Sore itu pertanyaan demi pertanyaan mendera dalam fikiran seorang Al Zaki Abraham, seakan menduga duga apakah benar Aya yang berada dihadapannya saat ini adalah istri kedua El.
"Aku sudah menjawab terima kasihmu itu, baiklah aku istirahat dulu, dah ayah." Jawab Zaki tak menggubris godaan sang Ayah yang membandingkan Aya dengan Rara.
Lalu dengan cepat iapun segera melangkahkan kakinya menuju kamar, dia masih penasaran dengan seorang Aya, dalam langkahnya ia juga bergumam dihatinya.
"Aku harus menemui Chandra malam ini."
Setelah mendengar ucapan Zaki Aya kembali memperhatikan langkah Zaki yang meninggalkannya, sama halnya dengan Zaki ia juga bertanya tanya dalam hatinya, apakah Zaki menyukai Vitra seperti yang sudah dikatakan Abraham sebelumnya, hanya saja ia penasaran Vitra yang dimaksud adalah Vitra siapa, tanpa sadar ia juga melamun memikirkan diikuti gumam dihatinya.
"Vitra siapa? apa mungkin Rara? ah tidak tidak mana mungkin seorang pria tampan seperti Zaki menyukai wanita yang sudah bersuami, tapi om Abraham menyebut nama Vitra Mufia, nama itu sama persis dengan nama Rara, apa benar cuma kebetulan, emm apa perlu aku mencari tahu, atau?"
"Aya." Panggil Abraham membuyarkan gumam seorang Aya dalam hatinya.
"Ah iya om." Jawabnya.
"Maaf jika putra om begitu abai padamu, dia memang seperti itu, Kau kenapa? ada yang sedang kau fikirkan? kenapa sampai melamun."
"Oh tidak ada kok om, aku sedang tidak memikirkan apapun, dan mengenai putra om tadi tidak masalah bagiku, mungkin karena kita belum mengenal, hanya saja aku senang sudah mengucapkan terima kasih padanya." Jawabnya tersenyum.
"Em baiklah, oh iya Aya, ada yang ingin saya tanyakan padamu?"
"Tanya apa om?" Jawab Aya penasaran.
"Begini?"
Seperti niatnya Abraham menanyakan pada Aya, apakah dirinya mempunyai keluarga atau tidak, karena Aya kembali menginap dirumahnya, dia juga menanyakan apa keluarganya tidak mencarinya jika ia masih berada di rumahnya seperti sekarang.
"Oh itu om, sebenarnya saya yatim piatu om, orang tua saya sudah lama meninggal, dan saya juga hidup sendiri." Jelas Aya.
Abraham yang mendengar itu merasa iba, ternyata Aya hidup sebatang kara, bahkan yang membuatnya kasihan jika Aya sedang sakit bagaimana nasibnya, siapa yang akan merawatnya, tidak salah jika ia mengizinkan Aya untuk menginap kembali, karena yang dia tau Aya tengah merasakan tidak enak badan sekarang dan mungkin saja itu sebabnya Aya pingsan ditengah jalan.
"Maaf jika pertanyaan om menyinggungmu, om tidak tahu, tapi jika kau membutuhkan bantuan, kau bisa datang kesini." Ucap Abraham begitu baiknya.
Entah mengapa rasa ibanya saat ini mendorongnya untuk lebih perhatian pada Aya, hatinya begitu tersentuh dengan kemalangan hidupnya yang memang tinggal sendiri, Abraham tidak tau saja jika Aya sudah menikah dan tengah mengandung sekarang, hanya karena perselingkuhan yang dilakukannya membuat dirinya seakan hidup sendiri kembali, walau sebenarnya masih ada Ernan yang setia mendampingi.
Tanpa mengatakan statusnya yang sudah bersuami ia lebih memilih bungkam, bahkan lebih bagusnya lagi, dengan cara inilah Aya mempunyai tempat untuknya bisa berlindung dan meminta bantuan, ini benar benar diluar dugaannya, benar benar menguntungkan baginya.
"Tidak apa apa om, em sekali lagi terima kasih atas kebaikannya." Jawab Aya tersenyum senang membuat Abraham juga ikut menunjukkan senyum.
Seperkian detik kemudian Aya malah balik bertanya pada Abraham, ia ingin mengetahui siapa Vitra Mufia yang Abraham maksudkan, dari ungkapan yang ia dengar sepertinya Zaki menyukainya, walau menurutnya tidak terlalu penting, tapi entah mengapa ia begitu penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri yang Ku Hianati (Hiatus)
Romance"Sadari dan bayangkan, jika kau berada diposisiku, antara cinta dan luka, lalu pemenangnya adalah luka, bagaimana perasaanmu?" Kata dari Vitra Mufia. "Memang benar itu adalah cinta palsuku, tapi seiring berjalannya waktu cinta itu tumbuh menjadi cin...