Bab 6

3.1K 109 2
                                    

*Malam haripun tiba...

Terdengar ketukan dipintu kamar Hotel yang sekarang tengah ditempati Rara, tanpa berlama lama iapun segera membuka pintu dan melihat seorang pria menyapanya dengan senyum.

"Hay cantik." Sapanya, dia adalah Chandra.

"Kau, masuklah." Jawab Rara mempersilahkan Chandra untuk masuk, lalu segera mempersilahkannya untuk duduk dikursi yang telah tersedia disana.

Sekarang mereka tengah duduk berdua saling berhadapan dengan pembatas meja yang berada ditengah tengah mereka.

"Kau sudah mendapatkan jawabannya?" Tanya Chandra.

"Sudah, dan bahkan tidak terduga." Jawabnya.

"Bolehkah aku tau, janganlah membuatku penasaran, kasihanilah kakakmu ini." Ucap Chandra memohon dikuti parasnya yang dibuat buat meminta untuk dikasihani, membut Rara hanya bisa mencebik.

Dengan menarik nafas dalam dan menghembuskannya Rarapun mulai menceritakan pertemuannya dengan Aya, Chandra juga antusias mendengarkan, ia juga tidak menyangka bahkan sampai mengepalkan tangannya mendengar permintaan El pada Aya, kenapa ada pria macam bosnya tersebut, dia bahkan begitu tega pada Rara yang diakui bagai adiknya sendiri, sudah menghianatinya sekarang bahkan lebih menyakitinya, tak salah jika ia menaruh iba pada Rara bahkan sampai membongkar semuanya yang ia tau perihal hubungan El dengan Aya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang? pergi melarikan diri seperti ini?" Tanyanya.

"Ck memangnya aku sedang dipenjara, kenapa harus melarikan diri, aku hanya ingin menenangkan diri saja, bisa kau carikan tempat untukku?" Pintanya.

"Sama saja sayangku, soal tempat itu perkara gampang untukku, tapi sampai kapan?"

"Tanpa batasan waktu." Tembak Rara cepat.

"Apah!! kau gila, bagaimana dengan kedua orangtua kita nanti, mereka pasti mencarimu, sadarlah anak tunggal." Tegasnya.

"Kau juga keles, kalau soal itu biar aku yang urus, seperti janjimu dulu, kau akan bergantian membantuku jika tiba masanya aku memerlukan bantuanmu, sekarang saatnya aku meminta itu." Tekan Rara.

"Ck dasar pamrih." Cletuk Chandra.

"BRAK" Terdengar bunyi gebrakan dimeja yang dilakukan oleh Rara, membuat Chandra sontak terlonjat kaget.

"Apa kau bilang!!" Teriaknya pada Chandra.

"Ya Allah Ra, aku cuma bercanda, bersikaplah lebih lembut, kau kan seorang wanita." Ejek Chandra terkekeh membuat Rara sebal.

Dulu Rara memang selalu membantu Chandra saat mereka kuliah bersama, Rara juga membantu membiayai dirinya sampai lulus dengan bantuan kedua orang tuanya yang sudah menganggap Chandra bagai anaknya sendiri, karena mereka berdua hanya mempunyai anak tunggal yaitu Rara menjadikan Chandra bagai seorang kakak untuknya, jangan lupakan Chandra juga sebenarnya anak tunggal sama seperti Rara dia hanya tinggal berdua dengan ibunya.

"Ada tidak tempat untukku?" Tanya Rara.

"Ada, apa yang tidak untuk adikku." Jawabnya.

"Tapi ini tanpa batasan waktu kakak, kau keberatan tidak?" Tanya Rara menimpalinya bagai seorang adik.

"Ck, siapa perduli itu, tempatnya jauh dari sini, apa kau mau?" Tawarnya.

"Tak mengapa, asal aku bisa menenangkan diriku, terima kasih kau mau membantuku." Jawabnya senang.

"Semoga untuk kali ini saja kau merepotkanku." Keluhnya.

"Apah!! coba kau katakan sekali lagi." Geram Rara menatap Chandra tajam.

Istri yang Ku Hianati (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang