.
.
.
.
.Kini Lion sedang berada di basecamp AVOSCAR bersama teman-temannya. Dia sedang duduk diam di sebuah kursi kesayangannya. Suasana di tempat itu seperti biasa. Banyak orang, namun mereka melakukan kesibukannya masing-masing. Hingga akhirnya Bara bertanya.
"Yon, lo kemarin ngapain adik gua? Kok dia pulang kyknya seneng amat."
Pikiran Lion buyar saat Bara melayangkan pertanyaan itu. Lion mengubah posisi duduknya tegap dan bersandar di kursinya.
"Gua kemarin di serang lagi sama anak Scorzio." tuturnya.
Teman-teman Lion yang awalnya sibuk langsung menatap ke arah Lion. Kemudian mereka mendekat untuk mendengarkan penjelasan lebih lanjut.
"Gila! Mereka ngapain pada serang lo lagi?" tutur Theo
"Cih mereka cuma sekumpulan anak pengecut. Kita harus kasih pelajaran balik." tambah Ezra
Banyak teman-teman Lion yang saling melayangkan pertanyaan. Banyak juga yang mengusulkan untuk memberi pelajaran kepada anggota Scorzio. Namun cakra berpikir lain, dia tetap berusaha tenang sampai dia akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Berapa orang yang serang lo?" Ucap Cakra
"4-6 orang."
"Menurut gua, mereka bertindak sendiri. Karena Scorzio kalau mau nyerang lo, pasti ngirim lebih banyak orang." Sambung Cakra
Teman-teman yang lain sedikit bingung dengan ucapan Cakra. Karena untuk apa mereka bertindak seperti itu hanya untuk mencelakai ketua gengnya. Sedangkan antara dua geng tersebut tidak ada dendam personal, yang ada hanyalah pertengkaran antar geng.
"Gua juga berpikir seperti lo Cak, mereka bertindak sendiri. Karena mereka punya dendam pribadi sama gua."
Bara berdiri dan menonjokkan tangannya ke meja. Terlihat dari wajahnya, kalau amarahnya kini telah naik.
"Berani-beraninya mereka nyerang lo saat lo jemput ade gua." tutur Bara sembari mengepalkan tangannya. Dia sangat menyayangi Aish lebih dari apapun. Karena almarhum ayahnya pernah berpesan, dia harus menjaga Aish.
Bara sebenarnya orang yang jarang sekali marah, bahkan anak-anak AVOSCAR mungkin bisa menghitung berapa kali Bara marah. Satu hal yang pasti, dia akan marah jika itu menyangkut keselamatan adiknya, keluarganya.
"Kita g boleh gegabah, kita tunggu tanggal mainnya." pungkas Lion.
**
Aishella Rakhesa Veronica
Siswi SMP Jaryong kelas 9-2, 14 tahun
Pinter, kreatif, hiperaktif.
Pecinta segala macam coklat dan keju
Pengagum perut sispaxAish sedang berada di sekolahnya. Sekarang adalah waktu istirahat yang biasa digunakan Aish untuk makan bekalnya di kelas. Ibundanya setiap hari rajin membawakan bekal agar mengajarkan pada Aish tentang sikap hidup hemat.
Aish membuka makanannya dan mulai memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Eh Aish... Kemarin siapa anjir ganteng banget yang jemput lo" tanya Rina
Rina sahabat dekat Aish, mereka berteman sejak kelas 7. Rina selalu ada di setiap suka duka dan hidup Aish. Begitu juga sebaliknya. Mereka saling menjaga dan mendukung. Pertemanan yang di dambakan banyak orang.
"Itu kakakku Rin."
"Alah ngga mungkin, aku pernah lihat kakak lo ga kya gitu penampilannya. Kemarin itu yg jemput lo ganteng banget pakai item item kya ketua geng di wattpad wattpad itu lohh. Apalagi mogenya keren parah."
Mendengar tutur temannya itu, Aish tertawa kecil. Lion memang tampan dan berkarisma, pastinya banyak orang yang menyadari itu.
"Ihh itu tuh temannya kakakku Rin." Jelas Aish
"Wihh keren banget, bisalah kapan-kapan kenalin ya shel,"
Shella, itu adalah nama panggilan khusus Rina untuk Aish.
Aish hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari permintaan sahabatnya itu. Dia habis pikir karena sahabatnya yang satu ini sangat mengagumi wajah lelaki tampan. Berbeda dengan Aish, yang mementingkan kepribadian seseorang.
Kringg kringg...
Jam menunjukkan angka di jarum jam 2 yang menunjukkan kini jam pelajaran di SMP Jaryong telah selesai. Semua murid di perbolehkan pulang, namun ada beberapa siswa yang tidak pulang karana mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Aish kini sudah berada di depan gerbang sekolahnya, menunggu jemputan. Setelah lima menit menunggu, tidak ada tanda-tanda dari abangnya, bara atau Lion yang akan menjemputnya.
Tiba-tiba ada sebuah motor menghampiri Aish, namun Aish sudah tahu kalau itu bukan abangnya.
"Aish, lo belum di jemput? bareng gua aja." Tutur seorang laki-laki setelah melepas helmnya. Dia adalah Varo, mantan ketua umum OSIS. Dia adalah anak kelas 9-4 yang memiliki banyak pengangum di sekolah.
Aish sebenernya enggan untuk pulang bersama Vero, namun sampai detik itu tidak ada tanda-tanda kakaknya akan menjemput. Akhirnya Aish memutuskan untuk naik ke motor Varo.
Setelah melihat Aish sudah duduk, Varo mulai menyalakan montor dan mengendarainya menuju alamat yang telah dikatakan Aish.
Di sisi lain, dari kejauhan Lion yang sedang mengendarai montornya menuju SMP Jaryong, melihat Aish naik ke montor seorang laki-laki. Entah mengapa Lion kesal dan langsung menaikkan kecepatan montornya agar menyusul kendaraan itu.
Lion meningkatkan kecepatannya lagi dan menghadang montor tersebut dari depan.
Ciittt
Montor yang dinaiki Vero dan Aish langsung mengerem mendadak. Helm di kepala Aish terbentur ke helm Vero. Sedangkan Vero langsung melepas helmnya untuk melihat siapa gerangan yang usil menghadang montornya.
"Aish, lo gapapa?" tanya Vero
Aish hanya mengangguk pelan dan melepas helmnya.
Sedangkan Lion mendengar Vero yang menanyakan keadaan Aish, hatinya semakin kesal dan tangannya langsung menahan pergelangan tangan Vero yang hendak membantu melepaskan helm dari kepala Aish.
Lion membuka helmnya dan menatap intens kedua mata Aish,
"Naik!"
🅱🅴🆁🆂🅰🅼🅱🆄🅽🅶
.
Tatapan mata Lion tuh langsung ngebuat yg lihat auto bilang, baik tuan
.
.
.Gimana guys? Sampai sini masih tertarik?
Kalau iya, jangan lupa tinggalkan vote and komennya ya!! 😙See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
LION [END]
General Fictionaish, perempuan yang kini berusia 15 tahun harus hidup terpisah dari abangnya, bara. karena abangnya hendak menempuh pendidikan di luar negeri. akhirnya Bara memutuskan menitipkan Aish kepada ketua geng motornya, Lion. Pemimpin geng motor Avoscar y...