Bab 7

2.8K 81 1
                                    

Kekecewaan bahkan sakit hati kini tengah dirasakan oleh kedua orang tua Rara, mereka benar benar telah salah menjodohkan Rara dengan El, mereka bahkan sangat mengkhawatirkan putri tunggalnya tersebut, sekarang mereka sudah berada di rumah, terduduk lesu disofa bersama.

"Mas, dimana putri kita?" Ucap Ayu, dia benar benar mengkhawatirkan putrinya tersebut.

"Aku tidak tau? bukankah Rara juga sudah mengatakan padamu jika dia baik baik saja." Jawab Herlambang walau dalam hatinya juga ikut khawatir.

"Aku tidak menyangka, masalah ini sampai membuatnya pergi untuk menenangkan diri, kenapa Rara tidak pulang saja kesini." Keluhnya.

"Kau kan tau, putrimu itu selalu menyelesaikan masalahnya sendiri, dia juga tidak pernah mengeluh." Jawab Herlambang.

Ketika tengah berbincang perihal Rara yang sekarang entah pergi kemana, terdengarlah teriakan Chandra yang bertamu ke Rumah Herlambang dan juga Ayu yang bagai orang tuanya sendiri.

"Ayah!!! ibu!!" Teriaknya memanggil seraya berjalan masuk.

"Itu sepertinya suara putramu." Ucap Ayu yang memang sudah mengenali suara Chandra.

"Tumben sekali dia datang." Jawabnya heran lalu berdiri dari duduknya hendak menyambut Chandra yang memang seperti putra baginya.

"Ayah" Panggil Chandra setelah melihat Herlambang lalu memeluknya dan dibalasnya.

"Tumben datang, kemana saja kamu." Tanyanya sembari melepas pelukan.

"Tidak kemana mana, hanya selalu bekerja setiap hari, ibu!!" Jawabnya lalu berteriak memanggil Ayu.

"Iya, jangan berteriak teriak di Rumah orang." Keluh Ayu menghampiri lalu memeluk Chandra.

"Aku merindukanmu bu, bagi aku cium pipi." Pinta Chandra meminta Ayu untuk mencium pipinya bagai putranya.

Ayupun mengelengkan kepalanya tapi juga menurutinya mencium kedua pipi Chandra dengan sayang, lalu Chandra melihat raut wajah Ayu yang terlihat sendu, membuatnya lebih memilih untuk bertanya, dan Ayu menjawab jika ia tengah memikirkan Rara, yang pergi entah kemana, hingga akhirnya setetes air mata keluar membasahi pipi Ayu, ia benar benar merasa kasihan dengan putri tunggalnya, Chandra yang melihat itu segera menariknya kedalam pelukan untuk menenangkan setelahnya ia juga menghapus air mata Ayu dan mengajaknya untuk duduk diikuti Herlambang yang ikut duduk bersama.

"Ibu tidak usah khawatir, Rara aman bersamaku bu." Ucap Chandra memberitahukan, membuat Ayu seketika menghentikan tangisnya.

"Kau tau dimana Rara? katakan dimana dia, ibu mengkhawatirkannya Chandra, bawa dia pulang." Pinta Ayu memohon.

"Kenapa kau tidak mengatakan pada kami jika Rara bersamamu?" Sela Herlambang juga ikut menanyakan.

"Ayah, ibu dengarkan aku dulu, biarkan aku menjelaskan semuanya." Terang Chandra.

"Begini ayah, ibu?"

Chandrapun segera menjelaskan semua permasalahan Rara yang ia tau, dia juga mengatakan bahwa kepergian Rara memang tanpa batasan waktu, dan itu yang membuatnya bertanya tanya sebenarnya alasan apa yang membuatnya pergi tanpa batasan waktu itu, hanya saja ia sedikit lega karena dia mengetahui tempatnya untuk menenangkan diri yaitu Rumahnya membuatnya gampang menemuinya.

"Jadi Aya itu sebenarnya kekasih lama Rian begitu?" Tanya Herlambang dengan Chandra yang menganggukan kepalanya saja.

"Kurang ajar, jadi dugaanku benar Rian memang sengaja mempermainkan putriku, tidak salah aku memintanya untuk menceraikan putriku." Sambung Herlambang kembali dengan emosinya sampai mengepalkan tangannya.

Istri yang Ku Hianati (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang