12.

1.7K 163 16
                                    

Halooo😲

Aku habis bimbingan tadi siang, dan minggu ini akan super hectic sepertinya~

Sebelum aku menghilang buat bikin revisian dan bimbingan lagi, aku update untuk kalian, xixi

Suka, gak? Suka dong!

Btw, aku baru liat kalo cerita ini tembus rank #1 haechan

Gilsss, kalian keren banget deh!!

Janlup tinggalin votment, yawww

Makasih udah cinta sama Abang dan Adek

Piriding~

Kalau manusia ada plus dan minus dalam tingkah laku, sepertinya Haechan hanya memiliki bagian minus saja. Atau, paling tidak itu yang akan orang-orang percayai jika Jaehyun yang menjadi narator kisah hidup Haechan.

Seperti drama yang tidak memiliki ujung, kalimat Haechan tentang melepaskan Lisa sepertinya hanya bualan semata. Dan kenyataannya adalah Haechan saat ini bahkan sedang merancang rencana gila untuk mendapatkan hati pujaannya. Dia masih mengincar Lisa yang menurutnya cantik.

Hari ini Haechan berangkat sekolah dengan Jaemin, sesuai rencana mereka kemarin. Jaehyun tadinya menolak, tidak membiarkan Haechan berangkat mengendarai motor seorang diri. Tapi apalah omongan Jaehyun saat ibu mereka yang memberikan izin. Jaehyun tidak lagi memiliki alasan untuk mencegah adiknya.

Berhasil melewati Jaehyun, Haechan dan Jaemin berangkat lebih awal. Mereka memang hanya berangkat, tidak berpikir aneh untuk menongkrong di suatu tempat terlebih dahulu.

Haechan tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya, mengingat bagaimana dia beradu argumen dengan Jaehyun tadi pagi. Dia sangat senang bisa mengalahkan Jaehyun. Menurutnya, itu sesuatu yang langka. Jaehyun itu protektif berlebihan pada Haechan, melebihi ibu mereka. Kalau begini terus, lama-lama kebebasan yang Haechan mau pasti terbuka pintunya.

"Kayaknya, jalan gue buat bisa mandiri semakin terbuka lebar deh!" ujar Haechan pada Jaemin.

Jaemin yang lagi asik menyontek PR matematika milik Haechan menoleh sekilas, mendengkus geli mendengar ucapan temannya itu. "Kayak lagi perang aja lo," cibirnya.

"Ini emang perang tahu! Jaehyun tuh udah semena-mena sama gue selama ini!" Haechan menjadi lebih menggebu-gebu sekarang. "Gue harus bisa melepaskan diri dari penjajahan yang Jaehyun lakuin."

"Njir, kayak apaan aja lo!" jaemin tidak lagi bisa menahan tawa. Haechan terlalu sering menonton drama televisi sepertinya.

"Pokoknya, gue sudah selangkah lebih maju buat lepas dari jeratan Jaehyun sekarang!" Haechan berucap, semakin merasa yakin.

Jaemin hanya menggeleng pelan, kembali fokus pada bukunya. Dia tidak akan membantah kalimat Haechan, karena PR matematika kali ini sialan sulitnya. Jika Jaemin berani mendebat, bisa saja Haechan meminta paksa bukunya nanti.

"Jeratan apa? Ngomong apa lo, manggil gue nggak ada embel-embel abang? Udah merasa gede, hah? Gede juga tetep nggak sopan manggil abang seenaknya kayak gitu."

"Mampus!" desis Jaemin.

Sekeras apa pun berusaha untuk tidak menoleh, kepala Jaemin tetap saja terarah ke pintu. Jaehyun berdiri di sana dengan kedua tangan terlipat di depan dada, menatap lurus ke arah mereka—atau mungkin fokusnya adalah Haechan. Jaemin saja sudah bergidik ngeri melihat tatapan Jaehyun, apalagi Haechan yang menjadi objeknya.

Mampus! Mampus!

Perang dunia ketiga dimulai ini, mah! Mampus!

Kepala Jaemin seperti penuh sama kalimat-kalimat itu.

"A—abang," gugup Haechan. Dia tidak menyangka abangnya akan datang ke kelasnya. "Ngapain ke sini?" tanya Haechan setelah berdehem pelan. Jujur saja, dia takut kalau Jaehyun marah.

"Tadinya mau pastiin lo sampai ke sekolah masih utuh apa enggak, tapi keknya lo udah ngerasa gede, udah ngerasa nggak butuh gue lagi!" Jaehyun berucap dalam satu tarikan napas, jelas sekali jika dia tengah kecewa sekarang. Jaehyun kecewa sama Haechan.

"Iya, Chan, lo bener, gue udah over banget sama lo selama ini. Dah lah, kayaknya gue memang nggak pantes buat kasih perhatian ke lo. Gue nggak bakalan larang-larang lo lagi, dan semua akibatnya bisa lo tanggung sendiri. Lo udah gede, 'kan? Udah bisa urus diri sendiri!"

Kaaannn... Jaehyun bahkan langsung pergi tanpa menoleh lagi setelah berucap. Jaehyun tidak merasa harus menunggu reaksi adiknya.

Haechan menatap cemas ke arah Jaemin. "Dia marah, ya?"

Bahkan di saat-saat seperti ini, rasanya Jaemin ingin menggeplak kepala Haechan dengan kasar. Apa, sih, yang ada di kepala cowok itu? Haechan lola atau cuma pura-pura tidak paham?

"Menurut lo?" Jaemin mendesis pelan.

"Dia marah," cicit Haechan. "Gue harus kejar nggak, nih? Gue takut."

"Kejar kalo lo tahu kesalahan lo di mana. Kalau lo ngejar dia tanpa tahu letak kesalahan lo, itu percuma banget. Yang ada malah masalahnya makin runyam, kalian bisa makin jauh nanti."

Haechan terdiam. Jaemin benar, dia tidak tahu letak kesalahannya. Dia juga tidak merasa bersalah sama sekali, karena Haechan merasa semua yang dia ucapkan itu benar. Tapi, Haechan juga tahu kalau dia tidak mengejar Jaehyun sekarang, mungkin abangnya itu akan lebih jauh lagi untuk diraih.

"Gue ... gue mau kejar Jaehyun dulu!" seru Haechan, berlari hingga tersandung pinggiran meja. Beruntung dia tidak terjatuh. Haechan meninggalkan Jaemin sendirian di dalam kelas.

Jaehyun masih belum jauh dari kelas. Haechan meraih tubuh kakaknya, memeluk dari belakang. Beruntung sekali sekolah masih sepi, tentu karena sekarang masih pukul setengah tujuh kurang. Jika tidak, mungkin keduanya akan malu.

"Maaf," ucap Haechan dengan suara bergetar. "Abang, jangan diemin Adek. Adek minta maaf."

Jaehyun menarik napas panjang. "Enggak. Lo nggak salah. Lo bener, kok. Dan lo harus mulai berusaha sendiri sekarang. Kalau lo terpaku sama gue terus, lo nggak akan ngerti apa-apa."

"Abang marah."

"Gue ngasih kebebasan buat lo, bukannya marah. Itu kan yang lo mau?" Jaehyun melepaskan tautan tangan Haechan. "Good luck!" ucapnya sebelum kembali melangkah.

Dan Haechan, dia sama sekali tidak dapat mengerti. Tidak paham akan keinginannya dan juga apa yang ada dalam pikiran Jaehyun. Apa yang Jaehyun rencanakan sekarang?

...

TBC

Btw, aku bikin cerita perbayikan. Kalau kalian mau mampir, cek aja book "Echan and Friends".

Aku ada banyak simpanan book bayik. Kalo kalian tertarik, nanti aku mulai posting-posting, heuheu

Bantu bagiin ke temen-temen kalian juga, ya, biar makin banyak yang kenal sama akun "CIKININI"

Yang belum polo, bisa dipolo juga, yaawww. Biar gak ketinggalan cerita dari akun akuuu.

Oke, naiceuu dream~

BrotherHot•√ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang