Halo guys!
Apa kabar semuanya?
Pada kangen sama author ga?Maaf ya baru bisa up, soalnya ujian baru selesai dan mingdep ada ujian lagi
Tapi gapapa tetep mami usahakan up setiap minggu atau setiap hari.Yuk gas baca!
HAPPY READING
..
.
.
.
Tiga hari yang lalu Aish hampir mengalami kejadian yang mengerikan di hotel. Sejak kejadian itu, Lion semakin memperkuat penjagaan terhadap Aish. Dia selalu mengantar ke manapun Aish ingin pergi. Saat dia tidak bisa, dia meminta tolong pada salah anak Avoscar untuk menggantikannya.
Aish sering berada di kamarnya. Mengurung diri sejak kejadian di hotel kemarin. Lion memberikan Aish waktu agar memulihkan keberaniannya sendiri. Dia hanya keluar masuk untuk mengantarkan makanan.
Kali ini pun sama, Lion mengantarkan masuk makanan dan minuman untuk Aish. Setelah meletakkan nampan di meja. Lion menatap punggung Aish yang membelakanginya.
"Hiks.. Hikss.." terdengar suara tangisan yang seakan di tahan
Walah tangisannya terdengar samar, Lion langsung tahun bahwa Aish yang menangis. Karena hanya ada mereka berdua di kamar ini. Lion langsung berjalan ke pinggir kasur di mana Aish menghadap. Lion duduk berjongkok, menatap Aish yang mengeluarkan air matanya. Tangan Lion terangkat untuk mengelus rambut Aishella.
"Kenapa nangis sayang? Ada yang sakit?"
Aish menggeleng, dia mengusap eluhnya yang hendak jatuh melewati bibir. Aish menatap Lion dan kemudian dia mengeluarkan tangannya seakan meminta untuk di peluk. Lion pun paham, dia langsung naik ke atas kasur dan masuk ke selimut Aish. Dia segera memeluk gadis itu. Tangan Lion dia letakkan di bawah kepala Aish sedangkan tangan satunya dia letakkan di pinggang Aish.
"Hhiiks kakhh..." ucap Aish sembari sesenggukan
"Nangis aja kalau itu bikin lo tenang." ucap Lion yang tangannya masih mengelus rambut Aish.
Setelah cukup lama Aish menangis, akhirnya dia mulai berbicara lagi."Aish ga mau Vero di bawa ke polisi. Nanti kak Lion juga kena, Aish ga mau."
Lion sedikit terkejut dengan ucapan Aish. Apa itu alasan yang membuatnya menangis. Lion mendengarkan perkataan Aish lagi. Memang benar dirinya akan terkena masalah jika Vero dibawa ke pihak berwajib. Namun ia juga benci jika Vero tidak mendapat hukuman yang setimpal.
Lion mengarahkan pandangannya menatap wajah Aish. Di selipkannya sehelai rambut yang ada di pipi Aish.
"Lo ga perlu mikirin gua. Si bajingan itu harus dapet hukuman bagaimanapun juga." ucap Lion
"Saat aku inget kejadian itu rasanya bener-bener takut dan Aish juga pengen penjarain dia. Tapi kak Lion gimana? Aish lebih takut kehilangan kak Lion. Nanti kak Lion di penjara siapa yang beliin Aish coklat?"
Lion langsung mengerutkan keningnya. Kemudian dia tertawa kecil. Kemudian dia mengangkat tangannya dan mencubit pipi Aish.
"Aaaa akh.." ringis Aish saat pipinya di cubit
"Lo kya gini masih mikirin coklat hah?!" gua pikir karena takut kesepian ternyata karena lo butuh uang gua." ucap Lion
"Ihh... Itumah iya takut kesepian tapi Aish lebih takut ga ada makanan di rumah.. Hehe." ucapnya dengan senyuman tanpa dosa
KAMU SEDANG MEMBACA
LION [END]
General Fictionaish, perempuan yang kini berusia 15 tahun harus hidup terpisah dari abangnya, bara. karena abangnya hendak menempuh pendidikan di luar negeri. akhirnya Bara memutuskan menitipkan Aish kepada ketua geng motornya, Lion. Pemimpin geng motor Avoscar y...