Sunghoon dan Celine berhenti disebuah toko perhiasan. Mata Sunghoon dengan jeli memperhatikan satu-persatu liontin didalam etalase berbahan kaca.
"Kamu nyari apasih, Hoon?" tanya Celine penasaran karena Sunghoon sangat serius melihat benda-benda tersebut.
"Menurut lo, bagusan yang ini apa ini?" tanya Sunghoon meminta pendapat Celine.
"Kalo aku sukanya yang ini sih." tunjuk Celine pada salah satu liontin cantik yang tidak ada dalam opsi pertanyaan Sunghoon tadi.
"Kalau buat Sheren, bagusan yang mana?" tanya Sunghoon lagi.
'Oalah, buat Sheren toh.' batin Celine.
Ada sedikit rasa cemburu ketika mendengar kalimat Sunghoon tadi, tapi Celine tetap memilih kalung yang paling cantik menurutnya untuk memenuhi pertanyaan Sunghoon.
Sunghoon mengikuti pendapat Celine dan langsung membeli perhiasan tersebut.
"Sheren beruntung banget ya, bisa dicintai sama kamu?" lirih Celine tanpa menatap Sunghoon.
"Justru gue yang beruntung disini," ujar Sunghoon. "Gue selalu nyakitin dia tapi dia tetap sabar dan peduli sama gue. Setelah ini, gue gak bakal biarin dia nunggu lama lagi!" lanjut cowok berkulit putih pucat itu.
Kalung itu akan dia berikan pada Sheren saat hari putus mereka, tepat 6 bulan nanti, setelah taruhan itu berakhir. Terhitung seminggu lagi, hari itu akan datang.
Saat hari itu tiba, Sunghoon berencana memutuskan Sheren dan mengajaknya berpacaran saat itu juga dengan serius tanpa adanya ikatan taruhan atau apapun itu.
Tidak munafik, selama 5 bulan terakhir ini Sunghoon benar-benar dibuat jatuh cinta oleh pesona Sheren. Mulai dari parasnya, hingga sifatnya yang sulit Sunghoon temukan di diri manusia lain.
"Gue juga bisa kayak gitu." decih perempuan itu, suaranya sangat kecil hingga tidak didengar siapapun.
...
Disisi lain, ada Sheren yang kini bersama dengan Jay dalam mobil milik cowok itu.
"Itu emang gue," jawab Jay tanpa merasa bersalah.
Entah harus kaget atau merespon seperti apa, Sheren memang sudah menduga dari awal kalau Jay terlibat dalam kejadian tersebut.
"Yang kamu lakuin kemarin itu salah banget Jay! Kamu bisa hancurin dua kehidupan sekaligus. Sunghoon bisa mati dan aku mungkin udah gila karena orang-orang suruhan kamu itu." omel Sheren pada cowok pemilik mata elang itu. Sheren tidak terima karena selama ini dia tidak pernah bermasalah dengan cowok itu.
"Oke, gue minta maaf dan gue juga nyesel udah libatin lo hari itu, tapi lo harus tau ada yang lebih penting dari pada nyalahin gue sekarang!"
Sheren menggeleng kepala tidak percaya mendengar kalimat tadi. Setelah berbuat hal mengerikan seperti kemarin, cowok itu tidak mau disalahkan?!
Sheren terlampau muak dan ingin keluar dari mobil Jay, dia hanya ingin mendengar pengakuan kesalahan dari cowok itu, tapi sepertinya cowok itu tidak ada penyesalannya.
"Kalau gue gak terlibat malam itu, mungkin lo beneran diperkosa sama mereka, Sher!" jawab Jay cepat, sebelum tangan Sheren sempat meraih handel pintu.
Jantung Sheren seperti dipanah dengan kilat, susah payah dia melupakan kejadian itu tapi Jay menyebutnya tanpa beban. Sheren berbalik menoleh pada Jay, matanya sudah tidak bisa menahan bulir bening yang akan keluar.
"Sorry!" jawab Jay cepat setelah menyadari kalimatnya sendiri. "Gue ada alasan nyulik lo hari itu." imbuh cowok itu menahan pergelangan Sheren.
Sejujurnya Jay beneran menyesali perbuatannya menculik Sheren malam itu, namun kalimatnya dalam meminta maaf yang tidak sesuai dan malah menyinggung perasaan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend's | Sunghoon
Teen Fiction⚠️Toxic Area ~16+ Tidak di anggap oleh papanya karena merasa bahwa kematian Mama nya terjadi karena Sheren. "Harusnya kamu yang mati bukan istri saya." Dibenci oleh kakak kandungnya. "Sialan! Hidup lo bisanya cuma nyusahin, mending lo mati aja!"...