Haiii... Hydrangea Love kembali lagi untuk menemani hari-hari kalian..
Akhir-akhir ini aku sibuk banget di real life, jadi jarang update video tiktok ataupun ig. Tapi untuk mengembalikan cerita yang satu ini, gapapa lahh aku sempet-sempetin, demi kalian tercintaa🥰
Btw, HL ini nanti akan slow update banget. Jadi buat kalian yang udah nggak sabar dan penasaran sama kelanjutan ceritanya. Kalian masih bisa order Hydrangea Love yang tersedia di shopee sale novel dan faniicshop_bookstore. Untuk detailnya kalian bisa DM insta aku @psychesweety09
Terimakasih karena sudah menyempatkan waktu untuk mendukung ceritaku ini. Lopyu sekeboon buat kalian semuaa (sekebon juga kayaknya kurang, deh, wkwkwk)
••••
•••
•
••
••••"Jangan di paksa,” lirihku.
Dia mendongak untuk menatapku. Matanya membesar karena terkejut dengan aku yang tiba-tiba balik mencekal tangannya. Maaf, tapi aku sangat takut akan kembali menyesal jika tak menahannya.
"Ayo ikut gue." Tanpa menunggu jawabnya, aku lantas menarik tangannya untuk kubawa pergi dari sesuatu yang ia takuti itu.Entahlah... aku mungkin benar-benar sudah gila. Alih-alih perlakuan yang kuterima dari keluargaku selama ini, kenapa aku justru lebih sakit saat melihatnya menerima perlakuan tak mengenakkan dari orang tuanya?
Sahara juga tak memberontak selama aku membawanya ke tempat tinggalku. Setelah memasuki apartemen itu, aku mencari handuk bersih yang sekiranya bisa ia pakai, juga beberapa kaos dan celana milikku—karena memang aku tak punya barang milik perempuan.
"Badan kamu basah semua. Mandi dulu, gih." Aku menyerahkan sepasang itu padanya yang kemudian dibalas dengan tatapan menyelidik olehnya. Tatapannya seolah menelanjangiku dari atas sampai bawah.
"Kenapa? Nggak mau mandi?" tanyaku.
Namun pandangannya masih jelas terpaku padaku. Aku mendekatinya, lantas dengan kedua tanganku. Aku mengingatkan ujung handuk yang sudah lebih dulu kutelungkupkan di atas kepalanya. Sehingga saat ini, tampilannya seperti tokoh Masha dalam kartun Masha and The Bear. Aku mengacak rambutnya yang berbalut handuk itu pelan, dan memberikan senyum termanisku padanya.
"Atau mau gue mandiin?" lanjutku.
Matanya membola. Detik berikutnya tangannya sudah terayun untuk memukulku. Namun dengan kekuatan refleks yang kumiliki aku menangkap tangannya.
"Eitts... Gue nggak bakal kena lagi—sshh..."
Ah... sial! Aku sama sekali tak memperkirakan jika kakinya akan ikut melayang padaku. Setelah melakukan kekerasan seperti itu, dia lantas pergi menuju kamar mandi.Aku menatap punggungnya yang terlihat kecil dari belakang. Aku sudah terbiasa menatap punggung seseorang. Sampai tak pernah sedikit pun ada pikiran untuk mengharapkan seseorang berbalik menghampiriku. Tapi kali ini... untuk pertama kalinya, aku mengharapkan bahwa suatu hari nanti pemilik punggung yang kini kutatap dapat berbalik untuk melihatku.Setidaknya sekali saja, aku tak apa. Tak apa, karena impianku berhasil terkabul.
Aku mengeluarkan kanvas yang baru saja kubuat di sekolah tadi untuk memperbaiki bagian yang sedikit menghitam karena hampir terbakar. Selepas itu, kembali kubiarkan terpajang pada easel untuk mengeringkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] Hydrangea Love | [TERBIT]
Teen Fiction❗Pemberitahuan❗ Cerita ini adalah spin-off dari novel pertama berjudul "KENANGA(N)" yang juga masih banyak sekali kekurangan. Meski sudah diterbitkan cerita ini masih perlu revisi lagi kedepannya. Tidak disarankan untuk membaca cerita ini sebelum r...