*Keesokkan harinya...
Pagi ini seperti biasanya Rara mengantarkan kedua anaknya untuk pergi ke Sekolah ditemani oleh Chandra yang mengambil alih kemudi, disisi lain Chandra juga ingin menanyakan perihal Rara yang mengajukan syarat pada El, apakah Rara tetap dengan pendiriannya atau malah mengubah keputusannya.
"Nah sayang, sekarang masuk gih, belajar yang pinter yah." Ucap Rara pada kedua anaknya.
Mereka berduapun menganggukan kepalanya dengan tersenyum, tapi senyumnya seketika luntur melihat teman satu kelasnya tengah berpamitan dengan ayah dan juga ibunya yang ikut mengantarkannya sampai sekolah.
Disana mereka melihat jika sang ayah memeluk temannya itu begitu erat terlihat sangat menyayanginya, berbeda dengan Vina dan Vano yang hanya mendapat pelukan dari ibunya saja, wajah sendu keduanya dilihat oleh Rara yang memperhatikan begitu juga dengan Chandra yang ikut merasa iba.
Tanpa berlama lama disana, Vina dan Vanopun lebih memilih untuk masuk ke Sekolahnya dengan paras yang biasa saja walau dalam hati benar benar menginginkan seorang ayah, Rara yang melihatnya begitu kasihan tapi ia mencoba untuk biasa saja.
"Kau lihat mereka Ra, terlihat sekali jika mereka juga menginginkan seorang ayah." Ucap Chandra tiba tiba.
"Mereka sudah terbiasa tanpa ayahnya, aku lebih tau dari pada kau Ndra." Jawab Rara santai.
"Kau saja yang sudah terbiasa melihat mereka tanpa ayahnya Ra, bukan berarti mereka tidak butuh ayahnya." Ucap Chandra untuk lebih menyadarkan Rara.
Dia seketika tau Rara masih tetap berpegang teguh dengan pendiriannya, merahasiakan identitas ayahnya dari kedua anaknya, benar benar membuatnya mengelengkan kepala, Rara benar benar keras kepala menurutnya.
"Antarkan aku pulang." Ajak Rara lebih memilih mengalihkan pembicaraan.
Chandrapun menghembuskan nafas pendek seakan lelah menghadapi Rara yang berubah sikap seperti sekarang, tapi ia juga menurutinya saja mengantarkannya pulang.
Begitu sampai di Rumahnya mereka berdua dikejutkan oleh kehadiran Aditama dan Herlina yang tengah memohon pada Ayu meminta untuk bertemu Rara niat hati hanya ingin mengajaknya berbicara.
"Bukankah masalah kita sudah selesai, dan aku dengar dari putriku sendiri, dia meminta cerai dari putramu Lin, jadi untuk apa kalian berdua datang kembali kesini." Ucap Ayu santai bahkan tidak mengizinkan Aditama dan Herlina untuk masuk ke dalam rumahnya.
Rara memang sudah menceritakan pada keluarganya jika ia menginginkan bercerai dari El, dan kedua orang tuanya hanya bisa mendukungnya saja, tanpa mau ikut campur, menurut mereka mungkin putrinya tersebut sudah tidak ingin melanjutkan rumah tangganya bersama El.
"Kalau sampai ada perceraian, bagaimana dengan Vano dan Vina, ini akan berimbas pada mereka berdua Yu." Jawab Herlina.
Ungkapan tersebut membuat Ayu membelalakan matanya tapi juga terdiam seakan membenarkan, jadi Aditama dan Herlina sudah mengetahui jika Vina dan Vano adalah anak El.
"Itu akan menjadi urusanku." Sela Rara menghampiri ketiganya.
Mendengar suara menantunya tersebut membuat Herlina dan Aditama menolehkan pandangan padanya, lalu segera mengutarakan niatnya untuk berbicara, dengan Rara yang mempersilahkannya untuk masuk.
Diruang tamulah kini mereka bersama, disana Aditama dan Herlina juga menatap heran melihat ada Chandra dan juga Erin, kenapa harus ada asisten putranya disana, bahkan mereka juga terlihat dekat, tapi dari pada menanyakan hal itu, lebih baik ia membicarakan niat maksudnya menemui Rara.
"Ibu dan ayah baru tau kemarin jika kedua anakmu itu adalah anak El, tapi kami juga mengeluhkan syarat yang kau berikan pada El, jika dia tidak boleh mengaku menjadi ayah dari kedua anakmu, Ra bagaimana mungkin kau dengan tega melakukan itu pada El, kedua anakmu juga butuh ayahnya." Jelas Aditama langsung ke intinya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri yang Ku Hianati (Hiatus)
Romance"Sadari dan bayangkan, jika kau berada diposisiku, antara cinta dan luka, lalu pemenangnya adalah luka, bagaimana perasaanmu?" Kata dari Vitra Mufia. "Memang benar itu adalah cinta palsuku, tapi seiring berjalannya waktu cinta itu tumbuh menjadi cin...