Sheren tetap ke sekolah dengan menggunakan seragam yang semalam Sunghoon beli untuknya. Pakaian berlogo itu lebih ketat dari seragam Sheren yang sebelumnya, sehingga jiplak membentuk tubuh Sheren.
Saat Sunghoon menjemput Sheren, dia senang melihat Sheren menggunakan barang yang dia kasih tapi masalahnya pakaian itu lebih kecil dari ukuran seharusnya sehingga memperlihatkan lekuk tubuh gadis itu. Biarpun Sunghoon sudah melihat sebagian body Sheren, dia tetap kagum dengan kecantikan gadis itu. Bukan hanya hatinya yang cantik, wajah bahkan tubuhnya tercipta sempurna pada raga itu.
"Selamat pagi, Sunghoon." sapa Sheren pada Sunghoon, tidak lupa menyisipkan senyum pada bibir mungilnya.
"Pakai ini!" Tidak menjawab sapaan Sheren, Sunghoon memberi benda itu untuk Sheren pakai.
"Loh, kenapa?"
"Gue gak suka punya gue diliatin banyak orang."
"Apanya yang punya kamu?!"
Sheren tidak mengerti maksud Sunghoon tapi dia tetap nurut kemauan cowok itu. Sunghoon tersenyum tipis karena Sheren mau ikuti omongannya tanpa membantah.
Sunghoon tidak rela kalau saat disekolah nanti Sheren di tatap banyak pasang mata para jantan, sehingga cowok itu membuka hoodie andalannya untuk dipakai oleh Sheren.
Sepanjang jalan Sunghoon tidak notice kaki Sheren yang memar. Dia baru menyadari itu saat melihat cara jalan Sheren yang sedikit pincang saat turun dari mobilnya "Kaki lo kenapa?"
"I-ini aku jatuh."
"Sejak kapan? Perasaan semalam lo baik-baik aja."
"Baru, tadi pagi"
"Lain kali hati-hati!"
"Iya Sunghoon!"
Beruntung Sunghoon tidak bertanya lagi. Gadis itu juga berhasil menutupi rasa nyeri ditubuh lainnya.
"Kalau ada yang nyakitin lo, bilang sama gue! Ngerti?"
"Termasuk kamu?!"
"Siapapun selain gue!" Mendengar itu, Sheren tersenyum kecut. Buat apa minta perlindungan ke Sunghoon kalau dia sendiri juga nyakitin Sheren.
"Tapi kamu lebih parah!" Entah keberanian dari mana, Sheren menjawab Sunghoon seperti itu.
"Gue gak kasar kalau lo gak mulai duluan!"
Sheren memilih diam. Pagi-pagi sudah berdebat dengan Sunghoon bikin moodnya jelek. Posisi mereka sekarang, Sunghoon gandeng tangan Sheren untuk mengantar gadis itu ke kelasnya. Banyak murid lain yang melihat mereka seperti pasangan yang mesra, tanpa tau percakapan mereka yang sebenarnya.
"Gausah berharap buat lepas dari gue, sampai gue duluan yang mutusin!" ucap Sunghoon saat tiba di depan kelas Sheren. Suara Sunghoon terdengar berat, seperti berbisik pada Sheren.
Emang gak ada yang bisa diharapkan dari Sunghoon. Sifatnya sangat gampang berubah-ubah. Sheren sudah muak dengan Sunghoon yang seperti ini.
"Sebentar pulang bareng!" Final Sunghoon, dia mengusap rambut Sheren sebelum pergi dari hadapan gadis itu.
* * *
Sheren tunggu Sunghoon diparkiran tapi cowok itu gak muncul muncul. Udah ditelpon tapi gak diangkat sama Sunghoon.
Ini sudah jam pulang dan mobil Sunghoon masih disana, tapi orangnya gak keliatan dari tadi. Sekolah mulai sepi, banyak yang udah pulang termasuk teman-teman Sunghoon. Ditambah langit udah mau gelap, sepertinya sebentar lagi hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...