Setelah kejadian kemarin, Sunghoon menjadi lebih baik dengan Sheren. Mungkin karena rasa bersalah atau dia sudah luluh dengan Sheren?
Hari ini mood nya sangat baik.
Sunghoon menjemput Sheren di kelas gadis itu. Tubuhnya bersandar di pintu, sambil menunggu pacarnya keluar ruangan.
Sheren belum kunjung bangun dari tempatnya. Sunghoon yang kelamaan menunggu akhirnya menyusul Sheren kedalam kelas.
Dapat dilihat dari raut wajah gadis itu, dia seperti panik mencari sesuatu.
"Cari apaan sih?"
Sheren tidak menggubris Sunghoon. Dia tetap fokus mencari barangnya yang hilang entah kemana. Seingat Sheren, dia membawa botol itu kemarin tapi tidak tau kapan terakhir di pegangnya benda itu.
Meja Sheren berserakan karena barang-barang dalam tasnya dikeluarkan semua hanya untuk mencari satu benda itu.
"Cari apa Sher?"
"Botol ob-,"kali ini Sheren menjawab tapi tidak dilanjutkan kalimatnya. Dia tidak mau Sunghoon tau yang sebenarnya.
"Gak penting juga. Maaf ya buat kamu nunggu lama"
"Hm"
Sheren membereskan kembali buku dan printilan nya ke dalam tas. "Yuk pulang!"
"Bukan pulang. Lo ikut gue!"
Sunghoon menggenggam jemari Sheren dan membawa gadis itu keluar dari kelas. Sampai di parkiran, Sunghoon membuka pintu mobil untuk Sheren. Banyak pasang mata yang melihat aksi keduanya. Ada yang diam-diam cemburu, iri, dan mengumpat Sheren dengan kata-kata kotor.
"Kita mau kemana Hoon?"
"Ikut aja, nanti juga lo tau"
Perjalanan yang macet memakan waktu 2 jam hingga membuat Sheren tertidur dimobil.
"Sher, bangun udah sampai", Sunghoon menepuk lembut bahu Sheren.
"nggh," Sheren mengeliat dalam tidurnya, perlahan membuka matanya. "Udah sampai ya?" tanya Sheren kebingungan, dia tidak tau dimana tempat ini.
"Iya"
Sunghoon lebih dulu keluar dari mobil, diikuti Sheren yang kemudian mengekori Sunghoon dari belakang.
Mereka berhenti di depan ruangan berkaca transparan yang keliatan sunyi, hanya terdengar suara mesin yang terus berdentum tiap detiknya.
"Siapa yang sakit Hoon?"
"Nyokap gue." Sunghoon menarik tangan Sheren untuk ikut masuk kedalam ruangan tersebut.
"Hai Bun, Sunghoon datang lagi"
"Kali ini gak sendiri. Sunghoon bareng pacar, namanya Sheren. Dia gak secantik bunda tapi dia baik sama Sunghoon"
Sheren tertegun untuk beberapa saat. Sunghoon mengakuinya sebagai 'Pacar'?
Sheren terharu karena Sunghoon mau kenalin dia ke Bundanya, walaupun wanita itu dalam keadaan koma.
Biarpun tertidur dengan wajah yang pucat, Sheren akui Bunda Sunghoon sangat cantik. Tidak heran anaknya memiliki gen yang sempurna.
Bisa Sheren liat dari mata Sunghoon yang sedang berbicara dengan Bunda nya, ada binar yang terpancar tapi suaranya yang serak menunjukkan kesedihan yang dipendam.
Hari ini Sheren bisa melihat sisi lain Sunghoon yang tidak pernah dia tunjukan sebelumnya. Cowok dingin yang arogan dan kasar ini ternyata punya kesedihan yang orang lain tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...