Sheren kembali ke kelasnya setelah diputusin oleh Sunghoon.
Berita itu langsung menyebar luas ke-seantero sekolah dalam hitungan menit.
Sheren tidak lagi peduli dengan statusnya yang kini telah berakhir dengan Sunghoon, sekalipun dia sedikit kecewa dengan keputusan cowok itu.
Sheren lebih memikirkan bagaimana nasibnya menghadapi kasus yang menimpa Celine. Kepala sekolah mengambil keputusan untuk mempertimbangkan kasus ini hingga 3 hari ke depan.
Kepala sekolah sendiri merasa ada yang aneh dalam video itu, tetapi karena tuntutan dari orangtua korban agar segera menghukum pelaku, Suho harus mengambil keputusan yang benar secepatnya.
Dikelas, Sheren langsung mendapat tatapan sinis dari seisi ruangan.
Sheren sontak terkejut karena meja dan bangku tempat duduknya dipenuhi coretan dengan tulisan 'pembunuh'.
"Siapa yang lakuin ini sih?"
"Lo pantas dapetin itu, dasar pembunuh!" ucap seorang perempuan dikelas tersebut.
"Muka doang yang polos, ternyata kelakuannya kayak iblis." sambar seorang murid yang juga ikut menghina Sheren.
Kalau dulu hanya ada tiga orang dalam kelas tersebut yang sering mem-bully Sheren, hal itu sempat berhenti saat dia berpacaran dengan Sunghoon, tapi sekarang mereka kembali mengganggu Sheren, bahkan dengan jumlah personil yang lebih banyak dari sebelumya.
Sheren menahan air matanya, tidak kuat menghadapi tatapan remeh dari seisi kelas. Sheren kemudian mengambil tas-nya dan langsung keluar dari kelas itu, tidak peduli apabila akan ada guru yang masuk setelah ini.
Gadis itu ingin bolos saja untuk menenangkan pikirannya yang kacau.
Sheren berniat mengunjungi makam ibunya.
Itu adalah satu-satunya tempat Sheren untuk meluapkan segala keresahan dalam dirinya. Mulai dari Sunghoon, Celine dan kedua orangtuanya hingga teman sekelasnya yang kini mulai kembali mem-bully Sheren.
Rasa sedih dan marah akan dia luapkan dengan mengadu pada ibunya, berharap jiwa tak terlihat itu mau meringankan bebannya atau mungkin hanya sekedar datang dan memeluknya.
Dijalan menuju peristirahatan ibundanya, Sheren mendengar suara minta tolong dari sebuah gang sempit. Tadinya Sheren ingin mengabaikan panggilan itu, tapi entah dorongan dari mana gadis itu malah mendekati sumber suara.
"To-long-g!"
Suara itu semakin jelas di pendengaran Sheren, membuat Sheren semakin ingin melihat apa yang terjadi dengan orang itu.
Dari jarak yang berkisar 7 meter, Sheren bisa melihat seorang laki-laki yang tergeletak tak berdaya ditanah. Orang itu begitu babak belur dengan darah yang menetes keluar dari tubuhnya.
Sheren sedikit panik untuk mendekati orang itu karena darah tersebut membuat ingatan tentang Celine kembali merasuki pikirannya, namun mendengar jeritan tersiksa dari orang itu membuat Sheren tidak tega.
Saat Sheren mendekat untuk mengecek keadaan orang itu, sontak Sheren terkejut bukan main.
"t-ol-on-g" pinta cowok itu dengan suara yang nyaris tidak terdengar, nafasnya terengah menahan sakit di sekujur tubuh.
"Kak Yeonjun?!"
Sheren tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu sempat membeku untuk beberapa saat kemudian langsung berteriak meminta pertolongan pada warga sekitar.
Dengan minim bantuan, Sheren berhasil menyewa taksi dan membawa Yeonjun segera ke rumah sakit.
"Kak, bertahan ya! Bentar lagi sampai," pinta Sheren pada Yeonjun yang hampir kehilangan kesadaran. Bahkan dia tidak bisa memperhatikan dengan jelas wajah yang menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...