Suasana canggung memenuhi ruangan usai penyatuan dua insan tersebut. Kini tatapan keduanya berfokus pada televisi yang menyala didepan mereka.
Fokus keduanya terpecah saat ponsel Sheren berdering.
*Bi Namra is calling...
"Halo non Sheren!"
"Iya kenapa bi?"
"Tuan menyuruh nona Sheren untuk segera pulang!"
"Oiya bi, aku pulang sekarang"
*Tut
Telepon terputus.
Sheren memperhatikan jam yang menunjukkan waktu hampir sore. Biasanya jam segini Papa nya belum pulang kantor. Kenapa jam segini sudah pulang? Terlebih pria itu juga menyuruh Sheren pulang cepat.
Jantung Sheren terpacu dengan cepat. Khawatir kalau Papa nya akan menghukum Sheren lagi. Pria itu sering melampiaskan amarahnya pada Sheren. Memang dasarnya kalau gak disukai sama seseorang pasti apapun yang dilakukan akan salah dimatanya.
"Siapa yang nelpon?" Tanya Sunghoon yang dari tadi memperhatikan Sheren.
"Hoon aku mau pulang! Disuruh Papaku" Pamit Sheren segera membereskan buku-buku yang digunakan ke dalam ranselnya tanpa menjawab pertanyaan Sunghoon.
"Gue antar!"
"Gausah, aku pake taksi aja" Tolak Sheren. Dia takut pulang diantar cowok dan ketahuan papanya. Pria itu pasti akan semakin mengamuk.
"Gak ada penolakan"
"Tapi Hoon-" Belum sempat Sheren melanjutkan kalimatnya, Sunghoon lebih dahulu menyambar kunci motornya dan keluar dari apartemen tersebut. Mau tidak mau Sheren mengikuti keinginan Sunghoon.
***
"Besok Papa ada perjalanan bisnis ke Jerman sampai minggu depan. Uang bulanan sudah saya kirim ke rekening kalian" , ucap Siwon pada kedua anaknya.
Hari ini Sheren di panggil Papa nya untuk sarapan bersama. Entah ada angin apa, Papa Siwon menjadi baik pada anak gadisnya.
Sheren tentu saja senang diperlakukan layaknya anak oleh Papanya. Sudah lama dia tidak sarapan bersama seperti ini semenjak kepergian mendiang Mamanya. Tapi dia masih heran dengan perubahan sifat Papanya yang terlalu tiba-tiba.
Kemarin, saat Sunghoon mengantar pulang Sheren, cowok itu sempat berbincang dengan Papa Sheren. Siwon menanggapi Sunghoon dengan hangat seolah kedua orang itu sudah akrab sebelumnya.
Berbeda dengan suasana hati Sheren yang senang, Yeonjun malah emosi karena satu meja makan bersama perempuan yang paling dia benci dari kecil.
Peka dengan situasi itu, Sheren menghabiskan sarapannya dengan cepat dan berniat meninggalkan meja makan duluan. Dia tidak ingin semakin dibenci oleh kakaknya.
Bertepatan dengan Sheren yang selesai sarapan, terdengar bunyi klakson dari luar rumahnya. Semalam Sunghoon mengajak Sheren berangkat sekolah bersama. Sehingga pagi ini mobil nya sudah terparkir dihalaman depan rumah Sheren.
Sebelum keluar Sheren menyempatkan untuk berpamitan pada Papanya. Sheren menyodorkan tangannya untuk disalam namun Papanya malah buang muka dan mengabaikan Sheren. Dengan hati yang sedih Sheren berlalu dari hadapan Papanya.
Yeonjun yang menyaksikan itu tertawa dalam hati. Dia menatap punggung Sheren yang pergi dengan smirk dibelah bibirnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...