Sheren bergegas turun ke lantai bawa untuk sarapan. Disana sudah ada Siwon dan Yeonjun yang sedang menyantap makanan mereka dengan damai.
Karena tidak ingin merusak suasana, Sheren segera berlalu dari sana. Niatnya untuk sarapan diurungkan karena Papanya pasti akan muak melihat wajahnya.
Dari luar pagar Sheren dapat melihat sebuah mobil yang tidak asing terparkir didepan rumahnya. Kakinya melangkah mendekati mobil tersebut.
Ternyata ada Sunghoon yang bersandar pada sisi mobil. "Sunghoon kamu ngapain disini?"
"Jemput lo. Kita berangkat bareng!"
Sheren masih berdiri mematung mencerna ucapan Sunghoon. Suddenly? Tanpa basa-basi Sunghoon langsung menarik Sheren kedalam mobil.
"Lo belum jawab pertanyaan gue kemarin",ujar Sunghoon memecah keheningan.
"Kan udah aku jawab ga--"
"Bukan itu jawaban yang gue mau," Sunghoon menyela ucapan Sheren. Kemarin Sunghoon menyatakan perasaannya kepada Sheren di perpustakaan dan mendapat penolakan dari gadis itu.
Hari ini Sunghoon kembali meminta Sheren untuk menjadi pacarnya. Jika bukan karena kalah taruhan dan mobil kesayangannya yang menjadi jaminan, Sunghoon tidak mungkin mendesak Sheren seperti ini.
"Tapi kita gak dekat sebelumnya. Gimana bisa kamu suka sama aku?!" Sheren bingung dengan sikap Sunghoon sejak kemarin. Bagaimana bisa siswa populer seperti Sunghoon menyukai gadis biasa sepertinya.
"Emangnya suka seseorang perlu alasan?" Sunghoon terus meyakinkan Sheren dengan kata-katanya. Ini kali pertama Sunghoon berusaha untuk mendapatkan hati wanita. Biasanya, tanpa perlu bertindak saja banyak perempuan yang mendekatinya.
"Pokoknya mulai hari ini kita pacaran!" Tanpa penolakan lagi, Sunghoon langsung melajukan mobilnya.
* * *
Sheren ingin keluar dari mobil tapi lebih dahulu dibuka oleh Sunghoon. Sunghoon benar-benar memperlakukan Sheren bak kekasihnya.
Untuk pertama kali seumur hidup seorang Park Sunghoon, Sheren adalah perempuan pertama yang menumpangi mobilnya. Mobil itu pemberian bundanya saat ulang tahun Sunghoon yang ke-16 sebelum wanita yang paling di sayang itu mengalami koma.
Dari kejauhan Sheren dapat melihat semua mata yang kini menatapnya dengan sinis. Sunghoon yang menyadari hal itu, malah melakukan hal tidak terduga.
Jangtung Sheren seperti jatuh ke perut. Bagaimana tidak? Sunghoon dengan tiba-tiba menggenggam tangan Sheren dan menarik gadis itu ke tengah lapangan. Yang lebih mengejutkan, Sunghoon mengangkat sebelah tangan Sheren yang sedari tadi ia genggam itu lalu mencium jemari tersebut.
Seisi lapangan seketika menggema dengan suara teriakan para cewek yang melihat kejadian itu. Ada yang menatap Sheren dengan murka, ada juga yang mendesah kecewa.
"Sheren pacar gue, jadi mulai sekarang jangan ada yang gangguin Sheren." Peringatan Sunghoon secara langtang kepada semua yang berada disana.
Sheren menatap Sunghoon tak percaya. Dia tidak menyangka bahwa pria dingin seperti Sunghoon bisa melakukan hal memalukan seperti ini. Jujur saja, Sheren bukannya baper, gadis itu lebih merasa dipermainkan.
Dari kejauhan ada dua orang yang menatap mereka dengan pandangan yang berbeda. Yang satu mengepalkan tangannya emosi, yang satu lagi tersenyum puas dengan smirk dibelah bibirnya.
Tanpa memperdulikan tatapan Sheren yang tidak suka kepadanya, Sunghoon langsung menarik gadis itu berlalu dari sana, berniat mengantar Sheren ke kelas.
"Kamu apa-apaan sih?" Sheren menepis tangan Sunghoon namun cowok itu malah semakin mengeratkan genggaman mereka.
"Gue kenapa? kan emang kenyataannya sekarang lo punya gue."
"Stop main-main Sunghoon! Aku tau kamu gak serius suka sama aku kan?!".
Sunghoon tersenyum smirk. "Ketahuan yah?"
"Gue pacarin lo karna kalah taruhan, jadi lo harus bantu gue buat selesaikan taruhan ini. Setelah itu terserah lo mau apa!" Sunghoon melepaskan genggaman mereka. Tangannya naik untuk membelai rambut Sheren.
Sheren yang sudah muak dengan tingkah Sunghoon, segera menepis tangan itu. "Aku gak mau berhubungan sama kamu! Cari perempuan lain yang bisa kamu pacarin sesuka hati."
"Tapi gue maunya lo, Sheren" Sunghoon semakin memojokkan Sheren. Koridor yang sepi membuat Sunghoon lebih leluasa bertindak sesuka hati kepada Sheren. Tangan nakal Sunghoon terangkat untuk membelai pipi gadis itu.
"Aku gak mau!" jawab gadis itu mutlak, namun nyalinya seketika menciut ketika Sunghoon menatapnya dengan dingin. Tangan itu berubah mencengkram kuat pipi Sheren.
"Gue tau latar belakang keluarga lo. Papa lo itu asisten bokap gua. Kalo lo masih mau hidup enak, nurut sama gue!" Sunghoon melepaskan cengkeramannya dengan kasar dan pergi dari sana.
* * *
"Wah, gak nyangka gue. Ternyata cowok kayak lo bisa juga modusnya." Sunghoon yang baru masuk kelas sudah diganggu oleh Jay.
"Emang ada yang mau nolak cowok seganteng gue?!" jawab Sunghoon kelewat percaya diri. Walaupun kenyataannya memang benar sih.
Jay hanya tersenyum menanggapinya. "Ingat Hoon,jangan sampai lo suka sama tu cewek."
"Ya ngak mungkin lah. Selera gue bukan yang cupu kayak gitu."
"Awas aja kalau lo sampe nyakitin Sheren," ujar Jake yang sedari tadi hanya diam. Dia menatap tajam ke arah Sunghoon.
"Dih, lo suka sama tu cewek?"
Jay yang seolah tau sesuatu malah tersenyum remeh pada sahabatnya itu. "Pulang dari Aussie buat selera lo menurun ya?!"
"Sheren bukan cewek rendahan yang bisa kalian mainin!" Sarkas Jake pada kedua sahabatnya.
Mood Sunghoon yang memang sudah buruk semakin menjadi karena pertengkaran kecil dengan sahabatnya. "C'mon Jake, lo gak mungkin kan ambil bekas gue setelah taruhannya selesai?!"
Tidak ingin lama-lama disana, Sunghoon langsung keluar dari kelasnya dan meninggalkan kedua sahabatnya yang sepertinya masih ingin berdebat.
Disisi lain, Sheren yang baru sampai dikelasnya lebih dulu dihadang oleh tiga cewek yang sepertinya cegil Sunghoon.
"Berani banget lo deketin Sunghoon gue." Sheren tersentak saat rambutnya dijambak.
"Aw, lepasin!" Di kelas itu sudah ramai dengan siswa-siswi lain, tadi tidak ada satupun yang menghentikan perkelahian itu.
"Pake apa lo sampe Sunghoon macarin lo? Gak mungkin banget Sunghoon mau sama cewek kayak lo!" Yura semakin menarik kuat rambut Sheren.
"Ohh gue tau! Lo pasti udah ditidurin ya sama Sunghoon?! Jalang banget sih lo! Dibayar berapa lo sama dia?" Kepala Sheren seperti berdenyut. Rasanya rambutnya ada yang sampai rontok.
"Lepasin gak!" Kali ini Sheren benar-benar menyingkirkan tangan Yura dari rambutnya.
"Gue gak pernah godain Sunghoon! Dia yang mau sama gue dan gue bukan jalang kayak yang lo maksud." Sarkas Sheren. Dia tidak terima dirinya dikatain seperti tadi.
"Berani lo sama gue?!". Yura terus mendorong Sheren hingga gadis itu terpojok. Tangan Yura terangkat untuk menampar gadis itu.
Grep!!
"Jangan pernah lo sentuh cewek gue!"
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...