ucap Aya masih tetap mencoba untuk melepas pelukan yang hanya sia sia saja membuatnya pasrah.

El terus mendekapnya begitu lama tanpa mau mendengar ucapan Aya padanya, entah mengapa El begitu mencintainya, Aya sadar jika dirinya menjadi orang ketiga antara El dan juga Rara tapi bagaimana dia sudah berusaha menghilangkan rasa cintanya pada El kekasihnya tersebut, walau memang dirinyalah yang lebih dulu menjalin kasih dengannya, tapi dia tidak memungkiri jika El sudah beristri, hanya saja ia memang selalu menyambut kedatangan El jika ia berkunjung, rasa cinta itu tidak bisa hilang dalam dirinya, dia bahkan selalu mengatakan pada El untuk pergi meninggalkannya saja, dia mengatakan jika jalinan kasih yang dijalani saat ini adalah perbuatan yang salah.

"El, lepaskan aku." Keluhnya.

"Aku tidak mau." Tolaknya.

"El sadar!! kau sudah beristri!!" Bentaknya

"Aku tau, tapi aku lebih mencintaimu dari pada dengan dia." Jawabnya.

"El, tolong jangan seperti ini, ikhlaskan hubungan kita berakhir, aku tidak mau semakin bertambah bersalah." Ungkapnya.

"Cinta tidak pernah salah Ay, aku mencintaimu apa itu salah?" Jawabnya sembari melepas pelukan.

"Aku sangat mencintaimu Ay, ku mohon jangan menyuruhku untuk meninggalkanmu." Sambung El memohon seraya meneteskan air matanya.

"El, Rara itu istrimu sekarang!! cobalah lebih setia dengannya, jangan seperti ini!!" Bentaknya pada El.

"Terus bagaimana dengan rasa cintamu itu, aku masih bisa merasakan dan melihat melalui bola matamu itu, kau sangat mencintaiku Ay, kau masih seperti Ayaku yang dulu, dan aku yakin itu, kau adalah kekasihku selamanya, kau dengar, kau itu."

"Cukup!! sebaiknya kau pergi!! dan jangan temui aku lagi!!" Sela Aya membentak walau dalam hati membenarkan ungkapan El padanya.

"Baiklah, aku pergi, tapi aku akan datang kembali untukmu, sampai aku mendengar kau berbicara bahwa kau mau mengabulkan keinginanku yang sejak lama aku memintanya padamu, sebagaimana hanya kaulah cintaku yang sesungguhnya." Jawabnya membelai pipi Aya lalu mencium keningnya dan pergi dari sana.

Jika El sudah mendapat pengusiran dari Aya ia akan menurutinya untuk pergi dari sana, tapi dia juga mengatakan akan datang kembali hanya untuk mendengar jawaban Aya, setiap kedatangannya tak lepas dari permintaannya menginginkan sesuatu yang belum bisa Aya penuhi bahkan dirasanya tidak mungkin ia mengabulkannya.

"Kau gila El!!! kau gila!! aku sangat membencimu!! jangan temui aku lagi!!" Teriak Aya seraya meneteskan air matanya yang tak dihiraukan El.

Dia sudah lelah dengan rasa cintanya, entah sampai kapan El menuntut dirinya mengabulkan keinginannya dia semakin berdosa dan merasa bersalah pada Rara, walau dia tidak memungkiri cintanya pada El tidak bisa membuatnya berpaling, dia sangat mencintai El karena itulah dia tetap bertahan sampai sekarang menjadi kekasihnya bahkan bisa dikatakan bagai simpanan El, dia menahan sakit dihatinya sekian lama El menjalin rumah tangga bersama Rara, dia tidak berdaya dengan hubungan ini dan rasa yang benar benar membuatnya bagai terpenjara oleh jerat cinta seorang El Rian Aditama.

"Aku benci hidup ini, aku membencimu, aku terluka El, hatiku begitu sakit tetap bertahan, kenapa aku tidak mampu meninggalkanmu El, kenapa aku begitu lemah dengan rasa ini, kenapa aku harus mencintaimu begitu dalam seperti ini." Lirih Aya diikuti tangisnya begitu menyesakkan dadanya.

Istri yang Ku Hianati (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang