Sunghoon mengantar pulang Sheren sesuai ucapannya, hingga tiba di rumah gadis itu, Sunghoon ingin membangunkan Sheren yang tertidur pulas di jok sebelahnya tapi dia urungkan hal itu.
Sunghoon keluar lebih dahulu dari mobilnya dan menggendong Sheren ala bright style kemudian membawa gadis dalam gendongan itu ke dalam rumah bernuansa klasik namun mewah.
Pintu utama rumah itu terbuka lebar sehingga Sunghoon leluasa membawa masuk Sheren. Bik Namra juga ada disitu sehingga menuntun Sunghoon untuk membawa Sheren ke kamarnya.
Sheren tidak sadar sama sekali dengan perlakuan Sunghoon yang menggendongnya, sampai cowok itu pulang.
Sebelum Sunghoon keluar dari kamar gadis itu, Sunghoon tersenyum hangat menatap wajah Sheren yang tetap terlihat cantik sekalipun dalam keadaan tertidur. Bibirnya sedikit terbuka, jadi sangat imut di mata Sunghoon, hingga tanpa sadar wajah Sunghoon mendekat ke arah Sheren dan mengecup singkat kening gadis itu.
Sunghoon kembali memandang wajah Sheren untuk beberapa detik, kemudian menarik selimut dan memakaikannya ke tubuh cewek yang kini berstatus sebagai pacar 'Taruhannya' itu.
"Good night, Sher!"
Saat kakinya akan melangkah keluar dari kamar itu, netra Sunghoon tidak sengaja menangkap sesuatu benda yang tidak asing baginya di atas meja belajar Sheren. Dalam hati Sunghoon berpikir, bagaimana benda itu bisa berada pada Sheren? Mungkin Sunghoon akan bertanya hal itu pada Sheren besok-besok, kalau dia ingat.
...
Selang beberapa jam, Sheren baru bangun dari tidurnya dan mendapati dia sudah berada di kamarnya sendiri.
Kepala Sheren terasa sangat pusing. Terakhir diingatan nya, dia berada dalam mobil Sunghoon.
Sheren ingin kembali merebahkan kepalanya tapi tiba-tiba saja dia merasa hidungnya seperti berair. Sheren reflek mengusap bagian wajah tersebut.
Deg!
Cairan merah itu menempel pada jarinya, Sheren mimisan lagi.
Akhir-akhir ini tanpa siapapun tau, Sheren sering mimisan tengah malam. Awalnya Sheren sangat panik tapi sekarang dia jadi biasa saja karena hal itu terus berulang hingga hari ini.
Sheren mengambil tisu dan membersihkan cairan itu. Sheren bangun dari kasurnya untuk mencari obat yang dia simpan.
Biasanya dalam keadaan seperti ini Sheren jadi sulit mengendalikan kecemasan dalam dirinya sehingga dia harus mengonsumsi pil tersebut.
"Dimana sih?!" Sheren mengobrak-abrik laci meja hingga isi tasnya, namun dia tidak menemukan benda itu.
Sepenggal ingatan terlintas di otak Sheren, dia baru ingat kalau botol itu hilang entah dimana.
Kepala Sheren lagi-lagi berdenyut pusing karena efek mimisan tadi. Sepertinya dia harus membeli yang baru.
Melihat jam di atas meja belajarlah, waktu menunjukkan pukul 02:16 dini hari.
Kalau seperti ini Sheren sulit tidur, jadi gadis itu memutuskan untuk membaca novel yang pernah dibeliin Sunghoon untuknya.
* * *
Cahaya surya berusaha menembusi kaca transparan di kamar Sheren yang tertutup helaian kain gorden.
Kelopak matanya perlahan terbuka merangsang cahaya yang menerpa wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...