9. AMARAH BARA

15.6K 608 26
                                    

Terima kasih atas antusiasnya guys!
Ini gua up cepet, jangan luar tinggalkan vote dan komen biar aing semakin semangat up😡🔥

.
.
.

      Lion dan Cakra mengelilingi daerah Menteng dengan perlahan. Mereka berjalan sembari bertanya-tanya. Tentu sangat susah bila mencari Aishella tanpa tau lokasi tepatnya. Namun Lion dan Cakra tidak menyerah, mereka juga ikut khawatir karena adik temannya sekarang masih di luar rumah, di malam hari.

     Cakra menambah kecepatannya, mendahului montor Lion. Dia mengasih aba-aba agar Lion menepi.

     "Li, kita ga mungkin bisa cari Aish. Dia pasti posisinya di dalem rumah, dan g ada petunjuk rumahnya kaya apa." ucap Cakra, ia mulai putus asa.

     Sebenernya Lion paham betul susahnya mencari orang tanpa petunjuk. Namun dalam hati Lion, dia masih ingin berusaha. Dia khawatir dengan Aish. Tiba-tiba teleponny berdeding, tertulis nama Ezra di layarnya.

       "Kenapa zra-?" ucapan Lion terpotong

        "Buruan balik, Bara ngamuk. Ini Aish baru pulang." setelah mengucapkan itu, Ezra langsung menutup telepon.
   
         Lion dan Cakra yang mendengar ucapan Ezra, mereka langsung paham. Kemudian keduanya langsung menuju ke arah rumah Bara dengan kecepatan tinggi.

        Sesampainya di rumah Bara, Lion dan Cakra melepas helm dan berjalan masuk ke dalam rumah. Saat Lion mulai melangkahkan kakinya masuk, dia melihat Aish di depannya sedang di marahi oleh Bara.

    "Kamu ini kenapa pulang malem dek? tadi kmu bilangnya jam berapa?! Sore, ini udah malem. Lihat!! Ini udah jam 9 malem dan kamu baru pulang? Kamu ga mikir kaka ini dirumah khawatir sama kmu." ucap Bara dengan nada tinggi

     Sedangkan Aish diam sembari menunduk kepalanya, dia sadar bahwa dirinya salah. Lion yang melihat itu sebenarnya tidak tega, tapi apa yang dilakukan Bara adalah untuk kebaikan Aish.

    "Apaan itu tadi, siapa yang nganter?! Malem-malem di anter cowo? Kamu ngga inget apa kata bunda? Jangan sembarangan mau dibonceng sama orang asing?! Karena bunda udah ngga ada kamu bisa seenaknya gitu?!" Ucap Bara, amarahnya meningkat

    Lion merasa Bara tidak perlu memarahi Aish seperti itu, namun dia tidak berhak ikut campur dalam masalah keluarga Bara. Begitu pula Cakra, Theo, dan Ezra mereka hanya mendengarkan ucapan Bara.

    Mendengar ucapan kakanya, Aish merasa Bara keterlaluan. Dia mengangkat dagunya dan menatap Bara, Aish hendak bicara.

    "Abang keterlaluan, Aish kan pasti ada alasan tersendiri kenapa telat. Aish-"  Ucapan Aish di sanggah oleh Bara.

     "Terus kenapa kmu ngga ngasih kabar dek? Kaka disni khawatir. Kamu itu masih kecil, kelayapan tengah malem. Bagus kya gitu?! Kalau Hpmu km baterainya habis dan ngga bisa ngabarin, kan bisa cas dulu. Jangan g ada kabar pulang-pulang di anter cwo, bangga kamu kya gitu?!"

     Mendengar ucapan kakanya, tangis mata Aish tidak bisa dibendung. Dia mengeluarkan tangisannya, dengan sesenggukan. Aish tidak tahu mengapa kakaknya bisa semarah ini padanya. Lion mendengar tangisan Aish, dia merasa Bara berlebihan. Cakra juga berpikir demikian, dia merasa Bara berlebihan. Cakra menarik tangan Bara agar sedikit mundur. Memperlihatkan Aish yang telah menangis dalam tundukkan kepalanya.

LION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang