Halo guys! Siapa yang kangen mami?
Pede bener wkwk. Ini lagi mood nih, jadi double up.Cuzz baca
.
.
.
.
Suasana hari ini sangat cerah, terik matahari yang tak terlalu panas. Awan redup yang menyejukkan suhu di sore hari ini. Suasana yang sangat medukung untuk berkeliling kota.Aish berada di bocengan montor abangnya. Menghirup udara sembari memejamkan mata menikmati hawa sejuk di sore hari. Dia mulai melepaskan pelukan pada pinggang abangnya. Ia rentangkan kedua tangannya, sembari memejamkan matanya lagi. Membiarkan tangannya di terpa oleh angin. Aish sangat menyukai cuaca hari ini. Senyumannya tak berhenti sejak Bara menyetujui keinginannya. Aish sangat menikmati suasana sampai-sampai tak menyadari ada sepasang mata yang meliriknya sedari tadi.
Lion berada di barisan paling depan namun entah karena apa ia mengurangi kecepatannya dan membiarkan montor Bara mendahuluinya. Kini montor Lion berganti di belakang montor Bara, pandangan di depannya adalah Aish. Sesekali senyumnya terangkat namun dia langsung menggeleng-geleng kepalanya, memudarkan apa yang ada dipikirinnya.
Montor Bara berhenti di sebuah toko ice cream. Lalu Lion juga ikut berhenti begitu juga dengan semua teman-temannya. Lion tahu sepertinya Bara berhenti karena Aish ingin beristirahat.
"Guys! Kita semua istirahat dsni dlu. Semua lo pada boleh makan ice cream yang bayarin gua." teriak Lion
"Wihhh keren lo Yon!"
"Yes!! Thanks pak ketu"
"Asik! Ice cream gratis" sambung yang lain
Teriakan Lion menimbulkan sorakan dari teman-temannya. Ketua geng AVOSCAR ini memang royal seperti biasa.
Aish yang baru selesai melepas helmnya, dia terkejut dengan teriak Lion. Wahh kak Lion keren banget, batinnya. Lalu dengan segera Aish berjalan mendekat ke arah Lion. Kini dia berada di hadapan Lion. Sedangkan Lion binggung mengapa Aish mendekatinya.
"Emm Aish ditraktir juga ga kak?" Ucap Asih memberanikan diri sembari menatap mata Lion.
"Lo-.."
"Alah cil, ada abang lo sendiri ngapain minta sama Lion." Ucapan Lion terpotong dengan ucapan Bara.
Bara merangkul adiknya dan mengajaknya masuk. Sedangkan Lion yang dibelakang mereka mengikuti masuk dengan memasang wajah tak suka.
Aish sangat menyukai makanan manis, dia terkejut dengan varian ice cream yang ada di toko tersebut sangat banyak. Namun Bara melarang Aish mengambil lebih dari 3. Sehingga Aish hanya memesan tiga Ice cream. Ia memesan rasa coklat, vanila, dan matcha kesukaannya.
Kini Aish, Bara, Lion dan teman-temannya yang lain duduk di sembari menikmati ice cream yang telah mereka pesan.
"Buset Ade lo Bar, pesen dua ice cream dia?" Tanya Ezra sembari melihat Aish yang menggenggam ice cream di kedua tangannya.
"Kaga dua malah, tiga pesennya tu bocil." kini Theo yang menjawab, karena tadi dia melihat Aish memesan di depannya.
Bara hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya. Aish pun tersenyum kecil sembari memakan ice creamnya. Di tangan Aish kini masih satu Ice cream tapi matanya melirik pada Lion yang sedang memakan ice cream rasa red velvetnya. Lion memakannya dengan nikmat sehingga Aish menginginkannya.
Aish memberanikan diri untuk mendekatkan kursinya, dia memegang ujung jacket Lion dan menariknya pelan. Merasa jacketnya tertarik, Lion menatap Aish.
"Kak, boleh tukeran ice cream ga? Ini rasa coklat belum Aish makan sama sekali." ucap Aish sembari mengarahkan pandangannya ke bawah.
"Lo mau ini? bisa gua pesenin lagi." jawaban Lion, dia hendak memanggil pelayan namun ditahan oleh ucapan Aish.
"Ihh engga, Aish cuma mau nyoba dikit."
Lion sedikit binggung bagaimana memberikannya ice cream itu karena sudah ia makan. Sedangkan Aish bertindak cepat, ia, mendekatkan mulutnya dan memakan sedikit Ice cream langsung dari tangan Lion.
Lion menatap Aish yang dengan mudah memakan ice creamnya. Ia menatap ice cream di tangannya dan mulai memakan ice creamnya lagi. Senyumnya terangkat entah karena apa.
Semua orang disana telah selesai makan ice cream dan berbincang-bincang ringan. Lion segera berdiri dan mengajak teman-temannya untuk kembali karena langit terlihat sangat mendung.
Mereka semua mengendarai montornya dengan cepat menuju ke rumah Masing-masing. Namun tidak bagi Lion, Bara, dan beberapa anak yang lain. Mereka menuju ke basecamp AVOSCAR.
Sesampainya di basecamp, Lion segera masuk dan menghempaskan tubuhnya di sofa. Dia merasa lelah hari ini dan dengan cepat ia terlelap tidur. Sedangkan beberapa teman-temannya yang lain ada yang bermain game, ada yang menonton tv dan ikut tidur seperti Lion.
Lion merasa tidak nyenyak saat tidurnya, dia bangun dan menuju ke tempat minum. Mungkin dia terbangun karena haus. Di suatu ruangan seperti dapur, disana terdapat Aish yang sedang meneguk air dari gelas.
Lion beralih mengambil sebuah gelas dan menadahkan di bawah dispenser. Aish yang berada di samping Lion mulai mendekatkan badannya, menatap bibir Lion.
Lion yang menatap pandangan mata Aish mengarah ke bibirnya. Dia sedikit mundur dan tak disangka Aish semakin maju dan mendekatkan wajahnya pada bibir Lion. Tangan Aish mengarah pada sudut bibir Lion, di sana tedapat sebuah remah entah dari mana asalnya.Oh rupanya dia ngambil itu, batin Lion
Aish memundurkan badannya kembali, melangkah ke tempat dia berdiri tadi. Sedangkan Lion dia juga kembali maju untuk mengambil air. Saat ia melangkah, kakinya terasa lemas dan tubuh Lion terhuyung ke arah tubuh Aish.
Jantung Lion berdegup kencang dikala situasi bibirnya tanpa sengaja menempel di bibir Aish. Dia segera bangun dan hendak menarik bibirnya. Namun tanpa disangka-sangka, Aish malah memberikan lumatan pada bibirnya. Lion terbawa suasana dan ikut memberikan lumatan padan bibir Aish. Lion menghisap bibir bawah Aish, melumat dan memberikan gigitan kecil hingga Aish mengeluarkan lenguhaannya."mphh.. "
"AAAA!"
"HAH apa.." mata Lion langsung terbuka saat mendengar suara dari sebelah kanannya. Disana terdapat Aish yang bermain bersama Theo.
"Ihhh harusnya Aish yang menang." ucap Aish sembari memukul lengan Theo.
"Ya elah cil, kalah kalah aja dah."
Lion langsung menyadarkan pikirannya, dia menyadari bahwa tadi hanyalah mimpi. Harusnya dia senang, namun wajahnya menampilkan ekspresi lain. Ekspresi kecewa karena hal tadi hanyalah mimpi.
"Akhh fuck!" ucapnya kesal.
Lion berusaha menyadarkan pikirannya. Dia segera bangun dan menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, dia berdiri menatap wajahnya di depan cermin. Dia berpikir mimpinya mungkin efek dari ciuman tidak langsung di cafe ice cream tadi. Tapi Lion merasa mimpinya begitu nyata, tanganya terangkat mengusap bibirnya sendiri. Dia menarik senyumannya dan menampilkan seringai kecil di sudut bibirnya.
"Terasa manis, gua perlu nyoba beneran." Monolognya.
🅱🅴🆁🆂🅰🅼🅱🆄🅽🅶
.
.
.
.Halo guys! Gimana nih tertarik sama
Part ini ga?Jangan lupa vote sama komen ya!
Satu vote sangat membantu semangat
buat mami up. 🥰See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
LION [END]
Genel Kurguaish, perempuan yang kini berusia 15 tahun harus hidup terpisah dari abangnya, bara. karena abangnya hendak menempuh pendidikan di luar negeri. akhirnya Bara memutuskan menitipkan Aish kepada ketua geng motornya, Lion. Pemimpin geng motor Avoscar y...