Pagi yang cerah menembus kaca jendela, sinarnya yang menyilaukan mata membuat Aya terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya perlahan sampai terbuka sempurna, hingga akhirnya iapun bangun dari tidurnya duduk sembari menatap sekelilingnya yang begitu asing baginya.
"Dimana aku?" Gumamnya sembari memegang kepalanya yang sedikit pusing.
Dengan memegang kepalanya ia juga mencoba mengingat ingat kejadian semalam, kejadian dimana ia pergi menemui El dan mendapat penolakan bahkan pengusirannya, ia juga mengingat dirinya yang menangis, berjalan sendirian tapi setelah itu dia tidak mengingat apapun lagi, dengan dirinya yang sekarang tengah berada membuatnya bertanya tanya sebenarnya dia berada dimana.
Tak berapa lama terdengarlah pintu terbuka menampilkan sosok pria paruh baya dengan nampan berisi sarapan yang dibawanya, ia melangkahkan kakinya mendekati Aya, dia adalah Abraham.
"Kau sudah bangun?" Sapa Abraham sembari meletakan nampan berisi sarapan di meja nakas.
Aya yang memang tidak mengenali Abraham terdiam melihat seorang pria paruh baya menyapanya, tapi ia juga merasa sedikit takut, dalam hati kenapa ia berada dikamar yang begitu asing dan menemukan ada seorang pria paruh baya disana, fikiran macam macampun melanda dirinya.
"Ka ka kau si siapa? dan dan aku berada dimana?" Tanya Aya terbata bata karena merasa takut dengan Abraham yang menoleh lalu menampilkan sedikit senyuman.
"Perkenalkan nama saya Abraham, kau sedang berada di rumahku, yang membawamu semalam kemari adalah putraku karena melihatmu tidak sadarkan diri ditengah jalan, maaf jika membuatmu takut." Jelas Abraham seketika tau jika Aya merasa ketakutan.
Mendengar jawaban dari Abraham membuat Aya berfikir ulang, terakhir ia memang berjalan kaki saat pulang, tapi ia tidak mengingat kejadian yang menimpa dirinya pada saat itu, rasa takut seketika hilang dalam dirinya, ternyata pria paruh baya yang ada dihadapannya saat ini adalah orang yang telah menolongnya, ralat maksudnya ia adalah ayah dari pria yang menolongnya semalam.
"Oh maaf aku tidak tau, terima kasih sudah menolongku." Jawab Aya seketika merasa tidak enak.
"Sama sama, emm oh iya siapa namamu?" Jawab Abraham tersenyum diikuti pertanyaannya.
"Em namaku?"
Ditempat lain Rara yang begitu penasaran dengan kata pria itu kembali bertanya, siapa pria yang dimaksud El, karena dia tidak merasa tengah dekat dengan pria manapun, memikirkanpun dia juga enggan, rumitnya masalah rumah tangganya bersama El saja sudah membuatnya pusing, apalagi mencari pelarian yang menurutnya akan membuat masalah baru terjadi.
"Pria? maksudmu pria siapa?" Tanyanya.
"Aku tidak tau siapa pria itu? tapi aku melihatnya mengantarkan kedua anak kita pulang dari sekolah ke rumahmu kemarin." Jelas El.
Mendengar jawaban tersebut membuat Rara kembali mengingat, jika pria yang mengantarkan kedua anaknya pulang kemarin adalah Zaki, tapi yang membuatnya seakan merasa lucu dengan El adalah kenapa dia bisa menyimpulkan jika Zaki akan menggantikan posisinya, mencintainyapun tidak apalagi bersama.
"Dia adalah temanku, dan tidak lebih dari itu, kemarin Vina dan Vano memang meminta untuk dijemput olehnya, itu saja." Jelas Rara menyampaikan.
"Aku mengira dia adalah kekasihmu, bahkan dia juga terlihat dekat dengan kedua anak kita, ya mungkin saja kau dan dia ada hubungan fikirku." Ucap El membuat Rara hanya bisa menunjukkan senyum tipisnya.
Tanpa berbasa basi kembali Rarapun segera pergi meninggalkan El begitu saja, dirasanya sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, jadi untuk apa dia berlama lama disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri yang Ku Hianati (Hiatus)
Romance"Sadari dan bayangkan, jika kau berada diposisiku, antara cinta dan luka, lalu pemenangnya adalah luka, bagaimana perasaanmu?" Kata dari Vitra Mufia. "Memang benar itu adalah cinta palsuku, tapi seiring berjalannya waktu cinta itu tumbuh menjadi cin...