Pagi ini Sheren bangun terlambat karena semalam dia demam. Dengan terpaksa Sheren bersiap ke sekolah. Setelah bersiap Sheren langsung berjalan keluar rumah untuk menunggu bus di halte.
Di rumahnya ada supir pribadi tapi ayah Sheren tidak mengijinkan siapapun untuk mengantar Sheren. Uang jajan Sheren saja dibatasi. Gadis itu seolah tinggal menumpang dengan orang asing padahal dengan ayah kandungnya sendiri.
Belum sampai di halte, Sheren disampiri oleh seseorang yang sering mendekatinya akhir-akhir ini.
Jake, pria itu berhenti tepat dihadapan Sheren. "Bareng gue aja Sher," ujar Jake memberikan senyum manis pada Sheren.
"Eh Jake, gak usah. Aku tunggu bus aja." Tolak Sheren, dia tidak enak kalau harus menumpang terus dengan Jake. Dalam bulan ini Sheren sudah ditumpangi entah yang ke berapa kali oleh Jake. Pria itu selalu muncul saat Sheren hendak menunggu bus.
"Naik aja, udah mau telat ini. Emang lo mau dihukum?" ucapan Jake berhasil membuat Sheren patuh, lagi. Dari minggu kemarin juga pasti alasan yang sama. Terlambat dan dihukum. Mau tidak mau Sheren naik ke motor sport milik Jake. Anggap saja menghemat uang jajannya yang memang sedikit diberikan oleh Papanya.
Sepanjang jalan, Jake selalu mencari topik pembicaraan agar tidak sunyi dan canggung. Sheren senang berinteraksi dengan Jake, karena pria itu sangat humble dan lucu. Jake suka membuat lelucon agar Sheren tertawa. Biarpun mereka baru kenal beberapa bulan ini, tapi Jake mampu membuat Sheren nyaman dan tidak minder.
Sampai disekolah, Sheren turun dari motor Jake. "Terimakasih Jake. Aku ke kelas dulu ya" Sheren hendak beranjak dari sana namun ditahan oleh Jake.
"Helm nya gak mau dibuka?" Jake tersenyum puas menatap wajah Sheren yang kini memerah karena malu. Sheren segera membuka pengait helm itu walaupun sedikit sulit sehingga dibantu oleh Jake.
Jake mengusap lembut rambut Sheren yang sedikit berantakan. "Semangat belajar ya cantik." Keluarlah Jake mode cari mangsa.
Sheren hanya tersenyum menanggapi. "Aku duluan ya Jake. Sekali lagi makasih." Sheren langsung berlari kecil menuju kelasnya. Dari kejauhan, aksi mereka dilihat oleh seseorang. Orang itu tersenyum smirk menatap Jake dari lantai 2.
Sepanjang koridor tentu Sheren digosip oleh cewek cewek sekolah tersebut.
"Sok kecantikan banget sih. Gak cocok banget sama Jake"
"Pasti dia yang godain Jake duluan"
"Jadi lacurnya kali"
"Emang dasarnya udah gatal jadi ke gitu deh"
Umpatan dan hinaan yang selalu Sheren dapatkan. Jelas-jelas bukan dia yang mendekati Jake tapi malah dia yang disalahkan.
Sheren tidak melawan semua ucapan jelek mereka bukan karena takut tapi kalau Sheren membalas pasti masalahnya akan panjang dan berujung masuk bk.
Sheren tidak peduli dan memilih untuk masuk ke kelas dan menunggu hingga guru mapel masuk.
* * *
Jam istirahat Sheren tidak ke kantin. Gadis itu malah ke perpustakaan untuk membaca Novel. Biarpun Sheren terlihat seperti kutu buku aslinya Sheren tidak suka belajar. Dia lebih suka membaca cerita fiksi dan menonton drama. Belajar dilakukannya hanya untuk mencari perhatian Papanya tapi sepertinya itu sia-sia.
Disisi lain, Jay Sunghoon Jake duduk bersama dikantin memakan bekal masing-masing. Biarpun mereka seperti berandalan di sekolah, mereka tetap anak mami yang selalu dimanja dengan uang dan harta.
"Taruhannya gimana nih?" tanya Jake memecah keheningan.
"Kayaknya lo semangat banget sama taruhan kali ini" Ujar Jay tanpa menatap teman-temannya. Pria itu fokus pada makanannya.
"Biasa aja sih, cuma pengen liat Sunghoon nembak cewek aja. Akhirnya teman kita gak jomblo lagi yakan?" Jake menaikturunkan alisnya menggoda Sunghoon yang sama sekali tidak mood hari ini.
"Santai aja, lo semua pasti suka sama cewek yang gue pilih" Jay tersenyum manis menatap kedua temannya.
Mata elang Jay menelusuri seluruh isi kantin, siapa tau saja cewek yang dia maksud itu berada dikantin. Tapi tidak ada. Jay sudah menebak tempat lain yang sering gadis cantik itu kunjungi disekolah ini.
"Ikut gue." Jay langsung bangun dari duduknya dan melangkah duluan meninggalkan kedua temannya yang masih membereskan kotak bekal mereka.
Setelahnya Sunghoon dan Jake bergegas mengikuti Jay yang 4 langkah lebih dahulu dari mereka. Kini mereka bertiga berhenti didepan ruangan yang cukup sepi itu.
Perpustakaan. Mata Jay langsung menangkap seorang gadis cantik yang sedang membaca buku membelakangi pintu masuk. "Tuh ceweknya!" Tangan Jay terangkat menunjuk punggung gadis itu.
Sunghoon menatap Jay malas. Terserah mau pacaran dengan siapa yang penting setelah itu Sunghoon bakal langsung minta putus.
Berbeda dengan Jake. Pria itu seperti tidak asing dengan gadis itu. Biarpun dari belakang Jake bisa mengenal orang tersebut.
Choi Sheren, gadis kutu buku dari kelas 12 IPA 3. Jay memilih Sheren sebagai bahan taruhan Sunghoon.
"Buru dipacarin!" Perintah Jay pada Sunghoon. "Jangka waktu 6 bulan, Oke?!" Pria itu menepuk bahu Sunghoon seolah memberi semangat.
Sunghoon menatap Jay tidak terima. 6 bulan katanya? Itu waktu yang lama dan Sunghoon tidak bisa. Seolah tidak peduli, Jay langsung menarik Jake dari sana. Wajah teman satunya itu juga seperti tidak setuju tapi dia tidak peduli. Itu taruhannya dan harus disetujui karena Jay yang menang sejak awal.
Kini Jake menyesal telah membuat taruhan antara Sunghoon dan Jay. Sheren adalah gadis yang Jake incar. Bukan sebagai mainan tapi Jake memang menyukai Sheren dengan tulus.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...