"Shit! Celine bener-bener licik." umpat Jay kala melihat rekaman video yang ditunjukkan padanya.
"Gue udah enek sama dia dari awal pindah ke sekolah ini." balas Yura tidak kalah julid.
Saat terjadi insiden antara Celine dan Sheren, Yura sedang bolos di rooftop sehingga dia melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi, dan beruntungnya dia merekam kejadian itu secara diam-diam, mulai dari percakapan awal Celine yang duluan bertindak kasar terhadap Sheren hingga perempuan itu menjatuhkan dirinya sendiri dari tangga.
Tadinya Yura ingin menyimpan video itu sebagai pajangan di ponselnya, namun entah hati nurani dari mana, dia berubah pikiran untuk menguakkan kebenaran yang sebenarnya.
"Lo bantu gue nolongin Sheren, sebagai gantinya lo boleh minta apapun." Jay mengajak Yura bekerja sama, karena dia tau perempuan itu tidak mungkin ingin membantu Sheren begitu saja, mengingat bagaimana dulu dia begitu membenci Sheren.
Kalau kalian bertanya siapa itu Yura? Dia adalah orang yang selalu mem-bully Sheren, tapi kali ini dia akan berpihak pada gadis itu karena sejujurnya dia lebih muak dengan tingkah Celine yang sok polos.
Yura tersenyum smirk, "gue mau Sunghoon!" jawab Yura dengan pasti.
Jay merotasikan bola matanya. "Lo emang bego ya!" decih Jay tidak habis pikir mengapa orang-orang begitu kagum pada Sunghoon padahal cowok itu sangat red flag.
"Canda doang! Permintaan gue nyusul aja nanti."
"up to you! Pokoknya lo ngerti kan, apa yang harus kita lakuin setelah ini?!"
"Serahin sama gue!" Yura mengedipkan sebelah matanya dengan centil pada Jay kemudian pergi dari sana.
* * *
Sheren keluar dari rumah tersebut tanpa membawa satupun barang. Gadis itu tidak peduli lagi dengan nasibnya kedepan, mungkin sekolah juga akan mengeluarkannya sebagai murid yang dicap pembunuh.
Sheren berjalan tanpa arah, tidak tau harus pergi kemana. Dia sangat berharap Tuhan mengambil nyawanya saat itu juga agar tidak perlu merasakan sakit lagi.
Langit diatas sangat mendung, seolah mengerti perasaan Sheren yang pundung karena semua masalah yang menimpanya dalam satu hari.
Dirasa kesadarannya hampir diambang batas, sebuah cahaya memantul kearah Sheren. Benda beroda empat itu berhenti tepat disamping tubuh Sheren yang sudah tidak kuat menahan kesadaran.
Sekilas mata Sheren melihat brand mobil milik orang itu sebelum matanya tertutup.
Black Porsche 911
...
Sheren tersadar setelah pingsan selama 9 jam. Matanya menerjap kala cahaya memantul kedalam netra penglihatannya, membuat kepalanya berdenyut pusing.
Sheren melihat sekeliling, kini dia berada di sebuah ruangan yang cukup luas dengan nuansa putih yang nampak mewah.
Apakah sekarang Tuhan sedang membaringkannya di Surga?
Bahkan pakaian yang tadi dia gunakan sudah diganti dengan dress simple berwarna krem.
Pendengaran Sheren menangkap suara sepatu yang semakin mendekat keruangan dimana dia berada.
"Akhirnya lo bangun," Orang itu datang dengan sebuah dulang ditangannya. Tubuhnya masih mengenakan seragam yang sama dengan milik sekolah Sheren.
"Jay...?"
Cowok itu bisa melihat raut panik dari wajah Sheren. Entah apa yang dipikirkan cewek itu, Jay akhirnya sadar setelah melihat gerak-gerik Sheren yang memperhatikan pakaian yang kini melekat ditubuhnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...